Anjuran untuk berpuasa sunnah pada bulan Rajab memang kuat. Karena bulan Rajab adalah bulan penuh kemuliaan, bulan haram seperti bulan Dzulqa’idah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Namun bagi seseorang yang masih memiliki hutang berpuasa selama bulan Ramadhan di tahun itu. Apakah boleh berpuasa meng Qadha Rajab dengan Ramadhan?
Dalam niat puasa Qadha di bulan Rajab, kitab Fathul Mu’in dan hasyiyahnya, I’anatuh Thalibin menjelaskan bahwa menggabungkan dua niat berpuasa. Seperti berpuasa meng Qadha pada bulan Ramadhan dengan Rajab hukumnya sah dan pahala dari keduanya aka di dapatkan.
Hukum Puasa Qadha Di Bulan Rajab:
Memperkuat dengan pernyataan di atas. Dari Syeks al-Barizi bahwa niat meng-Qadha puasa Ramadhan dengan Rajab maka otomatis kedua jenis pahala itu akan di dapatkan.
Dalam kitab Fathul Mu’in dan hasyiyahnya, I’anatuh Thalibin :
الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا (قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى
Artinya: “Kecuali dengan persyaratan ta’yin (menentukan jenis berpuasa) dalam puasa fardlu, yaitu berpuasa sunnah. Maka sah berpuasa sunnah dengan niat puasa mutlak, meski sunnah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama.
Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunnah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan itu dengan niat puasa mutlak. Maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunnah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura’ dan hari-hari tanggal purnama.
Atau selain itu yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa’ dengan tanpa perintah imam, atau sunnah mutlak”.
“Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat berpuasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa.”
Pendapat dari beberapa ulama mengenai ucapan Syekh Zainuddin bersumber dari beberapa kitab seperti kitabnya Syekh al-Kurdi menyebutkan dalam kitab al-Asna bahwa menganjurkan untuk berpuasa pada hari – hari yang telah di tentukan untuk berpuasa maka secara langsung bertuju pada hari tersbut. Apabila seseorang telah berniat untuk berpuasa pada hari lainnya, maka pahala keduanya akan tetap diperoleh. Hal selaras dengan Syekh Khatib al-Sayarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli.
Niat Puasa Qadha Di Bulan Rajab Beserta Tata Caranya:
Berikut ini adalah doa niat meng Qadha puasa Rajab beserta tata caranya agar dapat berpuasa dengan benar dan diterima amalan kita di sisi Allah.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu ṣauma gadin ‘an qaḍā’i farḍi syahri ramaḍāna lillāhi ta’ālā
Artinya: “Aku berniat untuk berpuasa meng Qadha bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Tata cara niat puasa Qadha di bulan Rajab:
- Melafalkan niat puassa Qadha Ramadahan dan Rajab
- Sunnah untuk melakukan sahur sebelum waktu imsak datang.
- Menjalankan puasa dengan menahan diri dari haus serta lapar dan menghindari hal – hal yang dapat membatalkannya
- Membatalkan puasa ketika waktu adzan maghrib telah tiba dengan makanan yang manis
Demikian penjelasan mengenai niat puasa Qadha di bulan Rajab. Semoga bermanfaat dan amalan puasa yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik serta di terima di sisi Allah. Sehingga kita semua yang menjalankannya mendapatkan pahala serta keberkahannya.