Apa hikmah dari peristiwa Isra Miraj? – Sahabat, 27 Rajab merupakan hari penting dalam sejarah umat Islam, dimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan suci dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa hingga naik ke Sidratul Muntaha pada langit ketujuh dalam waktu satu malam kemudian Allah berinama dengan Isra Mi’raj.
Para ulama meyakini bahwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat bersejarah dan penting bagi umat Islam dan diperkuat dengan adanya Surah Isra ayat satu dan Surah An-Najm ayat 13-18 berbunyi:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya:
“ Mahs Suci Allah SWT, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha yang telah Kami berikan sebuah keberhan disekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagaimana dari tanda-tanda ( Kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. ( QS. Al Isra:1)
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨
Artinya:
“ Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu ( dalam rupanya yang asli) pada saat yang lain, ( yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, ( Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi ya. Penglihatannya ( Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatkannya itu dan tidak ( pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat Sebagian tanda-tanda ( kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm: 13-18)
Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj
Syekh Muhammad Khudori dalam Nur Al Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin menjeslakan bahwa penyebab terjadinya peristiwa Isra Mi’raj adalah adanya kesedihan Nabi Muhammad SAW karena telah ditinggal oleh istri tercintanya Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Dikenal sebagai peristiwa ‘amul huzn ( tahun kesedihan) terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian yaitu ketika Nabi Muhammad SAW berumur 51 tahun, kemudian Allah turunkan peristiwa tersebut sebagai pelipur lara dan sebagai wujud kepeduliaannya kepada Muhammad.
Peristiwa dimulai ketika Nabi Muhammad SAW sedang berbaring istirahat sejenak setelah menunaikan shalat isya’ di Masjidil Haram kemudian Malaikat Jibril menemui Rosulullah dan membelah dadanya.
“ Kemudian hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan ZAM ZAM, lalu dikembalikannya ke tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)
Kemudiana seekor buraq datang menemuinya dan dijadikan sebagai kendaraan saat Isra. Buraq berasal dari kata barq yang memiliki arti “kilat”.
“Didatangkanlah kepadaku seekor Buraq-yakni sebagai tunggangan yang memiliki warna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim).
Dengan menunggangi buraq Rosulullah SAW pergi ke Masjidil Aqsha, setibanya kemudian menunaikan shalatnya dan mengimami para ruh Nabi sebanyak dua rakat. Setelah menunaikan shalatnya datangalah Malaikat Jibril kepada Rosulullah SAW membawakan dua gelas minuman berisikan susu dan khamar lalu memberikan kepada Muhammad SAW dan Rosulullah memilih gelas berisikan susu.
“ Sungguh engkau telah memilih kesucian”, kata Jibril dalam lanjutan hadits. Mi’raj pun dimulai. Rosulullah naik menggunakan buraq bersama Malaikat Jibril singga tiba dilangit pertama. Dalam lanjutannya dari hadits shahih Bukhari dan Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.
Kemudian aku bawakan ke atas punggung Buraq dan Malaikat Jibril pun berangkat bersaamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit.”
Ketika Nabi Muhammad SAW sampai pada Sidratul Muntaha, Allah SAW memberikan wahyu kepadanya untuk wajib menunaikan shalat sebanyak lima puluh rakaat dalam sehari semalam. Setelah mendapatkan wahyu tersebut Nabi Muhammad SAW turun dan bertemu Nabi Musa.
“ Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab, “ Shalat 50 kali”.
Kemudian Musa berkata ,” Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal tersbut. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka”. “ Aku akan kembali kepada Rabbku”. Lalu aku memohon, “ Ya Rabb, berilah keringanan lima shalat. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya, “ Allah telah memberikan keringanan lima kali”. Musa mengatakan,” Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan”. Aku terus bolak balik antara Rabbku dengan Mudah hingga Rabbku berfirman:
“ Wahai Muhmmad sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap shalat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya maka dicatat untuknya ssepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekkan”.
Kemudian Nabi Muhammad SAW turun menemui Nabi Musa lalu memberitahukan dan berkata “ Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi”. Aku menjawab, “ Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya”.
Dalam perjalananya Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril menuju Sidratul Muntaha menyinggahi tujuh lapis langit yaitu:
- Langit pertama, Nabi Muhmmad SAW bertemu dengan Nabi Adam as
- Langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yahya as dan Nabi Ishaq as
- Langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as
- Langit keempat, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris as
- Langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun as
- Langit keenam, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa as
- Langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim as
Kemudian setelah mendapatkan wahyu perintah shalat maka Nabi Muhammad SAW turun kembali kebumi dengan menunggangi Buraq bersama Malaikat Jibril.
Lalu apa hikmah dari peristiwa Isra Miraj?
Setelah sahabat mengetahui sejarah singkat menganai peristiwa Isra Mi’raj. Banyak sekali hikmah yang dapat kita dapatkan, bahwa Allah SWT Maha Besar ditunjukannya suatu peristiwa tidak masuk akal dalam logika manusia namun telah terjadi dan dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Quran.
Sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke Masjidil Aqsha dada Rosulullah telah dibelah terlebih dahulu oleh Malaikat Jibril lalu membersihkannya dengan air Zam-Zam sebanyak tiga kali kemudian diisikan hatinya dengan iman serta hikmah. Dengan peristiwa ini menyadarkan kita bahwa hati merupakan hal terpenting dalam diri manusia, karena sebagai pusat pengelolaan tingkat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Jadi ketika dalam menyelesaikan masalah apapun itu atau sedang memikirkan apapun itu sertakan hati jangan terlalu dominan dalam menggunakan logika , karena ketika kita terlalu dominan menggunakan logika maka apa yang dihasilkan akan bersifat parsial atau akan menghasilkan sesuatu hal yang bercampur dengan kepentingan lainnya.
Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya menuju Sidratul Muntaha telah mendapatkah wahyu untuk menjalankan shalat sebanyak 50 kali, lalu Rosulullah meminta keringanan kepada Allah SWT kemudian berkata “ Sesungguhnya kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap shlat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali shalat sama dengan 50 kali shalat. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya maka dicatat untuknya ssepuluh kebaikan. Barang siapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekkan”. Dengan begitu kita wajib bersyukur bahwa kita mendapatkan kemudahan dalam bertaqwa serta beriman kepada Allah yaitu dengan menjalankan shalat lima waktu dan berbuat baik bahkan hanya berniat saja amalan kita sudah dicatat dan mendapatkan pahala.
Itulah diskuski kita mengenai apa hikmah dari peristiwa Isra Miraj?, semoga diskusi ini bermanfaat dan menyadarkan kepada kita diperistiwa Isra Miraj ini kita belajar bahwa dalam bertindak kita perlu memperlibatkan hati dan menjaga hati agar selalu dekat dengan Allah. Dan dalam beriman kepada Allah, telah diberikan jalan kemudahan salah satunya dengan menjalankan sholat lima waktu dan berbuat baik, bahkan hanya sekedar niat.