Amalan Bulan Rajab Menurut Al Quran, Kamu Wajib Tahu!

Amalan Bulan Rajab Menurut Al Quran, Kamu Wajib Tahu!

Amalan Bulan Rajab Menurut Al Quran – merupakan bulan di antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Syaban. Bulan Rajab, seperti bulan Muharram, adalah bulan suci(haram). Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, sesuai dengan ketetapan Allah, ketika Dia menciptakan langit dan bumi, yang diharamkan empat bulan. empat bulan.” (Lihat di Taubah:
36)

Ibnu Rajab berkata: Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya berputar pada orbitnya. Allah juga menciptakan matahari, bulan, dan bintang, lalu menyebabkan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari sini muncul cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak saat itulah Allah menjadikan satu tahun m,enjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal.

Apakah Anda akan mati seperti ini? Abu Bakroh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

„Dalam setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Antara lain yaitu empat bulan suci (haram). Tiga bulan berturut-turut adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi) Rajab Mudhor adalah antara Jumadil (kepala) dan Sya’ban. (HR Bukhari No.3197 dan Muslim No. 1679)

Empat bulan suci yang relevan adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzul Hijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya, Kamu Wajib Tahu!

Di belakang bulan Haram

Mengapa bulan-bulan ini terkenal dengan bulan suci (haram)? Al Qodhi Abu Ya’la Rahimahullah berkata: namanya bulan suci karena terdapat dua alasan.

Pertama, tersebut haram segala bentuk pembunuhanm pada bulan ini. Orang jahiliyah juga mempercayai hal itu.

Kedua, karena keluhuran bulan tersebut maka larangan perbuatan melawan hukum lebih ditekankan dibandingkan bulan-bulan lainnya. Bahkan saat ini sangat baik untuk dipatuhi.” (Lihat Zaadul Maysir, Tafsir Surat Taubah ayat 36)

Karena saat itu adalah waktu yang sangat baik untuk mengamalkan ketaatan, sebagaimana kaum salafi sangat gemar berpuasa di bulan haram. Sufyan Ats Thauri berkata: “Pada bulan-bulan haram saya sangat suka berpuasa.” (Lath-if Al Ma’arif, 214)

Ibn ‘Abbas berkata, “Allah menetapkan empat bulan itu sebagai bulan terlarang, yang dianggap bulan suci. Melakukan maksiat di bulan ini adalah dosa yang lebih besar, dan perbuatan baik yang dilakukan lebih dihargai.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)

Bulan Haram mana yang lebih penting?

Para ulama berbeda pendapat tentang bulansucimana yang lebih penting.Sebagian ulama mengatakan bahwa bulanRajab lebih utama, begitu pula dari sebagian ulama Syafi’iyah berpendapat. Namun An Nawawi (salah seorang ulama besar Syafi’iyah) dan ulama Syafi’iyah lainnya melemahkan pendapat ini.

Ada yang mengatakan bahwa bulanMuharram lebih penting, sebagaimana kata Al Hasan Al Bashri dan AnNawawimembenarkan pendapat tersebut. Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa bulan Dzulhijjah lebih utama. Demikian pendapat Sa’id bin Jubair dan lainnya, yang juga oleh Ibnu Rajab sampaikan dalam Latho-if Al Ma’arif (hal. 203).

Hukum yang berkaitan dengan bulan Rajab

Ada banyak hukum yang terkait dengan bulan Rajab, ada beberapa hukum yang sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum ini apakah masih berlaku ketika Islam datang. hal itu termasuk larangan berperang pada bulan suci (termasuk bulan Rajab). Para ulama masih membahas atas apakah pendapat itu harus terus terlarang. Sebagian besar peneliti percaya bahwa peraturan itu telah tidak ada. Ibnu Rajab berkata: “Bahkan salah seorang sahabatnya mengetahui bahwa mereka berhenti berperang pada bulan-bulan haram, meskipun ada faktor pendorong padasaat itu. (Lathoif Al Ma’arif, 210)

Sama dengan penyembelihan (pengorbanan).Pada zaman Jahiliyah dahulu, orang menyembelih kurban pada tanggal 10 Rajab dan terkenal dengan sebutan ‘atiiroh atau Rojabiyyah (karena terjadi pada bulan Rajab). Para ulama berbeda pendapat apakah Islam menghapuskan hukum ‘atiiroh atau tidak. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa hukum ‘atiiroh dibatalkan dalam Islam. Hal ini berdasarkan hadits Bukhari Muslim, dari riwayat Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Jangan lakukan lagi faro’ dan atiiroh”.(HR Bukhari no. 5473 dan Muslim no. 1976). Faro’ adalah anak pertama dari seekor unta atau kambing, yang diambil dan dipelihara untuk persembahan pada berhala mereka

Al Hasan Al Bashri berkata,”Tidak ada lagi ‘atiiroh’ dalam Islam.”Atiiroh hanya ada pada masa Jahiliyah. Orang Jahiliyah biasanya berpuasa pada bulan Rajab dan menyembelih “atiiroh” pada bulan tersebut. Mereka melakukan penyembelihan ‘ied’ (hari besar yang berulang) pada bulan ini, dan mereka juga suka makan manisan atau semacamnya. Ibn ‘Abbas sendiri tidak puas menjadikan bulan Rajab sebagai “Idul Fitri”.

