Qurban dulu atau Aqiqah Dulu – Sebelum mengetahui mana yang lebih utama yaitu kurban dan aqiqah, kita harus memahami makna dan proses pelaksanaannya. Meskipun jika melihatnya dari segi hukum, Qurban dan juga Aqiqah memiliki dasar hukum yang sama, yaitu sunnah Muakad (sunah yang sangat dianjurkan). Namun, untuk madzhab Hanafi, wajib bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan kurban.
Meskipun begitu aqiqah dan kurban merupakan ibadah yang berbeda. Tidak ada sebab maupun akibat. Latar Belakang kurban merupakan dari kisah Nabi Ibrahim yang begitu taat memenuhi yang Allah SWT perintahkan. Sedangkan latar belakang aqiqah dari tradisi Arab yang mana Nabi Muhammad SAW praktikkan dalam kehidupannya. Sahabat bisa simak artikel berikut ini tentang pengertian kurban dan aqiqah untuk lebih jelasnya.
Baca Juga: 5 Keutamaan Berkurban di Dompet Dhuafa, Sahabat Wajib tahu!
Kurban, Aqiqah, dan Pelaksanaannya
Waktu kurban dilakukan setelah shalat Ied pada tanggal 10 Dzulhiyyah hingga terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzulhiyyah. Meskipun aqiqah dilakukan setelah bayi lahir, aqiqah dianjurkan bagi yang lahir H+7 ke atas, namun dapat disesuaikan dengan kemampuan harta orang tua. “Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas atau dua puluh satu” [HR Al Baihaqi]
Amalan aqiqah menjadi tanggung jawab setiap orang tua sejak lahir hingga remaja. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:
“Aqiqah mengikuti kelahiran bayi”. (HR Bukhari).
Tujuan Aqiqah adalah untuk berterima kasih kepada Allah SWT karena telah memberinya seorang anak.
Akan tetapi, setelah anak mencapai usia dewasa, keputusan mengenai aqiqah tetap menjadi tanggung jawab ayah atau dapat diserahkan kepada anak. Apakah sahabat ingin melakukannya sendiri atau meninggalkannya?
Sedangkan, tanggung jawab dari kurban menjadi tanggungan diri sendiri setiap muslim yang Allah karuniai rezeki dan harta berlebih. Hal itu sebagai salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT dan tentu untuk lebih dapat mendekakan diri pada Allah SWT.
Syarat Menjadi Seorang Pengkurban
Mengenai syarat sahnya seseorang berqurban yaitu seorang muslim yang tinggal di daerah tersebut (penduduk, bukan musafir, mampu secara finansial, dewasa dan berakal). Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits, maka Aqiqah tidak termasuk dalam masa-masa kurban. Jadi tidak masalah jika seseorang yang tidak memiliki aqiqah ingin melakukan ibadah kurban terlebih dahulu. Yakni, syarat kedua untuk menerima ibadah Qurban adalah memperhatikan kualitas hewan kurban dan cara penyembelihan yang benar.
Sedangkan syarat aqiqah adalah menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Aqiqah ini umat islam laksanakan ketika memiliki kemampuan lebih dan ekonomi yang cukup untuk mengaqiqahi anaknya. Jika tidak memungkinkan, dapat menyesuaikan dengan kemampuan orang tua.
Ketika melakukan aqiqah, ulama mencatat perbedaannya dalam kitab al Fiqhul Islami wa Adillatuhu juz IV, halaman 2748. Ulama mazhab Syafi’i mengatakan bahwa sunnah Aqiqah terbawa oleh orang yang membawa rezeki. Ketika seseorang mampu menghidupi dirinya sendiri, dia bertanggung jawab untuk realisasi diri. Berbeda dengan mazhab Syafi’i, mazhab Hambali dan Maliki berpendapat bahwa seorang muslim tidak boleh melakukan aqiqahnya sendirian kecuali melalui ayahnya, bahkan ketika dia sudah dewasa. Karena menurut syariah, aqiqah adalah kewajiban ayah dan orang lain tidak bisa melakukannya.
Baca Juga: Berapa Harga Sapi Kurban 2023? Di Dompet Dhuafa Mulai dari 3,1 Juta
Sesuai Prioritas untuk Qurban Atau Aqiqah Dulu
Para Ulama pada Mazhab Hambali memandang aqiqah yang sedikit berbeda. Tidak perlu melakukan aqiqah saat anak masih kecil. Seorang ayah dapat melakukan aqiqah untuk anaknya bahkan setelah ia mencapai pubertas. Karena tidak ada batasan waktu maksimal untuk proses Aqiqah.
Tentu saja, untuk menentukan prioritas, kita harus melihat kondisinya. Apa yang lebih penting dan mendesak. Misalnya, kita harus membeli produk perawatan kulit dan makanan. Apa yang lebih dulu? Ketika keadaan bahan makanan habis, maka bahan makanan harus membeli terlebih dahulu agar bisa bertahan dalam situasi pandemi. Namun, jika kondisi bahan makanannya aman untuk jangka waktu tertentu, bisa juga dengan membeli produk perawatan kulit seperti skin supplies. Prioritas juga penetapannya berdasarkan kecepatan dan kondisi keuangan.
Contoh utama ini berlaku untuk menentukan apa yang lebih penting dalam hal ibadah kurban dan aqiqah. Kita harus melihat konteks waktu yang terkait. Tentunya jika waktu saat ini mendekati waktu korban, maka prioritas korban lebih tinggi. Meski tidak punya aqiqah, tidak masalah, tetap bisa berkorban. Karena tidak ada argumen yang mengatakan bahwa seseorang tidak dapat mempersembahkan kurban tanpa Aqiqah. Namun, ketika waktu kurban masih jauh, beberapa bulan lagi, maka aqiqah lebih utama.
Editor: Dompet Dhuafa dari Jogja
KURBAN SEKARANG!