
JAKARTA — Setiap tanggal 9 Februari, insan pers memperingati Hari Pers Nasional sebagai momen refleksi dalam menjalankan tugas jurnalistik dengan berlandaskan prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Bagi wartawan, peringatan yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 ini menegaskan pentingnya kebebasan pers yang bertanggung jawab, sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat tetap independen, terpercaya, dan akurat.
Prinsip-prinsip tersebut tidak hanya berlaku dalam dunia pers, tetapi juga bagi lembaga yang lahir dari semangat jurnalisme, seperti Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang didirikan oleh para jurnalis Harian Umum Republika yang tergerak untuk membantu sesama. Dengan niat mulia, pada 2 Juli 1993, Harian Umum Republika menghadirkan kolom donasi Dompet Dhuafa di halaman utamanya. Setahun kemudian, lembaga ini resmi menjadi yayasan dengan akta pendirian. Para jurnalis yang mendirikannya, yakni Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip, dan Eri Sudewo, mengintegrasikan nilai-nilai jurnalisme ke dalam gerakan kemanusiaan yang mereka jalankan.
Selama lebih dari tiga dekade mengelola amanah donasi dari masyarakat, Dompet Dhuafa tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme. Lembaga ini berpegang pada sembilan elemen jurnalisme sebagaimana yang dirumuskan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect.
Dompet Dhuafa dan Sembilan Elemen Jurnalisme.
Berikut adalah perwujudan sembilan elemen jurnalisme dalam setiap aspek kerja Dompet Dhuafa:
1. Kebenaran sebagai Inti Utama
Jurnalistik bertujuan untuk menyampaikan kebenaran yang bermanfaat bagi masyarakat. Dompet Dhuafa menerapkan prinsip ini dengan menjaga transparansi dalam laporan donasi serta pelaksanaan program sosialnya. Melalui publikasi rutin di berbagai platform, Dompet Dhuafa memastikan para donatur memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya mengenai pengelolaan dana mereka untuk kepentingan kemanusiaan.
Baca Juga: Tingkatkan Transparansi Publik, Dompet Dhuafa Raih Sertifikasi ISO 9001:2015 & ISO 27001:2022
2. Berpihak kepada Masyarakat
Seperti jurnalisme yang mengutamakan loyalitas kepada masyarakat, Dompet Dhuafa menjadikan kepedulian terhadap kaum dhuafa sebagai prioritas utama. Program kesehatan seperti Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) serta program pendidikan bagi anak-anak kurang mampu mencerminkan komitmen mereka dalam melayani masyarakat yang membutuhkan, bukan sekadar kepentingan internal lembaga.
3. Disiplin Verifikasi
Dompet Dhuafa menjamin ketepatan informasi dalam penyaluran bantuan dengan menerapkan proses verifikasi yang ketat bagi setiap penerima manfaat. Hal ini memastikan bahwa bantuan diberikan kepada mereka yang benar-benar berhak. Sebagai contoh, dalam program respons bencana, tim Dompet Dhuafa melakukan asesmen langsung di lapangan untuk memverifikasi data korban terdampak sebelum menyalurkan bantuan.
4. Independensi dari Pihak yang Diliput
Dompet Dhuafa tetap menjaga independensi dalam menjalankan program-programnya. Meskipun bermitra dengan berbagai pihak, lembaga ini tidak terikat pada kepentingan tertentu yang bertentangan dengan misi sosialnya. Sebagai contoh, dalam advokasi kemanusiaan, Dompet Dhuafa tetap berani memperjuangkan hak-hak kelompok rentan meskipun menghadapi berbagai tekanan.
5. Pemantau Kekuasaan dan Penyambung Lidah Kaum Lemah
Layaknya peran pers dalam mengawasi kekuasaan, Dompet Dhuafa berfungsi sebagai “watchdog” dalam isu-isu sosial dan kemanusiaan. Kampanye yang mereka lakukan terkait ketimpangan sosial, akses pendidikan, dan layanan kesehatan merupakan wujud nyata dari jurnalisme yang berupaya menegakkan keadilan bagi masyarakat yang terpinggirkan.
6. Jurnalisme sebagai Forum Publik
Dompet Dhuafa menyediakan wadah bagi masyarakat untuk berdiskusi mengenai isu-isu sosial dan filantropi melalui seminar, diskusi publik, serta platform digital. Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya menerima informasi, tetapi juga berperan aktif dalam mengusulkan solusi terhadap permasalahan sosial yang terjadi.
7. Membuat Hal yang Penting Menjadi Menarik dan Relevan
Dompet Dhuafa menerapkan pendekatan kreatif dalam menyampaikan isu sosial guna menjangkau lebih banyak orang. Sebagai contoh, melalui kampanye “Milenial Bangun Sekolah,” mereka sukses mengajak generasi muda untuk memahami pentingnya zakat dengan cara yang inovatif dan sesuai dengan tren digital. Selain itu, di era digital saat ini, donasi dapat dilakukan dengan mudah melalui platform seperti website kemanusiaan.org.
8. Proporsionalitas dan Komprehensivitas
Dompet Dhuafa menyajikan laporan yang objektif, berbasis fakta, dan tidak berlebihan. Dalam laporan keuangan tahunan, mereka merinci pemasukan serta pengeluaran dengan transparansi yang jelas, memungkinkan para donatur untuk melihat secara nyata dampak dari kontribusi mereka.
9. Mendengarkan Hati Nurani
Sebagai lembaga yang berakar dari dunia jurnalisme, Dompet Dhuafa menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab sosial dalam setiap programnya. Kepekaan nurani menjadi pedoman utama dalam menentukan prioritas, seperti ketika merespons bencana alam dengan cepat tanpa harus menunggu terkumpulnya donasi dalam jumlah besar terlebih dahulu.
Dompet Dhuafa dan Jurnalisme Profetik
Selain sembilan elemen jurnalisme yang telah disebutkan, Dompet Dhuafa juga mengadopsi konsep Jurnalisme Profetik yang dikembangkan oleh Parni Hadi, salah satu pendirinya. Konsep ini berlandaskan pada nilai-nilai kenabian, yaitu Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Jurnalisme Profetik tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga mengandung pesan moral serta mendorong perubahan sosial yang positif.
Dengan demikian, Dompet Dhuafa tidak hanya berperan sebagai lembaga filantropi, tetapi juga menjadi perwujudan semangat jurnalisme yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Dalam peringatan Hari Pers Nasional ini, kita diingatkan bahwa jurnalisme sejati bukan sekadar menyajikan berita, tetapi juga berperan dalam menggerakkan kebaikan serta membawa perubahan sosial yang lebih baik.
1. Siddiq
Dompet Dhuafa selalu mengedepankan prinsip kebenaran dalam setiap aktivitas dan penyampaian informasi. Komitmen terhadap nilai ini tercermin dalam transparansi laporan keuangan serta pelaksanaan program yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Amanah
Dompet Dhuafa menjadikan kepercayaan masyarakat sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, setiap dana yang diterima dari donatur dikelola dengan profesionalisme dan disalurkan secara tepat guna, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh mereka yang benar-benar berhak.
3. Tabligh
Dompet Dhuafa secara aktif menyampaikan informasi tentang kondisi sosial masyarakat prasejahtera serta mengajak publik untuk berpartisipasi dalam aksi kebaikan. Beragam platform media dimanfaatkan untuk menyuarakan berbagai isu kemanusiaan.
4. Fathonah
Dalam mewujudkan misinya, Dompet Dhuafa tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga melakukan analisis mendalam terhadap permasalahan sosial guna merancang solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
Sebagai lembaga yang lahir dari insan pers, Dompet Dhuafa berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik dalam setiap aksi kemanusiaannya. Setiap langkah yang diambil selalu berpegang pada etika, transparansi, dan kepentingan publik sebagai prioritas utama. Seperti halnya jurnalisme yang berperan menerangi masyarakat dengan informasi, Dompet Dhuafa hadir sebagai cahaya bagi mereka yang membutuhkan.