Batik Imogiri: Warisan Nusantara yang Mendunia

Batik Imogiri: Warisan Nusantara yang Mendunia

Batik Imogiri – Industri batik di kawasan Imogiri, Bantul, semakin menunjukkan perkembangan yang positif. Karya-karya batik dari wilayah ini mulai mendapatkan tempat,  di pasar lokal maupun internasional. Hal ini di rasakan langsung oleh para perajin yang tergabung dalam Kelompok Batik Berkah Lestari. Pesanan dari berbagai negara mulai berdatangan, membawa angin segar bagi keberlangsungan tradisi dan ekonomi mereka.

“Syukur Alhamdulillah, pesanan dari berbagai negara cukup banyak,” ujar Nani Nurhayati Lestari, Pembina sekaligus Pengurus Kelompok Batik Berkah Lestari. Ia menyebutkan bahwa negara-negara seperti Jepang, Australia, Belanda, hingga Amerika telah memesan batik dari kelompok mereka, dengan seluruh proses pemesanan melalui media sosial.

Nani menjelaskan bahwa sebagian besar pemesan menginginkan motif  dengan karakter yang unik dan khas. Hal ini membuat proses pengerjaan membutuhkan waktu lebih lama daripada dengan batik pada umumnya.

“Para pemesan seringkali meminta motif dengan ciri khas tertentu, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya,” ungkap Nani.

Nani mengungkapkan bahwa perjalanan Kelompok Batik Berkah Lestari berawal kejadian pasca gempa bumi tahun 2006. Saat itu, Dompet Dhuafa Yogyakarta, sebuah lembaga filantropi Islam yang fokus pada pemberdayaan kaum dhuafa, mengajak 50 pembatik untuk bergabung dan memulai usaha bersama.

Selain mendapatkan bahan-bahan untuk membatik, mereka juga mendapatkan pelatihan membatik dan keterampilan organisasi. Kemudian para anggota mulai mendirikan kelompok-kelompok baru untuk mengembangkan usaha mereka lebih lanjut.

Artinya, Batik Berkah Lestari menjadi pionir bagi terbentuknya kelompok-kelompok batik lainnya. “Dompet Dhuafa memberikan dukungan selama dua tahun, dan setelah itu kami terus mendapat pembinaan,” tutur Nani.

Nani mengakui bahwa salah satu tantangan dalam mengembangkan karya warisan ini adalah kesulitan untuk menarik minat generasi muda agar terlibat dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis batik.

Tantangan saat ini ialah banyak warga yang lebih memilih terlibat dalam dunia industri daripada dengan membantik  karena merasa bahwa keuntungan yang di peroleh  di bidang industri jauh lebih menguntungkan.

Itulah mengapa banyak pembatik di Imogiri adalah ibu-ibu yang memiliki waktu luang. “Hanya sedikit dari mereka yang masih muda, sebagian besar di antara mereka sudah berusia lanjut,” tambahnya.

Meskipun demikian, Nani dan rekan-rekannya terus berusaha mengatur waktu dalam berkarya dengan bijak, mengingat terbatasnya tenaga mereka. Yang terpenting, mereka meyakini bahwa kunci keberhasilan dalam usaha ini adalah ketelatenan, kesabaran, dan ketekunan, karena dengan itulah mereka bisa menghasilkan batik yang berkualitas.

Bambang Edi Prasetyo, Manajer Program Dompet Dhuafa Yogyakarta, menjelaskan bahwa secara keseluruhan, kelompok Batik Berkah Lestari merupakan salah satu bentuk transparansi lembaga dalam mengelola dana zakat, infak, dan sedekah.

“Kami berharap Batik Berkah Lestari bisa melibatkan generasi muda dalam upaya melestarikan dan mengembangkan batik Imogiri, sehingga menjadi pendorong pemberdayaan ekonomi yang lebih tangguh,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *