Khalifah Bani Umayyah Sebuah Era Politik Sejarah Islam

Khalifah Bani Umayyah Sebuah Era Politik Sejarah Islam

Khalifah Bani Umayyah merupakan salah satu dinasti paling penting dalam sejarah Islam, yang berkuasa dari tahun 661 hingga 750 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan, merupakan khalifah pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 632 H, umat Islam menghadapi kesulitan dalam memilih khalifah yang akan menggantikan posisi beliau. Masa Khulafaur Rasyidin dibuka oleh Abu Bakar dan berakhir oleh Ali bin Abi Thalib memberikan kontribusi penting bagi perkembangan islam. Namun, setelah kematian Ali, fase pemerintahan umat Islam berlandaskan musyawarah mufakat pun berakhir, dan sistem monarki absolut mulai dominan.

Mu‘awiyah merupakan putra dari Abu Sufyan. Lahir 15 tahun sebelum hijrah. Beliau masuk Islam bersama ayah dan saudara lelakinya, Yazid, serta semua orang Quraisy dalam Fathu Makkah atau penaklukan Kota Makkah. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah seorang pemimpin yang cerdas dan berpengalaman. Sebelum menjadi khalifah, ia menjabat sebagai gubernur Syam dan berhasil memperkuat kekuasaan Islam di wilayah tersebut. Keberhasilannya dalam Perang Shiffin melawan Ali juga menjadi faktor penting dalam legitimasi kekuasaannya.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, Hasan bin Ali bin Abi Thalib menggantikannya namun hanya singkat. Ketika Hasan mundur, Mu‘awiyah mengambil alih kekuasaan menjadi khalifah pertama Bani Umayyah pada tahun 661 M. Ini merupakan titik tolak berdirinya Dinasti Umayyah, yang di pelopori oleh Mu‘awiyah. Peran Mu‘awiyah dalam memperkuat kekuasaan tidaklah mudah. Beliau harus melewati tantangan berbagai pemberontakan seperti Abdullah bin Zubair di Hijjaz, pemberontakan Kaum Syi’ah dan Khawarij, serta aksi teror al-Mukhtar bin Ubaid As-Saqafi di Kufah.

Perubahan signifikan dalam struktur pemerintahan terjadi pada masa Mu‘awiyah. Beliau mengubah sistem pemerintahan dari demokratis menjadi monarki absolut, di mana kekuasaan berpusat pada khalifah serta keluarganya. Pejabat-pejabat tinggi di bawahnya berasal dari keturunan Arab, sehingga memastikan loyalitas dan kontrol yang efektif atas wilayah-wilayah yang luas.

Di bidang ekonomi, Mu‘awiyah melakukan arabisasi yang intensif. Bahasa Arab menjadi bahasa resmi dalam administrasi, termasuk di kantor pajak dan keuangan. Selain itu, beliau juga mencetak mata uang secara teratur untuk memfasilitasi transaksi perdagangan lintas wilayah. Strategi ini membantu stabilisasi ekonomi serta memperkuat integrasi wilayah-wilayah yang di kuasai.

Dinasti ini memiliki total 14 Khalifah Bani Umayyah selama masa pemerintahannya. Nama-nama tersebut antaranya adalah

  1. Mu’awiyah bin Abu Sufyan (41-60 H/661-680 M)
  2. Yazid bin Mu’awiyah (60-64 H/680-683 M)
  3. Mu’awiyah bin Yazid (64-64 H/ 683-683 M)
  4. Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
  5. Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
  6. Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
  7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/ 715-716 M)
  8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/715-720M)
  9. Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
  10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M)
  11. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
  12. Yazid bin Walid (126-127 H/744-744 M)
  13. brahim bin Walid (127-127 H/744-745 M)
  14. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)

Dari total 14 khalifah yang pernah memimpin, terdapat 5 khalifah Bani Umayyah yang terkenal  yaitu, Muawiyah bin Abi Sufyan, Yazid bin Muawiyah, Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik serta Umar bin Abdul Aziz. Masing-masing khalifah memiliki kontribusi dan tantangan tersendiri dalam memperkuat serta memperluas kekuasaan pada dinasti ini.

Mu’awiyah dikenal karena kebijakan cerdasnya dalam memperkuat stabilitas politik. Beliau berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus serta menjadikannya ibu kota kekhalifahan. Di bawah kepemimpinannya, beliau berhasil melakukan ekspansi wilayah yang signifikan hingga mencapai Spanyol di barat serta India di timur.

Khalifah Abdul Malik melanjutkan kebijakan ini dengan memperkenalkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi serta mencetak mata uang baru. Ekspansi militer dengan serangan ke Bizantium dan Persia, memperluas pengaruh Islam di kawasan tersebut.

Pada masa ini juga di tandai dengan kemajuannya dalam berbagai bidang. Di bidang ekonomi, mereka mengembangkan sistem perpajakan yang efisien dengan membangun infrastruktur seperti jalan raya dan bangunan publik. Khalifah Al-Walid terkenal karena proyek-proyek pembangunan besar seperti masjid megah serta fasilitas umum lainnya.

Dalam bidang pendidikan, beliau mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan serta peningkatan seni dan budaya Islam, dengan banyak karya sastra dan arsitektur yang masih di akui hingga saat ini.

Masa kejayaan Bani Umayyah sering kali berkaitan dengan kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, yang di kenal sebagai khalifah yang adil. Beliau menerapkan reformasi sosial yang menguntungkan rakyatnya dan berusaha untuk menegakkan keadilan. Namun, setelah kematiannya, dinasti ini mulai mengalami kemunduran akibat konflik internal dan pemberontakan.

Pada tahun 750 M, Bani Umayyah akhirnya digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah melalui Revolusi Abbasiyah. Banyak anggota keluarga Bani Umayyah terbunuh atau melarikan diri ke Spanyol, di mana mereka mendirikan Kekhalifahan Cordoba.

Khalifah Bani Umayyah memainkan peran krusial dalam sejarah Islam dengan memperluas wilayah kekuasaan dan memperkenalkan banyak reformasi penting. Meskipun dinasti ini akhirnya runtuh, warisan mereka tetap hidup dalam berbagai aspek kehidupan umat Islam hingga saat ini. Pengaruh politik, sosial, dan ekonomi yang di tinggalkan oleh dinasti ini sangat terasa dalam perkembangan selanjutnya dari peradaban Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *