Bersedekah Saat Sempit, Mana Yang Lebih Utama?

Bersedekah Saat Sempit, Mana Yang Lebih Utama?

Bersedekah saat sempit atau susah merupakan perbuatan baik yang dianjurkan dalam Agama Islam. Istilah lainnya adalah Jahdul Muqil Atau secara spesifik bisa diartikan secabagi sedekah dari orang yang serba susah dan kekurangan. Pada dasarnya bersedakah dalam keadaan apapun memiliki keutamaan yang besar. Sedikit ataupun banyaknya nilai materi yang disedekahkan bukanlah yang paling penting, namun yang paling penting adalah keikhlasan saat membatu orang lain dengan perbuatan sedekah. Apalagi anjuran bersedekah merupakan salah satu nilai pokok Agama Islam yang tersirat dari Rukun Islam yang ketiga, yaitu zakat.

Dalam Hadist Arbain Annawawiyah yang di susun oleh imam Annawawi, Pada Hadist nomor dua  yang riwayat Umar bin khattab dijelaskan bahwa suatu Ketika nabi di datangi malaikat Jibril yang menyamar menjadi seorang lelaki tanpan dan rapi. Jibril bermaksud mengajar tentang Islam, Iman , dan Ihsan kepada para sahabat dengan metode bertanya. Ketika Jibril bertanya tentang apa itu Islam kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau Brsabda “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,”(HR. Muslim No.8)

Maka dapat dipahami dari hadist diatas betapa pentingnya posisi amalan bersedekah dalam syariat Islam. Meninggalkannya bahkan berakibat fatal dan apabila pelakunya hal itu tidak wajib, maka batallah keimanannya. Secara umum bagi yang melaksakannya dengan ikhlas akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Namun tentu saja ada kebaikan lebih apabila sedekah dilakukan dalam keadaan susah. Karena adalah jihad yang lebih dari kondisi tersebut.

Dalam sebuah hadist Riwayat Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Jawab beliau,

جَهْدُ الْمُقِلِّ

“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An Nasai no. 2526. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)[1]

Poin penting dari Jahdul Muqil adalah seseorang bersedekah dalam keadaan apapun, atau sesusah bagaimanapun, hatinya tetap merasa kaya, merasa qonaah dan cukup dengan semua yang Allah berikan. Keadaan ekonomi yang sulit tidak menjadi halangan dalam membatu sesama. Kondisi miskin bukan menjadi alasan seseorang untuk melakukan kebaikan atau menjadi alasan penghambat untuk bersedekah. Karena ada banyak cara untuk bersedekah kepada orang lain. Tidak mesti memberi dengan nominal yang besar, bahkan dengan tenaga juga merupakan bagian dari sedekah.

Bersedekah di waktu susah atau sempit juga merupakan bukti keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Keimanan seseorang akan terasa lebih di uji saat ia susah dan tak memiliki banyak harta. Kemiskinan dan kefakiran bahkan menjadi ujian yang sangat berat bagi seorang hamba. Banyak sekali seorang hamba yang fakir terjerumus dalam kekafiran akibat kefakiran. Rasulullah mengajakar kita sebuah doa agar terlindung dari kefakiran. Beliau selalu berdoa di akhir setiap shalatnya berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran, kefakiran dan azab kubur.”

Fenomena kemiskinan dan kefakiran membawa mentalitas seseorang pada sebuah ujian kesabaran. Bersedekah pada kondisi tersebut tentunya memiliki tantangan tersendiri, jihad yang lebih dan kesabaran yang di uji. Maka wajar bersedekah disaat sulit memiliki keutamaan lebih dari bersedekah saat tak memiliki halangan apapun. Banyak harta juga tidak bisa dikatakan lapang, kedadaan yang menyulitkan seseorang bersedekahjuga memiliki banyak bentuk selain tentang kemiskinan. Edukasi yang rendah tentang zakat dan minimnya pengetahuan tentang keutamaan bersekah juga meupakan halangan. Kelurga yang anti sosial dan tidak Peka dengan nilai kemanusiaan juga hambatan dalam bersedekah. Seseorang yang bisa melewati semua rintangan dalam bersedekah tentunya memiliki nilai lebih di hadapan Allah Subhana wata’ala.

Bagi seseorang yang tetap bersedekah saat sempit, maka baginya beberapa keutamaan sebagai berikut.:

  1. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda

Dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan bersedekah. Selain itu beberapa ayat juga menjelaskan tentang dilipatgandakan pahala bagi orang yang bersedekah. Antaranya yaitu Firman Allah Subhana Wa Ta’ala:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۝٢٦١

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.( Al-Baqarah · Ayat 261)

Yususf Qordowi dalam Akhlaq Al-Islam menjelaskan tentang keutamaan sedekah, waktu dan caranya. Ia menuaikan bahwa sedekah yang paling uatama adalah yang dilakukan ketikah masa susah atau sempit. Hal ini selaras dengan apa yang tertera dalam sebuah Atsar :

‘Sedekah paling utama adalah yang dilakukan susah payah oleh orang yang berkekurangan. Mulailah dari orang yang engkau nafkahi.” (HR Muttafaq ‘Alaih)

  • Menghapus dosa-dosa kecil

Manusia adalah makhluk penuh dosa dan khilaf. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia akan menghasilkan dosa, baik kecil maupun besar. Dosa besar hanya bisa dihapuskan dengan bertaubat nasuha. Hanya itu caranya. Namun dosa kecil bisa dihapus dengan melakukan amalan-amalan baik yang diperinahkan Allah dan Rasul Nya. Banyak sekali amalan baik yang bisa dilakuakan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil. Diantaranya adalah berinfaq atau bersedekah.

Allah Berfirman dalam Surat Albaqoroh ayat 271:

اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝٢٧١

Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Albaqoroh ayat 271)

Dalam ayat diatas sangat jelas Allah menyampaikan akan mengahpuskan Sebagian dosa-dosa orang yang bersedekah. Yang dimaksud Sebagian kesalahan adalah dosa-dosa kecil.

  • Membuka pintu rezeki

Bagi orang yang bersedkah Ketika susah juga bisa sebagai bentuk washilah Allah membuka pintu Rezeki seseorang tersebut. Pembelanjaan harta terbaik adalah yang dilakukan untuk Allah dan RasulNya. Bersedekah adalah termasuk membelanjakan harta di Jalan Allah. Tentunya keuntungan yang didapat adalah kebahagian Dunia dan akhirat.

Dalam Sebuah hadist yang di riwayatkan Oleh Imam Muslim: ““Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.”

Rezeki yang berikan tidak hanya tentang harta. Tapi bisa juga Kesehatan, kemudahan urusan, kelancaran aktifitas dan lainya.

  • Membekas Pelakunya dari Azab yang Pedih

Pada Poin Ketiga telah di paparkan bahwa sedekah adalah perdagangan menuntuntukan yang menyebabkan pelakukan mendapatkan kelapangan rezeki. Selain itu perdagangan yang menguntungkan ini juga akan membuat pelakukanya terbebas dari pedihnya siksaan apinya neraka.

Dalam Surat As-shof Allah Subahana Wa ta’ala Berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ ۝١٠

تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ ۝١١

Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang (dapat) menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

(Caranya) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

  • Menguatkan iman

Berdekah dikala susah memiliki nilai jihad yang lebih. Tentunya hal itu akan menjadi nilai ujian tersendiri bagi pelakukan. Kesabaran dan ketawakalan menjadi poin penting sedekah bisa dilakukan Ketika masa susah. Maka orang yang bisa tetap meluang rezeki maupun hartanya dikala sempit, hal itu akan menjadi penguat keimanan seseorang tersebut.

Imam An-nawawi menjelaskan dalam kitab Syarh Muslim, 3:86 :

“Sedekah adalah dalil atas kebenaran keimanan seseorang. Itulah mengapa dinamakan sedekah karena menunjukkan jujurnya keimanan seseorang dan bukti kuatnya keyakinannya”

Ketika seseorang telah kuat keimanannya, dan teruji ketaqwaannya kepada Allah. Maka Allah akan mudahkan segala urusannya.

Allah berfirman dalam Surat Attholaq:

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًاࣖ ۝٧

Hendaklah orang yang lapang (rezekinya) memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari apa (harta) yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan Allah (Attholaq ayat 7).


[1] Sumber https://rumaysho.com/5740-sedekah-saat-susah.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *