Kisah Nabi Muhammad Sebelum Menjadi Rasul

Kisah Nabi Muhammad Sebelum Menjadi Rasul

Kisah Nabi Muhammad sebelum menjadi rasul – Muhammad bin Abdulah adalah nama lengkap panggilan  Nabi Muhammad sebelum di angkat menjadi seorang rasul, seorang putra yang memiliki sejumlah keistimewaan sebelum Allah utus menjadi rasul.

Para ulama meyakini akan kesitimewaan Muhammad berkaitan dengan beliau bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, semua itu sudah rencana kehendak dari Allah SWT. Seperti lahir dan wafatnya pada bulan  Rabi’ul Awal.

Nama beliau Muhaammad memiliki arti terpuji, seorang ayah Abdulah ( hamba Allah), ibunya Aminah ( yang selalu memberikan rasa aman), kakeknya  bergelar Abdul Muthalib bernama Syaibah yaitu orang tua yang bijaksana, memiliki seorang pembantu  bernama Asy-Syifa saat ibunya melahirkan beliau, serta Halimah As-Sa’diyah ( memiliki kelapangan dada serta mujur) mengasihinya.

Semua itu berkaitan erat dengan kepribadian Rasulullah, sebagai tanda – tanda akan keistimewaan Nabi Muhammad SAW.

Menjelang melahirkan Nabi Muhammad SAW,  rasa duka serta sedih menimpa hati Siti Aminah dan Abdul Muthalib karena wafatnya sosok seorang suami maupun putra yang selama ini menjadi bagian dari kebahagiaan hidupnya.

Waktu terus berjalan dan lahirlah Muhammad, kemudian sang kakek yaitu  Abdul Muthalib menggendongnya kemudian membawanya ke Kakbah dan memberinya nama Muhammad.

Rasulullah menerima wahyu pertama kali ketika memasuki usia 40 tahun, sebelum wahyu pertama turun beliau mendapatkan sebuah kebesaran Allah dengan adanya  batu yang memberinya salam. Sebagaimana telah tertulis dalam hadist shahih riwayat Imam Muslim (4/1782):
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ

Artinya: “ Sungguh aku mengetahui, ada sebuah batu di daerah Mekkah, yang dia itu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku di angkat menjadi Rasul. Aku sungguh mengetahuinya sekarang.”

Aisyah Radhiyallahu anha bercerita, bahwa menjelang kenabian wahyu pertama kali di turunkan melalui malaikat Jibril, kemudian berkata: “ Peristiwa yang mengawali turunya kepada Rasulullah, yaitu mimpi yang benar dalam tidur. Beliau tidak memimpikan sesuatu, kecuali mimpi itu datang bagaikan sebuah cahaya subuh.”

Kemudian Nabi Muhammad berkhalawat ( menyendiri) di dalam Gua Hira selama beberapa hari sampai perbekalan habis kemudian pulang untuk mengambil perbekalan dan kembali untuk menyendiri di Gua Hira selama beberapa hari sampai perbekalan habis kemudian pulang dan kembali lagi sampai peristiwa al haq datang kepadanya.

Malaikat Jibril pun turun mendatangi Rasulullah kemudian mengatakan:

اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي

“Bacalah!”

Rasulullah menjawab , “ Saya tidak daapat membaca,” beliau mengatakan “ Kemudian Malaikat Jibril merangkulku, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan: “ Bacalah!”

Hal tersebut terjadi berulang – ulang kemdian malaikat Jibril berkata:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾ كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

Bacalah dengan (menyebut) maka Raabb-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahui. [al’Alaq/96:1-5]

Rasulullah dengan hati gemetar pulang dan berkata kepada Khadijah: “ Selimuti aku! Selimuti aku!” kemudian Khadijah mengikuti perkataan beliau dengan menyelimutinya hingga rasa takut itu hilang.

Rasulullah bercerita kepada Khadijah tentang apa yang selama ini beliau alami hingga membuatnya seperti ini, dan kemudian Muhammad berkata: “ Aku sangat menghawatirkan diriku sendiri”.

Khadijah menjawab seraya menghibur: “Sama sekali tidak. (Bergembiralah), demi Allah! Allah tidak akan membinasakan dirimu selama – lamanya. Karena engkau selalu menyambung silahturahmi, berkata jujur, menghormati tamu, membantu seseorang yang membutuhkan serta mampu manahan beban tanpa berkeluh kesah.

Sahabat itulah kisah Nabi Muhammad sebelum menjadi rasul, bahwasanya turunya wahyu kepada Rasulullah bukan peristiwa yang teduga dan itulah yang membuat Nabi Muhammad menjadi gemetar ketakutan, kesiagapan Khadijah dalam menyikapi apa yang terjadi kepada Rasulullah membuat beliau menjadi tenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *