Amalan Sunah di Bulan Syawal – Bulan syawal memiliki banyak keutamaan amalan yang dapat kita amalkan sebagai umat muslim. Seperti halnya puasa enam hari, beri’tikaf, silaturahmi, memperbanyak ibadah dan bersedekah.
Setelah menyelesaikan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, masuklah bulan Syawal. Tentunya setelah selesai berpuasa pun, ada berbagai amalan yang bisa umat Islam lakukan selama bulan Syawal ini.
Seperti yang kita pahami sebelumnya, selain satu hari pada bulan syawal menjadi pengecualian untuk tidak boleh melakukan puasa pada hari tersebut. Hari tersebut pada tanggal 1 syawal, yang mana orang menyebutnya sebagai hari kemenangan setelah 30 hari mengamalkan puasa ramadan. Seorang muslim dapat menikmati banyak keistimewaan lain yang hanya terdapat di bulan Syawal.
Mulailah puasa Syawal selama 6 hari dan tingkatkan ibadah tanpa relaksasi bahkan setelah Ramadhan selesai. Selain kedua hal tersebut, amalan sunnah apa lagi yang menjadi anjuran di bulan Syawal? Temukan jawabannya pada penjelasan di bawah ini!
Berbicara tentang amalan sunnah di bulan Syawal, sebagian umat Islam anjuranya melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari. Namun, selain amalan tersebut, masih ada berbagai amalan sunnah yang bisa umat Islam lakukan di bulan Syawal. Simak poin-poin di bawah ini!
1. Puasa Syawal selama 6 hari
Amalan sunnah pertama yang dianjurkan bagi umat Islam adalah puasa Syawal selama 6 hari. Hal ini tentu tidak termasuk dengan hari pertama pada bulan Syawal yang mana merupakan hari merayakan Idul Fitri. Umat Islam dapat mulai mengamalkan puasa syawal pada hari ke 2 Syawal dan seterusnya.
banyak yang mempertanyakan, bolehkah puasa Syawal berselang-seling? atau tidak berturut-turut dan melakukannya di pertengahan bulan Syawal?
Jawabannya iya, boleh!
Kita dapat melakukan Puasa Syawal di awal, pertengahan, atau akhir bulan tergantung pada keadaan yang paling menguntungkan. Namun, sebagai anjuranya adalah dapat melaksanakan amalan ini sesegera mungkin, hal ini untuk menghindari menstruasi mendadak ataupun hambatan lain bagi wanita.
Puasa Syawal juga tidak perlu harus 6 hari berturut-turut. Artinya, seorang muslim boleh bergantian melakukan puasa di bulan Syawal ini, sesuai dengan kemampuannya. Namun tetap sebagai anjuranya dapat untuk segera dilakukan.
Agar sahabat bersemangat menjalankan puasa Syawal ini, berikut beberapa manfaat, hikmah dan keutamaannya:
a. Nilainya sama dengan pahala puasa setahun
Oh, sempurnanya ibadah puasa di bulan Ramadhan
Berhasilnya menyelesaikan puasa Syawal bisa menjadi tanda diterimanya ibadah di bulan Ramadhan oleh Allah SWT
b. Bentuk Islam menjaga keberlangsungan ibadah
Sebuah bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Allah atas terpenuhinya bulan suci Ramadhan dan Syawal yang penuh dengan kemenangan.
c. Agar pencernaan Anda tetap sehat selama bulan Syawal
Pada bulan ini biasanya terdapat banyak makanan ringan dan makanan, untuk mendukung metabolisme tubuh dengan meningkatkan imunitas agar tidak mudah terserang penyakit virus dan bakteri.
Berpuasa Syawal selama 6 hari, seorang muslim dapat meraih berbagai hikmah dan keutamaan seperti poin-poin di atas. Tentu saja, ini adalah anugerah dari Tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Jika sahabat merasa tidak bisa melakukannya di awal bulan Syawal karena takut menyinggung beberapa tuan rumah yang menawarkan makanan. Sahabat bisa melakukannya di pertengahan Syawal. Dan jika masih ada kendala, sahabat bisa melakukan Amalan Sunan ini di akhir bulan Syawal.