“Atiiroh sering diulang setiap tahun sampai menjadi ‘id'(seperti Idul Fitri dan Idul Adha), sedangkan ‘ied (hari raya)Islam hanya Idul Fitri, Idul Adha dan Tasyriq. Dan kita dilarang melakukan apas aja kecuali yang telah Islam ajarkan.

Ibnu Rajab rahimullah mengatakan:”Pada intinya umat Islam tidak boleh merayakan  hari lain selain apa yang biasa kita kenal dengan sebutan ‘ied’ dalam Islam, yaitu Idul Fitri, Idhul Adha dan Hari Tasyriq ini. Tiga hari tersebut merupakan hari raya dalam setahun,sedangkan ‘ied jatuh pada hari Jumat setiap minggunya. Selain pada hari-hari yang tersebut, jika menjadikannya sebagai ‘ied dan hariraya, berarti telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pedoman Islam (alias bid’ah). (Latha-if Al Ma’arif, 213)

Hukum lain yang berhubungan dengan bulan Rajab adalah shalat dan puasa.

Amalan Bulan Rajab Menurut Al Quran

Tidak ada shalat khusus pada bulan Rajab dan tidak terdapat anjuran melaksanakan shalat Roghoib pada bulan ini. Tidak wajib amalan sebelum bulan Rajab ini.

Shalat Roghoib atau biasa orang sebut dengan shalat Rajab adalah shalat yang terlaksana pada malam Jumat pertama bulan Rajab antara shalat Maghrib dan Isya. Atau puasa matahari pada hari sebelum shalat Roghoib (Kamis pertama bulan Rajab). Jumlah keseluruhan rakaat shalat Roghoib adalah 12 rakaat. Dalam setiap Raka’at terdapat anjurkan membaca Al Fatihah satu kali, Surat Al Qadr 3 kali dan Surat Al Ikhlash 12 kali. Kemudian setelah melaksanakan shalat anjurannya membaca salawat kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak 70 kali.

Antara keutamaan yang tersebut dalam hadits yang menjelaskan tata cara shalat Raghaib adalah terampuni dosanya sebanyak buih lautan dan ia dapat mendoakan 700 kerabatnya. Namun hadits yang menjelaskan tata cara shalat Roghoib dan keutamaannya adalah hadits maudhu’ (palsu).

Ibnul Jauzi meriwayatkan hadits tersebut dalam Al Mawdhu’aat (Kitab Hadits Palsu). Ibnul Jauziy, semoga Allah merahmatinya, berkata: “Sesungguhnya orang yang mengada-ada dengan membawa hadits palsu ini menganjurkan manusia untuk melaksanakan shalat Roghoib pada puasa pertama, padahal siang hari harus panas sekali.”

Jika mereka berbuka puasa, mereka tidak mampu makan banyak. Setelah itu, mereka harus melaksanakan shalat Maghrib dan selanjutkan dengan shalat Raghaib. Ketika bacaan tasbih dalam shalat Raghaib begitu lama, ia berputar-putar. Sangat sulit bagi orang-orang untuk kembali. Kemudian. Bahkan, saya melihat mereka di bulan Ramadhan dan ketika mereka melakukan sholat Tarawih, mengapa mereka tidak begitu bersemangat saat melakukan sholat ini?! Tapi doa di depan umum ini sangat mendesak. Bahkan orang-orang yang biasanya tidak berpartisipasi dalam sholat berjamaah juga berpartisipasi di dalamnya.” (Al Mawdhu’at li Ibnil Jauziy, 2/125-126)

Ath Thurthusi mengatakan: “Tidak ada hadis yang menyatakan bahwa Nabi, Allah menghendakinya dan memberinya kedamaian, melakukan doa ini. Para sahabat juga tidak pernah melakukan doa ini, semoga rahmat Allah menyertai mereka” (Al Hawadit’s Wal Bida”, hal 122.)

Semoga dengan penjelasan ini kita tidak lagi melakukan amalan yang kurang tepat pada bulan Rajab.

Bersedekah

Hal yang harus menjadi perhatian umat Islam hingga bulan Rajab adalah memperbanyak sedekah. Kepedulian terhadap orang miskin pada sangat baik karena beberapa alasan. Sedekah adalah harapan bagi fakir miskin dan kabar gembira saat memasuki bulan Rajab.

Pada dasarnya bulan Rajab mengandung nilai-nilai luhur yang dapat tercapai oleh mereka yang berniat dengan tulus untuk mencapainya. Kami mencari anugerah tanpa menuntut, kami mencari anugerah Tuhan, dan kami mencari kebaikan-Nya yang tidak pernah gagal.

Yuk Sahabat, Sedekah Sekarang !

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *