Siap Sukseskan Zero Stunting, Dompet Dhuafa Jogja lakukan Pendampingan dan  Pemberian Suplemen Ibu Hamil di Wirobrajan

Wirobrajan – Stunting masih menjadi salah satu permasalahn yang hingga kini berusaha untuk di entaskan. Dompet Dhuafa Jogja bersama beberapa stakeholder setempat berkolaborasi untuk mengentaskan angka stunting khususnya yang ada di Wirobrajan.  

Pada program ini mendapat dukungan penuh dari kemantren Wirobrajan, beliau  mendorong berbagai pihak untuk ikut mengatasi stunting di wilayahnya. Dalam upaya percepatan penurunan stunting sejumlah perusahaan baik dari pemerintah maupun swasta ikut peduli dengan memberikan berbagai bantuan. 

Hal ini sebagai wujud dari inovasi Kemantren Wirobrajan dalam program Semangat Gotong Royong Bebas Stunting (Segoro Bening).

Launching inovasi Segoro Bening dilaksanakan Rabu (20/9/2023) bertempat di Pendopo Asri Wirobrajan dengan penyerahan berbagai bantuan dari berbagai pihak diantaranya dari Dhania bubur sehat dan bergizi memberikan bantuan berupa makanan tambahan untuk 27 baduta atau anak usia dibawah dua tahun selama 90 hari. 

Lazizmu Kota Yogya memberikan bantuan rendang kaleng untuk 30 ibu hamil selama 15 hari. Perumda PDAM Tirtamarta berupa pemberian protein hewani seperti telur ayam untuk 15 ibu hamil selama 15 hari. 

Dompet Dhuafa berupa pendampingan pemeriksaan dan bantuan suplemen untuk 10 ibu hamil selama masa kehamilan. Perumda Bank Jogja berupa tambahan protein hewani kepada keluarga beresiko stunting (KBS) senilai Rp. 5.000.000. 

Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogya berupa tambahan makanan protein hewani berupa lele, telor, dan susu untuk 67 KBS. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY berupa pelatihan membuat makanan sehat berbasis protein hewani bagi 20 KBS beserta paket bahan olahannya. 

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kota Yogya berupa sanitasi air limbah rumah tangga di Kelurahan Patangpuluhan dan Pakuncen senilai Rp. 300.000.000

Serta bantuan dari karyawan Kemantren Wirobrajan berupa tambahan protein hewani bagi 100 KBS melalui Jumat Sedekah selama 3 bulan. 

Mantri Pamong Praja Kemantren Wirobrajan, Sarwanto mengatakan dalam program segoro bening ini pihaknya mengajak berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk dapat berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kemantren Wirobrajan.

Pada program ini, lanjutnya, juga ditekankan pada tepatnya sasaran sesuai kebutuhan bagi keluarga beresiko stunting (KBS) sehingga bantuan tersebut dapat efektif dan mempunyai nilai manfaat sesuai kebutuhan bagi penerimanya.

“Dengan hal tersebut diharapkan dapat menekan dan menurunkan jumlah stunting, sehingga pada akhir tahun 2023 terwujud zero stunting di wilayah Wirobrajan,” katanya.

Sarwanto menegaskan akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna menyukseskan Wirobrajan zero stunting.

“Kami akan terus melibatkan banyak pihak terutama warga sekitar dan para pelaku usaha serta korporasi baik itu di wilayah Wirobrajan maupun di luar Wirobrajan,” ujarnya.

Progam Segoro Bening ini mendapat respon positif dari berbagai stakeholder, hal ini dibuktikan dengan banyaknya bantuan yang diserahkan melalui dana TSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan) mereka.

Selain menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam mengatasi stunting, Kemantren Wirobrajan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia serta baduta wasting dan under weight.

Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah, Muslim Wajib Paham

Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah, Muslim Wajib Paham

Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah – Zakat adalah salah satu rukun Islam selain syahadat, sholat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Zakat menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat muslim bagi yang mampu membayarnya.

Secara umum, zakat terbagi menjadi dua macam, yakni zakat maal dan zakat fitrah. Keduanya memiliki berbagai perbedaan dari pengertian hingga objek zakat. Berikut ini akan terbahas perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah.

Pengertian

Zakat maal adalah zakat atas harta yang kita miliki sebagai seorang muslim yang wajib untuk keluar sesuai dengan nishab dan haulnya. Nishab adalah batasan minimal harta yang wajib untuk membayarkan zakatnya. Sementara itu, haul merupakan batasan waktu satu tahun hijriyah atau 12 bulan qomariyah kepemilikan harta yang wajib bayar zakat. Zakat maal memiliki banyak jenis dan terdapat perhitungan tersendiri pada setiap jenis zakatnya.

Sementara itu, zakat fitrah adalah salah satu jenis zakat yang merupakan zakat jiwa yang wajib dibayarkan atas setiap diri muslim yang hidup pada bulan Ramadhan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Syarat/Ketentuan Zakat

Setiap zakat wajib dibayarkan apabila memenuhi syarat atau ketentuan zakat itu sendiri. Dari segi ketentuan ini juga terdapat perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah. Seseorang diwajibkan membayar zakat maal apabila memenuhi syarat sebagai berikut.

  1. Harta yang dimiliki adalah harta milik sendiri dan halal
  2. Mencapai haulnya atau telah disimpan selama satu tahun
  3. Mencapai nishabnya sesuai dengan ketentuan jenis hartanya masing-masing.

Sementara itu, yang menjadi ketentuan zakat fitrah adalah sebagai berikut.

  1. Beragama Islam
  2. Merdeka dalam artian bukan dari kalangan hamba sahaya
  3. Mampu/berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
  4. Menemui waktu wajib membayar zakat fitrah yakni bulan Ramadhan.

Bentuk Zakat

Bentuk zakat yang terbayar antara zakat maal dan zakat fitrah juga berbeda. Membayar zakat maal berupa harta. Jenis harta yang perlu keluar antara lain perhiasan (emas, perak, logam mulia, atau yang sudah dalam bentuk perhiasan), uang dan surat berharga, hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perniagaan, peternakan dan perikanan, hasil pertambangan, hasil perindustrian, harta temuan, dan zakat pendapatan.

Berbeda dengan zakat maal, bentuk zakat pada zakat fitrah adalah bahan makanan pokok seperti beras, gandum, roti, dan sejenisnya, tergantung pada makanan pokok di daerah tersebut. Namun, membayar zakat fitrah juga dapat dalam bentuk uang dengan nominal yang setara dengan harga besaran makanan pokok.

Waktu Pembayaran Zakat

Dari segi waktu terdapat perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah. Zakat maal seorang muslim keluarkan yang mana memiliki harta dan memenuhi ketentuan kena wajib berzakat ketika harta telah tersimpan selama batasan waktu haul atau selama satu tahun. Sehingga dapat membayar zakat kapan saja asalkan telah memenuhi ketentuannya.

Berbeda dengan zakat maal, zakat fitrah terikat pada waktu tertentu yakni sebelum sholat Idul Fitri. Namun, ada baiknya membayar zakat ini lebih awal sebelum hari raya atau pada bulan Ramadhan agar kewajiban kita dapat terpenuhi dengan cepat, serta zakat yang kita berikan dapat segera termanfaatkan oleh penerima zakat.

Besaran Zakat

Besaran zakat yang dibayarkan pada zakat maal diperhitungkan berdasarkan rumus tetap yakni 2,5% dikali dengan total harta yang dimiliki atau disimpan selama ketetapan haul. Hal ini juga akan tergantung dengan nishab dari setiap jenis hartanya karena nishab setiap jenis harta akan berbeda, seperti nishab zakat emas adalah 85 gram, sedangkan nishab zakat perak adalah 595 gram.

Besaran zakat fitrah berdasarkan hadits adalah satu sha’ yang setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan pokok. Namun, membayar zakat fitrah ini bisa juga dalam bentuk uang yang nominalnya setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter makanan pokok tersebut. Harga ini tentu dapat berbeda di setiap daerah dan di setiap waktunya.

Objek Zakat

Objek dari zakat maal adalah harta yang muzakki miliki dengan ketentuan nishab yang telah ada ketentuannya dalam Islam dan oleh Menteri Agama telah sahkan, serta dengan ketentuan waktu haulnya.

Sementara itu, pada zakat fitrah objeknya adalah jiwa manusia. Maksud dari jiwa manusia adalah setiap individu dalam sebuah keluarga wajib membayarkan zakatnya. Apabila terdapat anggota keluarga yang belum mampu membayar, maka pembayaran zakat tersebut walinya yang membayarkan.

Kedua jenis zakat ini tentu memiliki perbedaan peran dan kewajiban. Namun, pada umumnya zakat menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Dengan membayar zakat maal dan zakat fitrah, umat Islam dapat memenuhi kewajiban mereka sebagai hamba Allah SWT. Semoga Allah SWT mampukan kita dalam menunaikkan kewajiban dalam berzakat.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

YUK ZAKAT SEKARANG!

Kiat kiat Menjalani Puasa Dengan Ceria, Bunda Wajib Tau!

Kiat kiat Menjalani Puasa Dengan Ceria, Bunda Wajib Tau!

Kiat kiat Menjalani Puasa dengan Ceria – Bulan Ramadhan benar-benar tinggal menghitung hari bahkan menghitung jam. Kegembiraan yang dirasakan ketika menyambut Ramadhan adalah tanda keimanan seorang Muslim. Bahkan hal ini telah tertera pada QS Yunus ayat 58 pada hadits pendukung lainnya.

Dalam menyambut bulan Ramadhan saja kita seharusnya merasa bergembira. Apalagi selama berpuasa di bulan Ramadhan, kita perlu mematuhi kewajiban ini dengan gembira dan penuh semangat.

Namun, tidak jarang diantara kita yang merasa sulit menjalankan ibadah puasa ini dengan penuh kesabaran dan keceriaan karena merasa lapar dan lelah. Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa kiat untuk menjalankan puasa dengan penuh keceriaan.

Baca Juga: Ramadan Dari Hati

Kiat Kiat Menjalani Puasa dengan Ceria

Persiapan Sebelum Puasa

Kita masih memiliki beberapa waktu untuk melakukan persiapan sebelum bulan Ramadhan. Maka, kita perlu melakukan berbagai persiapan seperti membuat rencana dan target selama bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan agar ketika memasuki bulan Ramadhan kita memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas, realistis, dan bermakna dapat memberikan perasaan optimis dan kepercayaan diri yang membuat kita bahagia dan ceria dalam mejalaninya.

Tujuan atau target selama bulan Ramadhan juga dapat memberikan arah yang jelas sehingga dapat membantu kita dalam menetapkan prioritas dan mengambil tindakan yang tepat selama bulan Ramadhan. Keteraturan ini lah yang dapat membuat kita tenang, percaya diri, dan optimis sehingga kita akan merasa senang dan ceria.

Selain itu, ketika kita sudah memasuki bulan Ramadhan, kita perlu menyiapkan waktu puasa dengan makan dan minum yang cukup saat sahur dan berbuka puasa. Karena terlalu banyak makan, dapat membuat kita merasa ngantuk dan lesu selama berpuasa. Menjaga cairan tubuh juga bertujuan agar tubuh tetap terhidrasi selama berpuasa.

Berolahraga Ringan

Olahraga ringan dapat membantu kita meningkatkan energi dan semangat selama berpuasa. Hal ini terbukti secara ilmiah bahwa proses fisiologis tubuh yang terjadi ketika berolahraga dapat memberikan efek yang sangat baik pada diri kita.

Ketika kita berolahraga tubuh akan melepaskan berbagai hormon. Diantaranya adalah hormon endorfin yang dapat memberikan efek positif pada suasana hati, membantu mengurangi stres dan rasa sakit; hormon serotonin yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi; serta adrenalin dan noradrenalin yang dapat meningkatkan energi, meningkatkan kewaspadaan, dan meningkatkan fokus.

Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, jogging, atau yoga untuk membuat puasa kita lebih bersemangat dan ceria.

Menjaga Kualitas Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar selama berpuasa. Kualitas tidur tentu akan berkontribusi pada kestabilan emosi dan perasaan ceria. Hal ini dapat terjadi karena ketika kita tidur, tubuh dan otak melakukan proses pemulihan dan penyembuhan yang penting untuk kesehatan fisik dan mental.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas tidur yang kurang dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur emosi dan merespons situasi yang dapat memicu stres. Hal ini dapat mengarah pada perasaan yang mudah sedih, marah, tersinggung dan gelisah.

Sebaliknya, tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu seseorang merasa lebih ceria dan bertenaga. Ketika tidur, tubuh juga akan memproduksi hormon serotonin dan dopamin yang penting untuk mengatur suasana hati. Saat tubuh dan otak merasa segar setelah tidur yang cukup, seseorang dapat merespons situasi yang memicu stres dengan lebih baik, serta memiliki perasaan yang lebih positif, energik, dan ceria.

Oleh karena itu, cobalah untuk menjaga kualitas serta kuantitas tidur selama bulan Ramadhan agar kita dapat menjalankan hari-hari selama berpuasa dan beribadah dengan lebih positif dan ceria.

Bersosialisasi dengan Orang Lain

Berpuasa dan banyak beribadah di bulan Ramadhan bukan berarti harus mengisolasi diri dari dunia luar. Berinteraksi dengan orang lain, berkumpul bersama, dan beribadah bersama dapat membuat kita merasa lebih ceria dan semangat. Kita juga akan merasa terdorong untuk terus beribadah dan melakukan kebaikan.

Oleh karena itu, cobalah untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti mabit, i’tikaf, kajian, acara buka puasa bersama dengan keluarga atau teman-teman, serta kegiatan berbasis sosial lainnya.

Menjaga Pikiran Positif / Husnudzhon

Husnudzon atau berprasangka baik atau berpikiran positif akan membantu kita dalam menjaga semangat dan kesehatan selama berpuasa. Pikiran positif dapat meningkatkan perasaan bahagia seseorang, sedangkan pikiran negatif cenderung membuat seseorang merasa sedih, cemas, dan stres.

Dalam ilmu psikologi, konsep ini dikenal dengan istilah the tought cycle atau siklus perasaan. Ini juga sama seperti pernyataan yang sering kita dengar yaitu segala hal dimulai dari pikiran dan hati.

Pikiran yang positif dapat memicu perasaan positif, dan perasaan yang positif akan berdampak pada perilaku yang positif, dan seterusnya hingga membentuk siklus. Sebaliknya, pikiran yang negatif akan memicu perasaan negatif, dan perasaan negatif akan berdampak pada perilaku yang negatif.

Oleh karena itu, selama berpuasa cobalah untuk tidak terlalu fokus pada rasa lapar atau lelah, serta perasaan atau pikiran negatif lainnya. Alihkan pikiran kita untuk hal-hal yang positif dan menyenangkan agar puasa dan ibadah lainnya juga dapat berjalan dengan perasaan yang senang dan ceria.

Bersyukur

Bersyukur atas segala hal yang Allah SWT berikan dapat membantu kita dalam meningkatkan perasaan yang baik. Kita akan fokus pada hal-hal yang positif dalam hidup kita dan menghargai apa yang kita miliki. Ketika kita menghargai dan bersyukur atas hal-hal tersebut, kita cenderung merasa lebih bahagia, puas, dan ceria atas hidup kita.

Selain itu, bersyukur juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Oleh karena itu, selama berpuasa, cobalah untuk selalu bersyukur dan mengingat betapa besar karunia Allah SWT atas kehidupan kita. Hal ini dapat membantu kita meningkatkan semangat dan kualitas ibadah selama berpuasa.

Dengan menerapkan kiat-kiat di atas, semoga kita dapat menjalankan puasa dengan penuh keceriaan, semangat yang tinggi, dan perasaan yang positif. Ingatlah bahwa berpuasa bukanlah tentang menghindari makanan atau minuman, tetapi tentang menghadirkan diri kita secara spiritual dan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai seorang muslim.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

Sedekah Sekarang!

Jadwal Imsyak Ramadhan 2023

Jadwal Imsyak Ramadhan 2023

Jadwal Imsyak Ramadhan 2023 – Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata, dan seperti setiap tahunnya, jadwal imsak sangat dibutuhkan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan ibadah puasa. Khususnya untuk warga Yogyakarta dan sekitarnya. Berikut merupakan Jadwal Imsyak Ramadhan 2023 Daerah Istimewa Yogyakarta yang wajib sahabat simpan untuk berjaga.

Jadwal Imsyak Ramadhan 2023 Daerah Istimewa Yogyakarta

Jadwal Imsyak Ramadhan 2023

Download Jadwal Imsyakiyah Disini

Menjelang tiba bulan suci Ramadhan, penting bagi kita untuk mengetahui jadwal imsak agar kita dapat merencanakan waktu sahur dan beribadah dengan lebih baik. Dalam menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan, jadwal imsak merupakan panduan penting yang dapat membantu kita mempersiapkan diri dengan baik. Oleh karena itu, berikut ini adalah jadwal imsak untuk bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Menu Buka Puasa dan Sahur Selama 30 Hari, Referensi Menu Ramadanmu!

Bulan suci Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan rahmat. Dalam rangka memaksimalkan ibadah kita selama bulan ini, penting bagi kita untuk mengetahui jadwal imsak yang dapat membantu kita merencanakan waktu sahur dan beribadah dengan lebih efektif.

Sebagai umat Muslim yang berpuasa selama bulan suci Ramadhan, jadwal imsak sangatlah penting. Dalam artikel ini, akan disajikan jadwal imsak untuk membantu kita mempersiapkan diri dengan baik selama menjalankan ibadah puasa.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

SEDEKAH YUK!

Menu Buka Puasa dan Sahur Selama 30 Hari, Referensi Menu Ramadanmu!

Menu Buka Puasa dan Sahur Selama 30 Hari, Referensi Menu Ramadanmu!

Menu Buka Puasa dan Sahur Selama 30 Hari – Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan menjadi momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim melaksanakan ibadah puasa yang meliputi menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu dengan tetap melakukan aktivitas lainnya seperti biasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Saat kita berpuasa, sebenarnya metabolisme tubuh kita akan tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti bernapas, memompa darah dari jantung, memperbaiki sel yang rusak, berpikir, menjaga suhu tubuh, dan lain sebagainya. Dan di bulan Ramadhan ini, pola makan kita tentu akan berubah karena kita hanya diperbolehkan makan ketika sahur dan ketika berbuka puasa hingga kembali ke waktu sahur. Meskipun begitu, pada dasarnya tidak ada perubahan kebutuhan gizi saat berpuasa, hanya saja tubuh kita perlu penyesuaian dan perhatian khusus agar tetap sehat dan bisa menjalankan aktivitas lainnya seperti biasa.

Ketika kita berpuasa, menjadi hal yang wajar ketika kita merasa lapar dan butuh penyesuaian pada hari-hari pertama Ramadhan. Hal ini dapat terjadi karena lambung kita akan dibiarkan kosong selama kurang lebih 13 jam. Meskipun lambung kita tidak terisi, tubuh akan tetap memenuhi kebutuhan energi dengan mengambil cadangan energi dari tubuh kita seperti dari lemak yang tersimpan di bawah kulit atau dari glikogen yang tersimpan di hati dan otot. Hal ini menyebabkan pada 3 – 5 hari awal berpuasa kita akan merasa kurang nyaman karena pada waktu inilah tubuh akan beradaptasi dengan pola makan yang baru.

Pada seminggu pertama juga dapat terjadi penurunan berat badan karena tubuh berada dalam proses penyesuaian. Namun pada minggu-minggu berikutnya tubuh sudah bisa beradaptasi dengan perubahan pola makan. Bahkan bisa jadi ada kecenderungan mengalami kenaikan berat badan apabila kita tidak mengatur pola makan.

Sahur diibaratkan seperti makan sarapan. Maka, sahur juga perlu seimbang dengan memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak. Namun, karena waktu yang terbatas, kita bisa memilih sumber-sumber makanan yang lebih praktis tapi tetap bergizi dan seimbang. Berikut ini beberapa menu buka puasa dan sahur selama 30 hari yang patut sahabat coba untuk kesehatan tubuh sahabat.

Baca Juga: Jangan Bingung! Ini Loh Bedanya Takjil dan Ifthar

Menu Buka Puasa dan Sahur Selama 30 Hari

Konsumsi Makanan Yang Kaya Serat dan Protein

Makanan yang kaya serat dan protein seperti gandum, kacang-kacangan, buah-buahan, telur, ikan, daging, ayam, tahu, dan tempe dapat membantu memperlambat proses pencernaan sehingga memberikan energi dan menjaga rasa kenyang lebih lama. Secara spesifik, sumber protein yang cukup dapat mengurangi rasa lesu dan membuat tubuh lebih aktif sepanjang hari karena membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna. Sementara itu, makanan kaya serat dapat memperlambat proses penyerapan makanan dalam tubuh sehingga rasa kenyang dalam tubuh dapat bertahan lebih lama. Contoh makanan yang berserat tinggi adalah kurma, pepaya, pisang, terong, brokoli, wortel, dan sayuran hijau.

Hindari Makanan Yang Manis, Berlemak, dan Tinggi Gula, Garam, Lemak

Makanan yang tinggi gula dan lemak akan membuat tubuh cepat merasa lapar dan lelah karena kadar gula darah cepat menurun dan rasa lapar akan cepat timbul atau hipoglisemia. Selain itu, menghindari makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak membuat kita dapat terhindar dari masalah kesehatan seperti hipertensi, hiperglikemia, sembelit dan lainnya agar tidak menyebabkan kelelahan, lemas, dan perasaan tidak nyaman pada lambung ketika berpuasa.

Sama halnya dengan ketika kita tidak berpuasa, kita tetap perlu membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak yakni maksimal per harinya adalah 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan minyak.

Makan dan Minum Yang Cukup

Hindari mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan dengan maksud menabung energi dalam tubuh untuk kecukupan selama berpuasa. Konsumsi makanan yang berlebihan justru dapat memperburuk kondisi tubuh di siang harinya. Selain itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik, dengan mengonsumsi air putih yang cukup selama sahur. Setidaknya bisa meminum 2-3 gelas air putih dan bisa juga menambah dengan satu gelas susu untuk tambahan peroleh energi.

Pilih Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks yang kita konsumsi dapat membantu meningkatkan energi secara bertahap dan tahan lama jika membandingkan dengan karbohidrat sederhana. Makanan sumber karbohidrat kompleks antara lain nasi, nasi merah, kentang, pasta, mie, roti gandum, bihun, jagung, sereal, dan umbi.

Setelah berpuasa 13 jam lamanya, tentu hal yang paling ternanti-nanti adalah waktu berbuka puasa. Seringkali pada momen ini lah yang membuat seseorang dengan mudah meningkat berat badannya karena makan dan minum yang terlampau banyak akibat perasaan “balas dendam” atas menahan lapar dan haus seharian. Oleh karena itu, kita juga perlu memperhatikan asupan makan dan minum ketika berbuka puasa. Berikut tips berbuka puasa sehat yang bisa sahabat terapkan.

Jangan Langsung Makan Makanan Berat

Ketika berbuka puasa, kita dapat mengonsumsi makanan dan minuman manis secukupnya karena makanan dan minuman manis sehingga tubuh mudah mencernanya dan dapat segera mengembalikan kesegaran tubuh, serta tubuh segera mendapatkan glukosa untuk menormalkan kadar gula darah yang menurun selama berpuasa. Ini juga sebagai bentuk kita untuk mengikuti sunnah Nabi SAW.

Hindari untuk langsung makan makanan berat ketika berbuka puasa karena justru itu akan membebani kerja lambung yang sudah beristirahat selama kita berpuasa. Hindari juga minuman dingin atau es saat berbuka karena ini dapat menahan rasa lapar sehingga tubuh akan cenderung menunda atau menolak hidangan lain yang kaya akan nutrisi.

Konsumsi Makanan Yang Seimbang

Setelah melaksanakan sholat maghrib atau 30 menit setelah berbuka puasa, kita baru dapat makan malam seperti biasanya. Sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan yang bergizi lengkap dan seimbang serta mengandung karbohidrat kompleks.

Hindari Makanan Yang Berlebihan dan Makan Secara Perlahan

Hindari makan yang berlebihan karena dapat menyebabkan sakit perut dan merusak kesehatan tubuh. Makan yang berlebihan dapat mengakibatkan glukosa darah meningkat secara cepat dan akan turun dengan cepat pula karena efek dari hormon insulin produksi. Hal ini akan menstimulasi hormon ghrelin yang memicu kelelahan dan rasa lemas sehingga menimbulkan rasa lapar kembali.

Setelah itu, bisa jadi kita akan makan lagi atau langsung beristirahat. Selain menurunkan kualitas dan produktivitas kita dalam beribadah, siklus ini juga yang kemudian membuat fenomena banyaknya kenaikan berat badan ketika bulan Ramadhan karena adanya penumpukan kalori.

Minum Air Putih Yang Cukup

Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik yakni dengan mengonsumsi air putih yang cukup selama berpuasa. Kita memang perlu mengatur strategi agar selama bulan puasa kita tetap bisa mengonsumsi air sekitar 8 gelas per hari. Dapat mencontoh salah satu strategi dengan pola 2-4-2. Pola yang mana dengan cara 2 gelas ketika sahur, 2 gelas ketika berbuka puasa, dan 4 gelas di malam hari.

