10 nasehat Ali bin Abi Thalib – Lahir tanggal 13 Rajab tahun 600 M di Makkah, Khalifah ke empat yang berkuasa merupakan sepupu, menantu sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW.
Generasi umat terbaik sahabat Nabi Muhammad SAW, orang – orang yang sangat beruntung karena paling mengetahui dalam memahami ajaran agama Islam serta memiliki tingkat kesalehan tertinggi (salahfusshaleh).
Sejak lahir Ali telah ikut Nabi Muhammad SAW karena pada saat itu Nabi Muhammad SAW belum memiliki keturunan seorang laki-laki. Rasulullah SAW lebih suka memanggil Ali dengan sebutan “Haydar” karena memiliki derajat tinggi di sisi Allah SWT.
Dengan kepribadian serta kemampuan sopan nan cerdas Rasulullah memberikan julukan kepada Ali dengan “ Ali bin Abu Thalib” artinya sebagai gerbang pengetahuan alam. Rasulullah bersabda : “ aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya.”
Selain itu Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa kecerdasan Ali melebihi dari Nabi terdahulu jadi tidak ada pemuda sehebat secerdas Ali. Apabila ingin mengetahui ilmu Nabi Adam, kesalehan Nabi Nuh, pelayanan Nabi Isa, Kesetiaan Nabi Ibrahim maka lihat kecermelangan Ali.
Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal, beliau diangkat sebagai khalifah atau pemimpin para umat islam setelah Abu Bajar Ash-Shiddiq, Umar bin Khttab, dan Utsman bin ‘Affan. Berdasarkan pandangan Sunni, Ali serta ketiga pendulunnya itu masuk kategori Khulafaour Rasidin.
Menurut kalangan Syiah Ali seharunya mewarisi kepemimpinan umat para Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Karena berdasarkan penafsirannya dalam peristiwa Ghadir Khum menyebabkan kepemimpinan dari ke tiga khalifah sebelumnya tidak sah. Namun kalangan Syiah dan Sunni sepakat bahwa Ali bin Abu Thalin memiliki kepribadian saleh dan adil.
Ali merupakan seorang ayah yang memiliki sifat terpuji karena kelemahlembutan serta kesabaranya dalam mendidik Husain dan Hasan. Lalu Ali selalu memberikan nasihat serta hikmah kepada putranya agar memiliki nilai moral serta sebagai panduan hidup bagi mereka.
10 Nasehat Ali bin Abu Thalib
Dalam buku ciptaan Profesor Quraish Shihab dengan judul Anakku, Pelihara Rantai Emas Itu. Menjelaskan bahwa terdapat banyak sifat yang memawariskan kepada putra-putranya serta nasihat untuk putranya.
1. Ali bin Abu Thalib senantiasa menasihati anaknya agar selalu bertakwa kepada Allah, dengan berkata:
“Wahai Anakku, bahwa yang paling kusukai untuk engkau amalkan dari wasiatku ini, adalah bertakwa kepada Allah dan membatasi diri mengamalkan apa yang wajib atasmu, serta meneladani leluhurmu dan orang-orang yang saleh dari keluarga mu,”
Bertakwa kepada Allah merupakan perahu serta lentera dalam orang yang beriman. Dengan takwa dapat menuntun kita agar selamat di dunia maupun di akherat. Karena tanpa dengan adanya takwa di dalam hati manusia maka akan mudah tenggelam di dunia yang penuh intrik, dosa, tipuan sera hawa nafsu. Sehingga takwa adalah sebagai kompas dalam menutup kehidupan manusia.
Ahmad bin Muhammad as -Shawi dalam kitab Hasyiah al-Shawi ala ala Jalalain berkata:
يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو
Artinya: “Wahai anakku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini.
2. Menolong seseorang sedang berhutang.
Sebelum Abi bin Abu Thalib meninggal beliau senantiasa meminjamkan uangnya kepada membutuhkan apabila mereka datang untuk berhutang . Ali berkata:
“Wahai anakku, gunakanlah kesempatan mengutangi siapa beri utang pada saat engkau mampu, agar dia dapat mengembalikan utangnya saat krisis menimpamu. Ketahuilah di hadapanmu terdapat jalan penuh pendakian dan kesulitan, siapa yang ringan bebannya ketika itu lebih baik keadaannya daripada yang berat, yang lambat jalannya lebih buruk dari yang cepat,”.
Hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:
مَنْ مَشٰی فِی حَاجَۃِ اَخِيْهِ الْمُسْلِمِ كَتَبَ اﷲ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَۃٍ سَبْعِينَ خَسَنَۃ وَكَفَرَ عَنْهْ سَبْعيْنَ سَيِّاءۃ
Artinya; “Siapa saja yang berjalan dalam rangka memenuhi hajat saudaranya seorang muslim maka setiap satu langkah akan membalaskannya dengan tujuh puluh kebaikan dan menjauhkannya dari tujuh puluh keburukan.”
3. Janganlah berputus asa atas rahmat Allah SWT.
Karena dalam hidup kita timpa suatu kemalangan atau musibah maka sebaiknya kita tidak boleh berputus asa serta berperangsaka buruk pada Allah. Karena Allah memiliki rencaana baik dibalik semua itu.
“Jangan sekali-kali engkau berputus asa terdorong oleh kelambatan pengabulan-Nya, karena anugerah sesuai dengan niat pemohonnya. Boleh jadi pengabulannya tertunda agar itu menjadikan ganjaran lebih agung bagi pemohon dan anugerah lebih besar buat si pengharap,”
4. Melarang memakan harta haram.
Allah telah melarang untuk memakan harta haram, hal tersebut telah tertuang dalam Al-Quran serta hadist Nabi Muhammad SAW yang antara lainnya adalah dalam surat Al-Baqarah:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dan janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan cara batil dan (dengan) membawanya kepada hakim dengan maksud supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan dosa (yang nyata).” (QS. Al-Baqarah: 188)
5. Jika ada perkataan yang keluar dari hati, maka itu akan berpengaruh dalam hati, namun apabila itu keluar dari lidah, maka itu hanya mencapai telinga saja, tak akan sampai hati.
6. Barang siapa sudah kehilangan keutamaan dari sebuah kejujuran dalam berbicara, maka ia telah kehilangan akhlaknya.
7. Memuji seseorang melebihi dari apa seharusnya berhak di terima maka sama saja dengan “ menjilat”. Namun apabila melalaikan pujian bagi seseorang yang berhak untuk menerimanya merupakan suatu kebodohan.
8. Barang siapa yang memandang dirinya buruk maka ia adalah orang baik. Dan barang siapa yang memandang dirinya baik, maka dia merupakan orang buruk.
9. Jikalau kamu ingin memuji seseorang maka hormatilah orang tersebut. Apabila dia memiliki sebuah karakter baik maka dia akan lebih menghormati kamu. Namun apabila dia adalah seseorang yang memiliki karakter buruk maka dia akan merasa dirinya lebih baik dibandingkan siapa saja yang ada di dedapnnya.
10. Jallinlah hubungan dengan orang yang sudah melupakanmu, maafkanlah dan jangan berhenti untuk mendoakan terbaik untuk orang yang telah kamu cintai.
Itulah pembahasan mengenai 10 nasehat Ali bin Abi Thalib, Seseorang yang memiliki ketakwaan serta ketangguhan luarbiasa dalam mencari ridho Allah, dengan ini kita banyak belajar semoga kita dapat termotivasi untuk selalu beriman serta bertakwa kepada Allah.