Makna Taubat Nasuha di Bulan Ramadhan

Makna Taubat Nasuha di Bulan Ramadhan

Makna Taubat Nasuha di Bulan Ramadhan – Bulan Ramadhan bisa menjadi momentum untuk kita mulai merenungi diri, memperbaiki diri, dan bertaubat. Taubat yang dilakukan alangkah baiknya termasuk taubat nasuha.

Mengenai taubat nasuha, telah Allah SWT sampaikan melalui firmannya pada QS. At-Tahrim ayat 8 yakni, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa. Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kita untuk bertaubat dan secara spesifik menyebutkan taubat nasuha.

Taubat nasuha merupakan taubat yang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan tulus dari hati. Hal ini berarti apabila seseorang melakukan taubat dengan ikhlas, hanya semata-mata untuk Allah, jujur dalam taubatnya, mengakui perbuatan dosa-dosanya,  serta bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya, maka taubat itu merupakan taubat nasuha.

Allah SWT pun senantisa menerima taubat hamba-Nya dengan terbuka. Hal ini Allah SWT firmankan dalam QS Al-Baqarah ayat 222 yang artinya, “… Sesungguhnya Allah menyukai orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.

Taubat nasuha memiliki makna yang sangat penting di bulan Ramadhan. Selama bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, termasuk di antaranya adalah meningkatkan kualitas taubatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan merenungi dosa-dosa yang telah kita perbuat selama setahun terakhir dan memohon ampun secara sungguh-sungguh kepada Allah SWT.

Baca Juga: Sedekah Menolak Bala, Keajaiban Sedekah Tak Banyak Orang Tau!

Makna Taubat Nasuha

Taubat nasuha juga dapat diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadhan. Contohnya, seseorang yang mungkin sering menggunakan kata-kata kasar atau melakukan perilaku buruk lainnya dapat menggunakan kesempatan Ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri dan berhenti dari kebiasaan buruknya.

Selain itu, taubat nasuha juga mengajarkan kita untuk senantiasa berintrospeksi dan merenungi kehidupan. Dengan menginstrospeksi diri, seseorang dapat melihat kelemahan dan kekurangan dalam dirinya sendiri sehingga dapat melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik.

Dalam rangka memperoleh makna taubat nasuha yang lebih dalam pada bulan Ramadhan, kita dapat melakukan berbagai hal seperti meningkatkan kualitas ibadah, memperbanyak dzikir, berdoa, dan membaca Al-Quran. Kita juga dapat memperkuat taubat nasuha dengan meminta bantuan Allah SWT melalui berbagai amalan kebaikan.

Maka, taubat nasuha memiliki makna yang sangat penting di bulan Ramadhan. Selain sebagai upaya memohon ampun atas perbuatan dosa-dosanya, sebagaian mengartikan taubat nasuha juga sebagai upaya memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadhan. Dengan melakukan taubat nasuha secara sungguh-sungguh, kita dapat memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, juga memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini, marilah kita memperbanyak ibadah dan taubat nasuha. Tidak ada yang lebih indah dan bermakna di bulan Ramadhan selain taubat nasuha. Taubat nasuha membawa manfaat yang besar bagi diri kita sendiri dan juga bagi umat Muslim secara keseluruhan.

Semoga kita semua Allah SWT beri kekuatan dan kemampuan untuk melakukan taubat nasuha dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadhan ini. Dan semoga kita semua Allah SWT beri keberkahan, keselamatan, serta kesehatan selama bulan Ramadhan.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

SEDEKAH SEKARANG!

Tips Khatam Al- Quran di Bulan Ramadhan, Yuk Simak!

Tips Khatam Al- Quran di Bulan Ramadhan, Yuk Simak!

Tips Khatam Al Quran di Bulan Ramadhan – Bulan Al Quran menjadi sebutan yang ditujukan kepada bulan Ramadhan. Salah satu kemuliaan bulan Ramadhan terletak pada Al-Quran, yakni bulan yang menjadi waktu turunnya Al-Quran.

Salah satu amalan penting selama bulan Ramadhan adalah membaca Al-Quran dan berusaha mengkhatamkannya. Bahkan, selama bulan Ramadhan para Salafush Shalih memfokuskan amalannya pada Al-Quran.

Hal ini terlihat dari bagaimana kebiasaan yang dicontohkan para Salafush Shalih ketika memasuki bulan Ramadhan, seperti Imam Malik yang meninggalkan majelis ilmu dan memperbanyak membaca Al-Quran, Imam Syafi’I yang dapat mengkhatamkan Al-Quran 30 kali tiap bulan dan 60 kali di bulan Ramadhan, Imam Sufyan Ats-Tsauri yang meninggalkan seluruh ibadah sunnah kecuali membaca Al-Quran, dan berbagai contoh lainnya.

Bukan berarti para Salafush Shalih tidak melakukan amalan lainnya, akan tetapi mereka mengurutkan prioritas amalan yang dapat dilakukan. Dan membaca Al-Quran menjadi amalan sunnah dengan prioritas tinggi untuk dilakukan sehingga amalan sunnah lainnya dikurangi dan digantikan dengan membaca Al-Quran. Begitulah utamanya amalan membaca Al-Quran di bulan Ramadhan.

Para Salafush Shalih bisa mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu yang sangat singkat, salah satunya adalah karena mereka mendapatkan karomah dari Allah SWT. Lantas bagaimana dengan kita?

Tips Khatam Al- Quran di Bulan Ramadhan

Kita juga sebaiknya terus membaca Al-Quran di bulan Ramadhan ini dan setidaknya dapat mengkhatam Al-Quran satu kali. Berikut ini akan dibahas beberapa tips khatam al quran di bulan ramadhan yang dapat dilakukan.

Membuat Target Sesuai dengan Kemampuan

Setiap orang memiliki kemampuan dan kesibukan yang berbeda-beda. Kita perlu memperhatikan bagaimana kemampuan kita dalam membaca Al-Quran sebelum menentukan target khatam selama bulan Ramadhan. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan apa saja amanah dan kesibukan kita sehingga kita dapat menentukan target yang realistis.

Setelah mengetahui kemampuan kita, kita perlu menentukan target berapa kali kita akan kita mengkhatamkan Al-Quran dan berapa banyak jumlah yang akan kita baca dalam sehari. Target ini menjadi manifestasi dari tujuan ke depan sehingga kita bisa lebih fokus dan tahu prioritas kita secara sadar penuh.

Berikut ini adalah contoh target yang bisa menjadi referensi dengan mushaf Al-Quran yang digunakan adalah setiap 1 juz terdiri dari 10 lembar.

  • Khatam 1 kali → 1 juz/hari, 2 lembar di setiap waktu sholat
  • Khatam 2 kali → 2 juz/hari, 4 lembar di setiap waktu sholat
  • Khatam 3 kali → 3 juz/hari, 6 lembar di setiap waktu sholat
  • Khatam 4 kali → 4 juz/hari, 8 lembar di setiap waktu sholat
  • Khatam 5 kali → 5 juz/hari, 10 lembar/1 juz di setiap waktu sholat

Target tersebut dapat diuraikan sehingga disetiap waktu sholat kita bisa membiasakan membaca Al-Quran, baik sebelum dan/atau sesudah sholat fardhu.

Manfaatkan Waktu

Membaca Al-Quran tidak melulu terpaku pada waktu sholat fardhu yang kita lakukan. Namun, kita bisa memanfaatkan waktu-waktu yang ada seperti waktu antara adzan dan iqomah, menunggu waktu berbuka, waktu istirahat siang, waktu menunggu makanan siap, dan lain sebagainya.

Selain itu, membaca Al-Quran juga bisa kita lakukan di waktu-waktu yang makruh untuk tidur sebagai salah satu bentuk upaya kita menahan kantuk. Waktu-waktu yang tersebut antara lain setelah sholat subuh, setelah masuk waktu ashar, dan sebelum sholat isya.

Bahkan, berusaha untuk beribadah seperti mengaji dan berdzikir kepada Allah sesudah sholat subuh memiliki keutamaan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah. Hal ini pernah Rasulullah SAW sampaikan melalui sabdanya yang mana oleh Imam Tirmidzi riwayatkan yakni, “Barang siapa mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit kemudian mengerjakan sholat dua rakaat, maka pahala sholat itu baginya seperti pahala haji dan umrah”.

Oleh karena itu, bacalah Al-Quran di waktu-waktu yang kosong atau pun di waktu-waktu yang makruh untuk tidur sehingga pahala yang kita dapatkan insyaAllah berlimpah.

Perhatikan Jadwal dan Masa Menstruasi Bagi Wanita

Bagi seorang wanita yang telah mencapai kedewasaan atau baligh, tentu harus menyesuaikan strategi yang di buat untuk mengkhatamkan Al-Quran karena akan ada waktu yang mana wanita libur dan tidak boleh membaca Quran.

Bagi seorang wanita dapat menyesuaikan targetnya dengan menghitung berapa hari perkiraan ia dapat berpuasa dan membaca Al-Quran. Kemudian, dari jumlah hari tersebutlah buat target jumlah lembar atau juz di setiap harinya yang harus selesei baca. Supaya target khatam di akhir bulan Ramadhan tercapai. Biasanya, jumlah lembar atau juz yang terbaca setiap harinya akan lebih banyak jika membandingkan dengan mereka yang tidak ada halangan untuk berpuasa.

Terapkan Reward dan Punishment

Salah satu kebiasaan kurang baik yang muncul ketika memasuki bulan Ramadhan adalah bermalas-malasan. Jika kita termasuk ke dalam orang yang memiliki kebiasaan ini. Cobalah untuk membuat komitmen pada diri sendiri dan menerapkan sistem reward (hadiah) dan punishment (hukuman) kepada diri sendiri.

Sistem reward dan punishment yang dapat sahabat terapkan untuk menstimulasi diri agar memiliki semangat untuk mencapai target yang telah di buat. Dengan begini, kita bisa menyesuaikan dan mencapai target kita sesuai dengan peraturan yang kita buat sendiri. Reward dan punishment yang sahabat terapkan tidak perlu sesuatu yang besar, melainkan cukup dengan hal sederhana. Seperti halnya reward berbuka puasa dengan makanan yang enak dan memberikan punishment yang sebaliknya.

Membaca Al-Quran adalah amalan sunnah yang utama di bulan Ramadhan sebagaimana contoh yang para Salafush Shalih berikan. Mengkhatamkan Al-Quran menjadi tujuan yang mulia dan dapat memberikan banyak manfaat dan pahala. Semoga tips tersebut dapat menjadi referensi untuk menyusun strategi mengkhatamkan Al-Quran. Semoga Allah SWT memberi kita kemudahan dan keberkahan selama bulan Ramadhan untuk mencapai tujuan mengkhatamkan Al-Quran.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

SEDEKAH AL QURAN SEKARANG!

Waktu Mustajab Untuk Berdoa di Bulan Puasa, Nomer 2 Sering Diabaikan!

Waktu Mustajab Untuk Berdoa di Bulan Puasa, Nomer 2 Sering Diabaikan!

Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Puasa – Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Kita mengetahui bahwa untuk meminta keberkahan dan ampunan dari Allah SWT salah satunya adalah dengan berdoa.

Berdasarkan QS Ghafir ayat 60 beserta hadits lainnya, Allah SWT akan mengambulkan doa hamba-Nya atau akan memberikan kebaikan di hari kiamat atau Allah SWT akan sengaja tidak mengabulkan dan menggantikannya dengan yang lebih baik agar hamba-Nya terhindar dari akibat yang buruk. Hanya ada tiga pilihan dari doa yang kita panjatkan. Maka, kita sebagai hamba, tentu harus terus berusaha dan berdoa, serta melaksanakan seluruh perintah dan mengindari larangan-Nya sebagai bentuk ikhtiar agar doa kita dapat terkabulkan.

Allah SWT memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda. Antara lain terdapat waktu-waktu yang sangat baik untuk berdoa, yang mana pada waktu tersebut doa akan mudah terkabulkan oleh Allah SWT. Waktu tersebutlah waktu yang mustajab.

Terlebih di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan, akan sangat disayangkan jika kita melewati waktu mustajab di bulan ini. Berikut ini akan kita bahas waktu-waktu mustajab untuk berdoa yang khusus ada di bulan Ramadhan.

Waktu Mustajab di Bulan Ramadhan

1. Waktu Sahur

Sahur adalah sunnah yang sering kita lakukan selama bulan Ramadhan. Di waktu ini kita akan mempersiapkan diri untuk berpuasa sepanjang hari. Tidak hanya menjadi waktu untuk mempersiapkan diri, waktu ini juga menjadi waktu yang tepat untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena waktu sahur termasuk ke dalam waktu yang mustajab.

Ibnu Hajar pernah menjelaskan maksud dari suatu hadits Shahih Muslim dengan mengatakan, “Doa dan istighfar di waktu sahur adalah diijabah (dikabulkan)”. Ini juga diperkuat dengan firman Allah SWT pada QS Ali Imran ayat 17 yaitu “Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur”.