Meskipun kita harus tetap menjaga konsumsi minum kita. Kebutuhan air ini juga tidak selalu dari air putih saja. Namun bisa juga minum teh, susu, jus, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam cairan yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Tetapi, perlu menggaris bawahi anjuran untuk tidak meminum minuman yang dingin karena ini akan membuat kita cepat merasa kenyang dan enggan untuk mengonsumsi cairan lagi.

Hindari Makanan Yang Terlalu Pedas dan Makanan Berlemak

Salah satu hal yang menjadi incaran ketika berbuka puasa adalah gorengan dan makanan pedas. Padahal ini kurang baik untuk kesehatan tubuh. Makanan yang terlalu pedas dan berlemak dapat membuat kita terkena gangguan pencernaan. Seperti halnya maag, diare, GERD, dan lainnya apabila tidak membatasinya.

Makanan yang berlemak tinggi seperti gorengan juga justru akan menurunkan imunitas tubuh kita, serta dapat meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif. Apabila tetap ingin memakannya, usahakan hanya makan 4 – 5 potong saja untuk makanan yang digoreng.

Selain tips yang telah dijabarkan, terdapat juga contoh menu sahur dan buka puasa yang sehat dan bisa dijadikan referensi.

Contoh Menu Sahur

  1. Nasi merah dengan telur dadar dan sayuran kukus.
  2. Salad sayur dengan kacang-kacangan dan protein tanpa lemak seperti ayam atau ikan.
  3. Bubur kacang hijau dengan sedikit gula dan susu rendah lemak.
  4. Telur dadar dengan tumis sayuran seperti tomat, paprika, dan bawang putih.
  5. Nasi putih dengan ikan teri, tahu, dan tempe goreng.

Contoh Menu Buka Puasa (Makan Malam)

  1. Sup ayam dengan sayuran segar dan nasi merah.
  2. Tumis sayuran dengan tofu atau tempe dan nasi putih.
  3. Ikan panggang dengan sayuran hijau dan kentang rebus.
  4. Nasi goreng dengan sayuran segar dan telur dadar.
  5. Ayam panggang atau rebus dengan sayuran kukus dan kentang rebus.

Dalam memilih menu sahur dan buka puasa, penting untuk memperhatikan keseimbangan nutrisi dan menghindari makan yang berlebihan. Dengan memilih makanan yang seimbang, dan cara memasak yang tepat. Kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan menjalankan ibadah puasa dengan optimal. Semoga tips sahur dan buka puasa di atas dapat bermanfaat dan menjadi acuan dalam menentukan menu sahur dan berbuka puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa!

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

SEDEKAH SEKARANG!

4 Cara Bangun Pagi Agar Tidak Ngantuk Paling Ampuh, Kamu Wajib Tau!

4 Cara Bangun Pagi Agar Tidak Ngantuk Paling Ampuh, Kamu Wajib Tau!

Cara Bangun Pagi Agar Tidak Ngantuk

Cara bangun pagi agar tidak ngantuk – Bangun pada pagi hari terkadang memang menjadi tantangan tersendiri. Selain karena masih mengantuk, terkadang juga membuat aktivitas harian kurang optimal karena kondisi tubuh yang kurang fit dan masih merasakan sisa kantuknya. Tentu hal ini menyebabkan aktivitas menjadi terhambat.

Sedangkan, realita menuntut untuk dapat beraktivitas lebih cepat pada pagi hari. Seperti halnya supaya tidak terlambat berangkat sekolah ataupun bekerja. Tak hanya itu, dalam Islam juga menganjurkan kita untuk senantiasa bangun pagi. Hal tersebut tercantum di dalam hadis Rasulullah SAW dan di dalam ayat Al-Quran sebagai berikut:

“Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikrullah Ta’ala mulai dari (waktu) Sholat Subuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Isma’il.” (HR. Abu Dawud).

            Dalam QS Al-Isra ayat 78 menyebutkan “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat.”

Secara gamblang dasar perintah hadits ada pada doa Rasulullah :

Terjemah hadits riwayat Ath-Thabrani dalam Al Ausath, “Keberkahan bagi umatku mengalir di waktu pagi buta mereka.”

      Tentu membaca kalimat tersebut, dapat tersimpulkan bahwasanya bangun pagi sangat banyak manfaatnya, baik dari aktifitas yang lancar ataupun dalam hal agama yang menjanjikan pahala tak terkira. Namun, yang menjadi kendala adalah bagaimana cara untuk dapat bangun pada pagi hari dan tidak mengantuk setelahnya. Mari kita simak ulasan berikut!

