Hikmah hujan dalam Al Quran – Ketika turun hujan, terdapat banyak harapan berkah dari setiap rintiknya. Karena sejatinya hujan adalah anugrah bagi kehidupan manusia. Ada banyak sekali manfaat yang dibawa dari setiap tetesannya. Airnya mampu membasahi tanah yang kering, lalu membuatnya menjadi subur. Dari tanah subuh tersebut, tumbuhlah pepohonan dan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan manusia. Hujan juga menjadi sumber air bagi manusia untuk bertahan hidup. Dalam Islam hujan digambarkan sebagai sebuah keberkahan luar bisa bagi kehidupan. Dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat-ayat menjelaskan tentang keberkahan hujan. Bahkan Jumlah penyebutan hujan mencapai 55 kali dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hujan dalam kehidupan manusia.
Allah Subahana Wata’ala Berfirman dalam surat Qaf Ayat 9:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ ٩
wa nazzalnâ minas-samâ’i mâ’am mubârakan fa ambatnâ bihî jannâtiw wa ḫabbal-ḫashîd
“Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (9)
Ayat ini menerangkan adanya hikmah hujan dalam Al – Quran, bagaimana tumbuhan, pepohonan, dan buah-buah bisa hidup melalui air hujan yang turun. Setelah tumbuh dengan subur, lalu menjadi manfaat bagi manusia untuk di gunakan sebagai kebutuhan hidup. Airnya membawa tetesan-tetesan harapan untuk manusia.
Allah Subhana Wa Ta’ala juga Berfirman dalam Surat An-Nahl Ayat 10:
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ ١٠
huwalladzî anzala minas-samâ’i mâ’al lakum min-hu syarâbuw wa min-hu syajarun fîhi tusîmûn
“Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.” (10)
Hikmah hujan dalam Al – Quran
Secara spesifik Allah menyebutkan hujan sebagai nikmat yang diproleh oleh manusia. Nikmat tersebut digunakan untuk air minum dan juga menyiram tumbuhan dan tanaman agar menjadi subur. Dari – Nya juga hewan-hewan ternak dapat minum, lalu berkembang biak agar dapat menjadi sumber makanan dan kebutuhan manusia. secara tersirat Allah menyampaikan bahwa air menjadi kebutuhan pokok manusia. Air juga menjadi anugerah dalam kehidupan yang bisa diambil manfaatnya. Maka tak sepatutnya manusia mendustai nikmat-nikmat tersebut.
Firman Allah lainnya dalam Surat Az-Zukhruf Ayat 11:
وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۢ بِقَدَرٍۚ فَاَنْشَرْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًاۚ كَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ ١١
walladzî nazzala minas-samâ’i mâ’am biqadar, fa ansyarnâ bihî baldatam maitâ, kadzâlika tukhrajûn
Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). (11)
Dalam ayat ini Allah menyampaikan tentang air hujan yang turun dengan berbagai ukuran. Terkadang hujan turun menjadi musibah sebagai peringatan untuk manusia. Terkadang juga sebagai anugrah untuk kehidupan manusia. Karena dari air tersebut Allah suburkan tanah atau bumi yang tandus. Maka, sebagai manusia yang memahami tanda-tanda kebsearan Allah, hendaknya bersyukur serta terus mengingat kematian sebagai sesuatu kepastian.
Firman Allah juga dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 28 :
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗۗ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ ٢٨
wa huwalladzî yunazzilul-ghaitsa mim ba‘di mâ qanathû wa yansyuru raḫmatah, wa huwal-waliyyul-ḫamîd
Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan (Dia pula yang) menyebarkan rahmat-Nya. Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji. (28)
Pada ayat ini Allah menyiratkan bahwa hujan adalah rahmat yang datang untuk manusia. Ketika manusia berputus asa atas kekeringan yang melanda tanah-tanah mereka. Lalu Allah kirimkan hujan untuk menyuburkan tanah mereka. Tanah subur itu menjadi maslahat yang baik untuk manusia yang merasakannya, serta menjadi karunia luar biasa.
Keberkahan dan kebermanfaatan hujan bagi kehidupan manusia tentunya harus dibarengi dengan usaha dan Doa. Usaha menjaga alam dan lingkungan juga bagian dari menjaga kestabilan dampak hujan yang turun. Apakah tetesannya menjadi berkah atau musibah, tergantung dari bagamana cara manusia menyikapinya. Ketika banyak orang mulai semberono dalam memperlakukan alam, serta tidak menjaga lingkungan, maka akan banyak sekali dampak buruk yang terjadi tatkala hujan turun.
Baca Juga : Manfaat Surat Al-Waqiah untuk Wanita: Amalan Penuh Keberkahan
Diatara dampaknya adalah hujan asam, yaitu hujan mengandung Nitrogen oksida(NOX) dan senyawa sulfur dioksida(SO2). Hal ini terjadi akibat pembuangan emisi kendaraan yang menghasilkan polusi asap atau udara yang berlebihan. Dampak buruk dari hujan asam adalah dapat mengubah pH tanah. Hal ini akan menyebabkan tanah tidak subur, tumbuhan kekurangan mineral dan air. Pada akhirnya tumbuhan tersebut akan mati karena kekurangan nutrisi baik.
Dampak buruk selanjutnya adalah banjir. Hal ini terjadi karena banyaknya illegal loging atau penebangan pohon sembarangan demi kebutuan pihak terentu saja. Sehingga tanah menjadi gundul dan tidak mampu menahan air hujan. Akibatnya tidak ada pohon untuk menahan air yang mengalir. Air tersebut mengalir langsung ke dataran rendah dan cekung. Sehingga terjadilah banjir akibat genangan air berlebihan. Genangan yang tidak bisa terserap baik tentunya membawa berbagai penyakit ataupun bakteri berbahaya bagi lingkungan hidup.
Dampak buruk lainnya adalah tanah longsor. Hal tersebut terjadi sebab lemahnya kepadatan tanah ataupun bebatuan di lereng-lereng bukit, gunung atau pun jurang. Ini akibat oleh gesekan air terus-menerus. Longsor yang terjadi mebawa dampak kerugian sangat besar, lahan pertanian rusak, rumah warga terdampak akan mengalami kerusakan, dan terputusnya akses untuk fasilitas umum. Oleh karena itu menjaga lingkungan sangat penting untuk menyambut hujan, agar lebih ramah bagi kehidupan manusia.
Terakhir sebagai seorang muslim, semua usaha yang dilakukan harus dibarengi dengan doa kepada Allah Subhana wa ta’ala. Berdoa merupakan simbol atau tanda tentang rasa butuh manusia kepada sang pecipta. Juga tentang menunjukkan betapa lemahnya manusia sebagai makhluk hidup lemah. Tiada daya dan uapaya melainkan butuh bantuan dari Allah Subhana Wa ta’la. NabiMuhammad SAW mengajarkan beberapa doa yang bisa dibaca Ketika turun hujan.
Ketika seorang muslim mengharapkan kebaikan dan keberkahan bertambah dari hujan turun hendaknya ia mengucapkan doa dari apa yang telah di ajarkan oleh Rasullah SAW sebagai berikut:
Hadist yang diriwayatkan ’Aisyah radhiyallahu ’anha,:
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no. 1032)
Ketika hujan turun semakin lebat dan dikhawatirkan berbahaya, maka hendaknya membaca doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].” (HR. Bukhari no. 1014)
Setelah hujan mereda, dan hari mulai Kembali cerah, maka dianjurka membaca doa sebagai berikut:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’
Artinya: “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).
Ada hal menarik lain yang bisa dilakukan Ketika hujan, selain berdoa karena melihat hujan tersebut. Yaitu berdoa dan mehon kepada Allah tentang semua hajat baik yang kita harapkan. Karena ketika hujan turun adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).
Oleh karena itu, sudah seyogyanya tetap tidak melewati berdoa Ketika hujan turun. Karena hal tersebut akan menjadi berkah bagi muslim yang mengamalakannya. Menjadi anugerah Ketika manusia memanfaatkan hujan dengan bijaksana sesuai nilai-nya . Wallahu a’lam Bishowab.