Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah
Pernah nggak sih sahabat, seberapapun penghasilan yang kamu peroleh tidak kamu rasakan sama sekali. Merasa kurang setiap harinya, seperti hasil tersebut seberapapun tak dapat memenuhi kebutuhan harian yang ada. Biasanya karena masalah keuangan ini, menjadi salah satu pemicu utama pertikaian dalam rumah tangga. Maka dari itu, banyak dari sahabat berlomba-lomba bagaimana caranya meningkatkan kuantitas penghasilan agar kebutuhan rumah tangga dapat tercukupi.
Eits, tapi tunggu dulu sahabat, bisa jadi permasalahan-permasalahan tersebut bukan karena penghasilanmu yang kecil. Bisa jadi itu karena kurangnya keberkahan dan atau kesalahan dalam mengelola keuangan dalam rumah tangga sahabat selama ini. Islam mengajarkan seluruh aspek dalam kehidupan, termasuk dalam keuangan. Syariat Islam mengajarkan beberapa aturan yang mengelola ekonomi keluarga islami. Maka dari itu, artikel ini sedikit mengulas bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga islami agar lebih berkah serta menjawab segala permasalahan keuangan rumah tangga. Tips Tersebut antara lain:
Buatlah Skala Prioritas
Cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga dimulai dari memahami apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya servis, kesehatan, dan sebagainya.
Pengelolaan kebutuhan yang baik serta menyesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan menggunakannya, merupakan hal terpenting dalam hal ini. Point pentingnya adalah bukan memenuhi keinginan namun bagaimana memenuhi kebutuhan.
Tentu dalam Islam, terdapat prioritas keuangan yang mana bagi yang telah memenuhi syarat tidak boleh untuk melewatkan kewajiban tersebut. Hal itu antara lain zakat dan atau sedekah, tabungan, utang. Karena sejatinya hutang akan ditagih meskipun ajal menjemput, dan selanjutnya barulah kebutuhan belanja rumah tangga.
Zakat merupakan kewajiban bagi umat islam yang telah memenuhi syarat untuk membayarnya. Pembayaran zakat dapat dilakukan setiap sebulan sekali ataupun setahun sekali. cara menghitung zakat tidaklah sulit. Cukup dengan 2,5%
Baca Juga: Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah
Untuk memenuhi kebutuhan belanja dalam rumah tangga, ada 3 jenis kebutuhan antara lain:
Kebutuhan primer
Yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat (memelihara jiwa, akal, agama, keturunan dan kehormatan). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan dan pernikahan.
Kebutuhan sekunder
Yaitu Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang berhubungan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan. Kebutuhan sekunder bisa dipenuhi setelah primer. Sekarang ini kebutuhan sekunder menjadi hal penting untuk kehidupan manusia.
Kebutuhan pelengkap
Yaitu kebutuhan yang dapat menambah kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.
Hindari Hutang dan Penggunaan Kartu Kredit
Lebih berkah dalam keuangan rumah tangga saat tidak memiliki hutang. Bukan berati tidak diperbolehkan berhutang ya sahabat, namun alangkah baiknya jika bukan karena kebutuhan yang pokok dan mendesak, alangkah baiknya untuk dihindarinya.
Sebab, tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada sejumlah faktor yang mau tidak mau membuat sahabat berhutang.
Sebagai saran, bila terpaksa berhutang, pergunakan hutang tersebut pada hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dipenuhi dalam waktu dekat. Contoh, cicilan rumah. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk berhutang.
Selain itu, yang wajib sahabat lakukan untuk mengatur keuangan yang baik adalah menjaga rasio hutang Anda. Sebisa mungkin, pastikan kewajiban sahabat membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang sahabat miliki. Lebih dari itu, keuangan rumah tangga sahabat dapat terganggu.
Membuat Tujuan Keuangan
Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk dapat merencanakannya dengan baik. Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut akan menjadi sia-sia. Tujuan-tujuan keuangan dalam keluarga tersebut antara lain:
Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek
Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah tangga. Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan kegiatan kesehariannya. Misalnya kebutuhan pangan, kebutuhan dapur, kebutuhan kamar mandi, dan lain halnya yang berjangka pendek dan habis.
Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, investasi, dan lain sebagainya. Dengan menjawab kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau kebutuhan praktis saja.
Mencapai Kebermanfaatan Keluarga Terhadap Umat
Kebermanfaatan keluarga terhadap umat sama dengan kontribusi keluarga terhadap umat. Bagaimanapun sebagai khalifah fil ardhi yang bertugas untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan. Dalam keuangan keluarga pula, sebaiknya jangan sampai ada harta riba di dalamnya. Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya keberkahan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam.
Mencatat dan Mengatur Cash Flow
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga harus melakukan hal-hal berikut ini.
Mencatat Penghasilan
Melakukan pencatatan pemasukan yang masuk setiap bulanya merupakan suatu keharusan. Hal ini untuk mengetahui berapa penghasilan pada keluarga tersebut setiap bulannya. Pendapatan tersebut dapat dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, baiknya juga mencatat penghasilan untuk mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada. Supaya dapat melakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang terkelola.
Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan
Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya sekali saat terbentuknya rumah tangga. Perencanaan pengeluaran bulanan baiknya setiap bulan, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan kebutuhan.
Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa terjebak kepada gaya hidup yang salah.
Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial, ataupun kekurangan padahal kebutuhan belum tentu terpenuhi. Untuk itulah mengapa membutuhkan perencanaannya setiap bulan.
Membuat Rencana Pengeluaran Tahunan
Melakukan perencanaan keuangan tidak hanya setiap bulan, melainkan juga setiap tahunnya.
Untuk itu, setiap tahun biasanya ada kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya.
Jika pembelanjaan sahabat telah sesuai dengan aturan-aturan Islam, Allah akan memajukan usaha sahabat serta melipatgandakan pahala dan keberkahan-Nya.
Bahkan Allah akan memberikan kelebihan hasil usaha (jika ada usaha) agar sahabat dapat menyimpan dan menabungnya untuk menjaga datangnya hal-hal yang tidak terduga atau untuk menjaga kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
Semoga bermanfaat sahabat 🙂
Editor: Dompet Dhuafa Jogja