Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Bulan muharram merupakan bulan pembuka di awal tahun baru hijriyah. Terdapat banyak keutamaan dalam menyambut bulan ini. Salah satunya adalah dengan bermuhasabah diri dan memperbanyak amalan sunnah. Terutama pada sepuluh hari pertama awal bulan.

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan dalam Tahdzibut Tahdzib 6/249 oleh Ibnu Hajar: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram”.

Rasulullah SAW menyebutkan bulan Muharram sebagai syahrullah yaitu bulan Allah SWT. Sehingga bulan ini memiliki keutamaan-keutamaannya sendiri.

Sehingga mendapati bulan Muharram menjadi kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Berikut merupakan amalan-amalan di bulan muharram yang rugi jika terlewatkan oleh seorang muslim:

Puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Hadits ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhol setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Maksud dari puasa ini adalah puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharram) sebagaimana penjelasnya dalam hadist rasulullah:

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, bahwasanya Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi perlu sahabat ingat ya, tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol adalah puasa Daud” (Kitab as-Siyam Min Syarhil U’mdah, Ibnu Taimiyyah 2/548)

Memperbanyak amalan shalih

Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.

Sangat disayangkan apabila melewatkan amal kabaikan pada bulan ini, bulan muharram merupakan bulan istimewa setelah bulan ramadhan. Setiap amalan memiliki imbalan pahala yang lebih dibandingkan dengan bulan lainya, maka dari itu akan lebih utama jika memperbanyak amalan pada bulan ini untuk bekal di akhirat kelak.

Ibnu Hajar menjelaskan, ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang yang dapat menolak keutamaanNya.

Taubat

Memulai tahun yang baru dengan suatu hal yang baik bukanlah hal yang merugikan. Justru sebaliknya, hal itu menjadi keutamaan. Memulai tahun hijriyah pada bulan muharram ini dengan bermuhasabah dan bertaubat menjadi awal yang baik untuk menyambut dan melewati satu tahun ke depan lebih berkah. Dan harapanya dengan taubat pada tersebut menjadi jalan lancarnya rezeki, berkahnya waktu, dan kebaikan selama satu tahun ke depan.

Hakikatnya taubat merupakan kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Yang mana tujuan akhir dari taubat tersebut adalah keridhoan-Nya dan dapat diterima di surga firdausnya. Taubat menjadi tugas  seumur hidup, setiap waktu, dan setiap saat.

Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka jika melakukan kesalahan secara sadar ataupun tidak sadar, segeralah istigfar dengan sungguh-sungguh. Bersegeralah bertaubat kepada Allah, dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.

Semoga bermanfaat sahabat. Selanjutnya akan membahas mengenai keutamaan Puasa Asyura pada bulan Muharram. Semoga Allah memudahkan segala niat kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *