Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah – Zakat adalah salah satu rukun Islam selain syahadat, sholat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Zakat menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat muslim bagi yang mampu membayarnya.
Secara umum, zakat terbagi menjadi dua macam, yakni zakat maal dan zakat fitrah. Keduanya memiliki berbagai perbedaan dari pengertian hingga objek zakat. Berikut ini akan terbahas perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah.
Pengertian
Zakat maal adalah zakat atas harta yang kita miliki sebagai seorang muslim yang wajib untuk keluar sesuai dengan nishab dan haulnya. Nishab adalah batasan minimal harta yang wajib untuk membayarkan zakatnya. Sementara itu, haul merupakan batasan waktu satu tahun hijriyah atau 12 bulan qomariyah kepemilikan harta yang wajib bayar zakat. Zakat maal memiliki banyak jenis dan terdapat perhitungan tersendiri pada setiap jenis zakatnya.
Sementara itu, zakat fitrah adalah salah satu jenis zakat yang merupakan zakat jiwa yang wajib dibayarkan atas setiap diri muslim yang hidup pada bulan Ramadhan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Syarat/Ketentuan Zakat
Setiap zakat wajib dibayarkan apabila memenuhi syarat atau ketentuan zakat itu sendiri. Dari segi ketentuan ini juga terdapat perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah. Seseorang diwajibkan membayar zakat maal apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
- Harta yang dimiliki adalah harta milik sendiri dan halal
- Mencapai haulnya atau telah disimpan selama satu tahun
- Mencapai nishabnya sesuai dengan ketentuan jenis hartanya masing-masing.
Sementara itu, yang menjadi ketentuan zakat fitrah adalah sebagai berikut.
- Beragama Islam
- Merdeka dalam artian bukan dari kalangan hamba sahaya
- Mampu/berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
- Menemui waktu wajib membayar zakat fitrah yakni bulan Ramadhan.
Bentuk Zakat
Bentuk zakat yang terbayar antara zakat maal dan zakat fitrah juga berbeda. Membayar zakat maal berupa harta. Jenis harta yang perlu keluar antara lain perhiasan (emas, perak, logam mulia, atau yang sudah dalam bentuk perhiasan), uang dan surat berharga, hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perniagaan, peternakan dan perikanan, hasil pertambangan, hasil perindustrian, harta temuan, dan zakat pendapatan.
Berbeda dengan zakat maal, bentuk zakat pada zakat fitrah adalah bahan makanan pokok seperti beras, gandum, roti, dan sejenisnya, tergantung pada makanan pokok di daerah tersebut. Namun, membayar zakat fitrah juga dapat dalam bentuk uang dengan nominal yang setara dengan harga besaran makanan pokok.
Waktu Pembayaran Zakat
Dari segi waktu terdapat perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah. Zakat maal seorang muslim keluarkan yang mana memiliki harta dan memenuhi ketentuan kena wajib berzakat ketika harta telah tersimpan selama batasan waktu haul atau selama satu tahun. Sehingga dapat membayar zakat kapan saja asalkan telah memenuhi ketentuannya.
Berbeda dengan zakat maal, zakat fitrah terikat pada waktu tertentu yakni sebelum sholat Idul Fitri. Namun, ada baiknya membayar zakat ini lebih awal sebelum hari raya atau pada bulan Ramadhan agar kewajiban kita dapat terpenuhi dengan cepat, serta zakat yang kita berikan dapat segera termanfaatkan oleh penerima zakat.
Besaran Zakat
Besaran zakat yang dibayarkan pada zakat maal diperhitungkan berdasarkan rumus tetap yakni 2,5% dikali dengan total harta yang dimiliki atau disimpan selama ketetapan haul. Hal ini juga akan tergantung dengan nishab dari setiap jenis hartanya karena nishab setiap jenis harta akan berbeda, seperti nishab zakat emas adalah 85 gram, sedangkan nishab zakat perak adalah 595 gram.
Besaran zakat fitrah berdasarkan hadits adalah satu sha’ yang setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan pokok. Namun, membayar zakat fitrah ini bisa juga dalam bentuk uang yang nominalnya setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan pokok tersebut. Harga ini tentu dapat berbeda di setiap daerah dan di setiap waktunya.
Objek Zakat
Objek dari zakat maal adalah harta yang muzakki miliki dengan ketentuan nishab yang telah ada ketentuannya dalam Islam dan oleh Menteri Agama telah sahkan, serta dengan ketentuan waktu haulnya.
Sementara itu, pada zakat fitrah objeknya adalah jiwa manusia. Maksud dari jiwa manusia adalah setiap individu dalam sebuah keluarga wajib membayarkan zakatnya. Apabila terdapat anggota keluarga yang belum mampu membayar, maka pembayaran zakat tersebut walinya yang membayarkan.
Kedua jenis zakat ini tentu memiliki perbedaan peran dan kewajiban. Namun, pada umumnya zakat menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Dengan membayar zakat maal dan zakat fitrah, umat Islam dapat memenuhi kewajiban mereka sebagai hamba Allah SWT. Semoga Allah SWT mampukan kita dalam menunaikkan kewajiban dalam berzakat.