Oleh karena itu, di waktu yang mustajab ini, hendaknya kita berdoa agar amalan puasa kita Allah SWT terima, Allah beri kekuatan, dan dapat memanjatkan doa-doa lain yang kita inginkan. Jangan sampai kita sibukkan diri di waktu sahur dengan aktivitas makan saja. Sempatkan diri untuk melakukan sholat malam dan berdoa.

Apabila kita berada dalam peran yang mengharuskan diri menyiapkan sahur, maka jangan biarkan pikiran dan mulut kita kosong dan diam, isilah dengan dzikir dan doa kepada Allah SWT agar waktu mustajab ini dapat termanfaatkan dengan baik.

Sepanjang Berpuasa

Setelah kita melakukan sahur, kita akan berpuasa hingga waktu berbuka. Ternyata sepanjang kita berpuasa hingga berbuka juga menjadi waktu yang mustajab untuk berdoa. Hal ini sebagaimana yang pernah Rasulullah SAW sampaikan, yakni “Ada 3 golongan yang doanya tidak tertolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi” (HR. Ahmad).

Oleh karena itu, sebaiknya kita berdoa kepada Allah selama kita berpuasa, atau setidaknya jangan lupa untuk selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT di setiap sholat 5 waktu yang kita kerjakan di bulan Ramadhan.

Waktu Berbuka Puasa

Berbuka puasa menjadi waktu yang setiap orang berpuasa nanti-nantikan. Namun, di waktu ini terkadang kita lalai karena terfokus pada santapan ketika berbuka. Padahal waktu berbuka puasa juga menjadi waktu yang mustajab untuk berdoa.

Hal ini juga pada Rasulullah SAW jelaskan pada sabdanya yaitu, “Sesungguhnya orang yang berbuka puasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka” (HR. Ibnu Majah). Disebutkan juga bahwa doa seseorang yang berbuka puasa mudah untuk dikabulkan karena orang tersebut telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan dirinya.

Oleh sebab itu, ketika waktu berbuka puasa, kita jangan sampai lupa diri dan langsung menyantap setiap hidangan yang tersaji. Luangkanlah waktu untuk berdoa sejenak saat berbuka puasa.

Saat I’tikaf

I’tikaf menjadi suatu amalan sunnah yang banyak orang lakukan ketika 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan niat dan melakukan kegiatan amalan lainnya hingga qiyamulail.

Saat i’tikaf, terdapat waktu yang mustajab untuk berdoa yakni di sepertiga malam terakhir, sebelum dan sesudah sholat tarawih, serta antara waktu sholat fardhu.

Oleh karena itu, sangat banyak amalan yang dapat kita lakukan selama berdiam diri di masjid. Jangan sampai kita melewatkan waktu-waktu mustajab ini untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan, tiada bandingannya.  Setara dengan kemuliaan 1000 bulan sehingga malam Lailatul Qadar sering disebut sebagai malam 1000 bulan. Malam ini terdapat pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sehingga pada sepuluh hari terakhir, masjid-masjid akan dipenuhi banyak umat Muslim untuk melakukan ibadah sunnah berupa i’tikaf.

Malam Lailatul Qadar juga menjadi salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Hal ini Allah SWT jelaskan pada firmannya yang terdapat QS Al-Qadr ayat 3 dan 4.

“[3] Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan; [4]  Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan”.

Maka, manfaatkanlah sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk banyak beribadah dan berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan keberkahan dan kenikmatan yang berlimpah.

Selain pada waktu-waktu mustajab tersebut di atas, terdapat waktu-waktu mustajab lainnya yang juga menjadi waktu mustajab di luar bulan Ramadhan. Hal tersebut antara lain saat adzan dan iqomah, pada hari jumat, sepertiga malam terakhir, ketika hujan turun. Selain itu pada waktu setelah sholat ashar di hari jumat, dan lain sebagainya.

Dalam memanjatkan doa, kita harus senantiasa menghadirkan hati dan pikiran kita secara khusyuk dan penuh kesadaran. Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas doa kita agar dapat lebih dekat dengan Allah SWT dan terkabulkan doa kita. Semoga kita dapat memanfaat waktu-waktu mustajab ini dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT senantiasa mengampuni dosa-dosa kita dan menerima amalan-amalan kita di bulan Ramadhan.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

SEDEKAH SEKARANG!