2. Lakukan pernikahan di bulan Syawal
Mungkin banyak orang yang bertanya-tanya kenapa banyak orang menikah di bulan Syawal? Hal ini sangat wajar karena salah satu bulan surya Syawal akan menggelar acara pernikahan.
Maka tak heran lagi jika banyak umat Islam yang melangsungkan pernikahan setelah perayaan Idul Fitri.
Tidak boleh menikah pada hari apapun atau hari apapun ketika masih dapat melakukannya di bulan Syawal. Menikah pada bulan Syawal termasuk dalam amalan sunnah karena berdasarkan pada hadits berikut:
“Rasulullah SAW menikahkanku di bulan Syawal dan menghabiskan malam pertama bulan Syawal bersamaku. Mana istrinya yang lebih perhatian dariku?”
(HR. Muslim, An Nasa’i)
Namun, hal ini tentunya juga harus menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada. Karena menikah saat Idul Fitri mungkin bukan pilihan yang tepat. Karena bagi sebagian besar umat Muslim umumnya masih saling bersilaturahmi satu sama lain.
3. Memberikan keramahan
Ketika bulan Syawal tiba, banyak umat Islam di seluruh dunia yang menantikan untuk menyambut hari kemenangan ini.
Masyarakat menyiapkan jajanan dan aneka makanan, pakaian terbaik untuk membuat aula semenarik mungkin.
Hal ini terjadi karena umat Islam saling mengunjungi saat Idul Fitri tiba pada tanggal 1 Syawal untuk menjaga silaturahmi atau mempererat tali persaudaraan.
Islam sendiri menganjurkan pemeluknya untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama. Meski kumpul-kumpul itu baik setiap saat, namun berkumpul pada saat bulan Syawal tiba lebih menjadi anjuran. Begitu banyak kebaikan yang terkemas dengan percakapan dan tawa selama kunjungan.
Dosa kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja hilang ketika kita saling meminta maaf. Tentu saja, hal-hal seperti itu adalah saat-saat yang menghangatkan dan menghangatkan hati sekaligus merasa lebih tenang.
4. Menyanyikan bacaan takbir
Tentu saja, selain berkumpul, melantunkan kalimat takbir menjadi amalan yang begitu gencar ketika bulan Syawal tiba.
Setelah bulan Ramadhan berakhir, pada malam sebelum datangnya Syawal pertama, beberapa umat Islam dari berbagai penjuru membaca Takbir.
Inilah salah satu keistimewaan bulan Syawal yang mana umat Islam berkumpul dan bertakbir bersama-sama dengan penuh suka cita.
Bacaan takbir sendiri termasuk ke dalam ibadah yang menjadi anjuran karena bacaan tersebut mengandung kalimat dzikir kepada Allah SWT.
Terserah, bagi seorang muslim yang tidak absen dan masih memiliki kemampuan Allah SWT, ucapkan takbir sebanyak-banyaknya sesuai anjuran di atas, kapanpun dan dimanapun.
Tentu saja, hal ini menjadi pengecualian apabila seorang muslim berada di tempat yang tidak pantas seperti kamar mandi.
5. I’tikaf di bulan Syawal
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan di bulan Syawal adalah selalu melakukan I’tikaf atau berdiam diri di masjid. Tentu saja, yang dimaksud dengan diam bukanlah secara eksplisit hanya diam tanpa melakukan hal semacam itu.
I’tikaf di masjid dapat dilakukan dengan melakukan sholat wajib dan matahari, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dll. Sesuai dengan perbuatan tersebut, I’tikaf Allah SWT harus didekati.
Perbuatan ini merupakan sesuatu yang disunnahkan di bulan Syawal ketika seorang muslim merasa tidak mampu melakukannya di bulan Ramadhan. Hal ini karena I’tikaf dilakukan begitu sering bahkan selama Ramadhan, terutama pada malam-malam terakhir bulan suci.
Begitulah beberapa hal yang menjadi beberapa amalan yang menjadi sunah di bulan Syawal. Semoga bermanfaat sahabat!
Editor: Dompet Dhuafa Jogja