Yogyakarta – Hingga saat ini aksi Genosida di Gaza masih berlangsung, aksi kejahatan kemanusiaan yang semakin membabi buta membuat semakin banyak korban berjatuhan. Upaya demi upaya telah dilakukan untuk menghentikan aksi genosida yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina belum kunjung berhasil. Dibulan Ramadan ini dampak Genosida semakin terasa, sulitnya mendapatkan bahan makanan pokok, fasilitas Kesehatan, tempat tinggal yang layak serta keperluan lainnya.
Dengan adanya situasi tersebut Dompet Dhuafa Yogyakarta mengajak Miss Fatma Alghusain untuk mensyiarkan kondisi Palestina terkini dengan mengadakan road show di beberapa tempat Yogyakarta. Miss Fatma Alghuasain merupakan Direktur Esekutif Amna Care Fund sekaligus seorang aktivis kemanusiaan.
Di Yogyakarta kegiatan road show telah dilaksanakan di beberapa tempat selama tiga hari. Road show pertama dilaksankan pada tanggal 26 Maret 2024 di dua lokasi yaitu Fakultas Bahasa Arab Universita Gajah Mada (UGM) dan di Masjid Nurul Fikri Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM). Hari berikutnya dilaksanakan di Muhola An-Najjah Kwarasan Gamping Sleman Yogyakarta, kemudian road show diakhiri pada tanggal 28 Maret 2024 di Sekolah Teladan Gamping, Sleman.
Kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian kita akan keadaan saudara kita di Palestina, “ saya berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu saudara kita di Gaza agar senantiasa kuat dan saya berharap semoga kejahatan kemanusian yang terjadi di Gaza segera berakhir” ujar Imam sebagai penanggung jawab acara.
Cara di isi dengan sharing session yaitu pemaparan tentang keadaan warga Gaza saat ini. Dimana Miss Fatma menjelaskan bahwa kejahatan yang terjadi saat ini adalah kejahatan Genosida bukan peperangan, semua penduduk Gaza dibombardir tanpa melihat status agama, ras, usia serta gender.
Selama 159 hari perang Genosida sudah mengakibatkan 37.960 orang hilang, 72.524 terluka, 17.000 anak harus menjadi yatim, 11.000 orang mengalami kritis, 10.000 jiwa mengalami sakit kanker dikarenakan keadaan pengunsian yang tidak layak. Dari semua korban kekejaman tersebut di dominasi oleh perempuan dan anak-anak sebesar 72% . “ banyak anak – anak yang mengalami cacat fisik karena minimnya fasilitas medis dan yang paling memperhatinkan dimana amputasi itu dilakukan tanpa adanya obat bius. Selain itu banyak wanita hamil dengan resiko penanganan tidak layak karena minimnya fasilitas kesehatan untuk ibu hami, mengasihi serta makanan untuk balita” imbuh Miss Fatma.
Acara diakhiri dengan kegiatan tanya jawab kepada seluruh peserta , kemudian ada pertanyaan dari salah satu wali murid dari sekolah Teladan.“ apakah dengan adanya kegiatan boikot berpengaruh signifikan terhadap Israel?, karena sejauh ini kita sudah menggalakkan kegiatan itu untuk tidak membeli produk yang mendukung Israel. “ . Kemudian Miss Fatma menjelaskan bahwa dengan adanya boikot produk pro Israel itu sangat berpengaruh terhadap Palestina, karena dengan adanya boikot tersebut maka bantuan yang akan diberikan ke Israel akan berkurang sehingga Israel akan mengalami kesulitan.