Kurang dan sulitnya mencari tenaga pengajar di daerah pelosok. Dengan penuh tekad Pak Arif memutuskan untuk mengapdikan diri menjadi seorang guru di sebuah Sekolah Dasar. Bangku dimana beliau menimba ilmu itu telah menyadarkannya bahwa ilmu adalah jembatan segalanya.
19 tahun mengapdi sudah terlewati, meski kecil bagi Pak Arif setiap langkah adalah seuntai doa, sebuah janji pada dirinya sendiri untuk membawa mimpi anak - anak yang harus diperjuangkan.
Kelas kecil berdinding kayu, kurangnya ruang kelas membuat Pak Arif tak patah arang untuk terus mengajar. Walaupun terkadang mengharuskan pak Arif dan anak - anak berpindah tempat untuk belajar.
Dibalik profesinya sebagai guru beliau terus berjuang dalam menjalani hari - harinya, dengan penuh tanggung jawab menjadi seorang bapak dan kepala rumah tangga pak Arif disela - sela mengajar selalu menyibukan diri dengan berkebun, berharap menjadi sebuah penghubung dalam merajut asa.
Sahabat sungguh besar perjuangan seorang guru terutama di daerah pelosok. Dibalik tantangan mengajar, mereka adalah pematik asa yang membuat huruf - huruf sederhana menjadi jendela masa depan. Semoga kebaikan yang sudah terjut ini memberikan keberkahan serta menjadi pahala jariyah hingga yaumul akhir nanti.
Mari terus dukung para guru honorer di daerah pelosok untuk terus berdaya bersama Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Belum ada Fundraiser