Baca Juga: Tips Agar Anak Terbiasa Bangun Pagi, Bunda Harus Tau!

1. Jangan Minum Kopi di Malam Hari

      Minuman kopi adalah salah satu minuman yang mengandung kafein. Padahal kafein adalah senyawa yang dapat mengeblok senyawa hasil produksi otak yang berfungsi memberikan respon rasa kantuk. Senyawa ini bernama adenosin. Cara kerja kafein iyalah dengan menempel pada reseptor adenosin. Kafein bisa bekerja seperti itu karena memiliki molekul yang serupa dengan adenosin. Reseptor yang seharusnya disediakan untuk adenosin akan direbut oleh kafein sehingga kantuk akan tertahan untuk sementara.

       Jika kita minum kopi malam hari maka kantuk akan tertahan sehingga menjadikan begadang hingga larut malam. Ketika bangun pagi akan terasa mengantuk. Oleh karenanya, jika ingin bangun pagi agar tidak ngantuk sebaiknya malam hari jangan minum kopi karena dari penjelasan di atas kita tahu bahwa  kantuk akan tertahan untuk sementara sesuai dengan cara kerja kopi yang mengandung kafein.

2. Matikan Lampu Ketika Tidur

     mematikan lampu saat tidur tidak hanya untuk menghemat penggunaan listrik bagi beberapa orang. Namun, dapat menjadikan tidur yang berkualitas. mengapa demikian? Lampu yang menyala menyebabkan otak tidak bisa beristirahat secara total, hal ini menyebabkan kualitas tidur kurang lelap. Maka dari itu ketika bangun tidur di pagi hari, diri masih merasakan kantuk yang luar biasa. Seakan kurang waktu untuk tidur dan istirahatnya.

      Dalam salah satu hadits menganjurkan untuk mematikan lampu saat akan tidur. “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman” (HR. Muttafaq’alaih).

3. Mandi Pagi dengan Air Dingin

      Rahasia berikutnya agar aktivitas harianmu tidak terganggu kantuk adalah memulai hari dengan mandi air dingin. Memulai hari dengan mandi air dingin dapat menstimulus tubuh untuk lebih fresh. Namun, mandi air dingin ini juga ada aturan mainya, anjuranya yaitu jangan langsung mengguyur tubuh menggunakan air dingin. Mulailah dengan cara siram dari bagian kaki lalu secara perlahan naik ke tubuh bagian atas.

4. Hindari Sarapan Berlebihan

      Sarapan pagi merupakan hal terpenting untuk mengawali hari. Banyak sarapan yang menjadi pilihan. Mulai dari sereal, roti, ataupun nasi beserta lauk pauknya. Namun, hindari sarapan yang berlebihan karena hal tersebut menyebabkan tubuh melepaskan hormon tertentu yang lebih banyak. Yaitu Hormon melatonin dan serotonin.

      Melatonin dan serotonin merupakan senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai pengatur siklus tidur ataupun suasana hati. Ketika kedua hormon ini meningkat maka rasa kantuk setelah makan akan muncul.

      Melatonin dan serotonin sendiri diproduksi dari asam amino atau disebut triptofan. Kebanyakan terdapat dalam makanan yang kaya akan protein. Lalu penyerapan triptofan dalam tubuh dibantu oleh karbohidrat.

       Beberapa peneliti percaya bahwa seseorang merasa lelah atau mengantuk setelah makan karena tubuh mereka memproduksi lebih banyak serotonin, dikutip dari Medical News Today.

       Maka dari itu, agar tidak ngantuk ketika bangun pagi hindari sarapan yang berlebihan terutama jangan terlalu banyak makan makanan yang kaya protein dan karbohidrat.

      Setelah kita mengetahui cara bangun pagi agar tidak ngantuk, jangan lupa dipraktikkan ya! Mungkin di awal akan terasa berat namun lama-kelamaan pasti terbiasa. Semangat untuk yang ingin mencoba.

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

Sedekah Sekarang!

Hari Valentine Menurut Islam, Sahabat Wajib Paham!

Hari Valentine Menurut Islam, Sahabat Wajib Paham!

Hari Valentine Menurut Islam – Seorang Muslim harus saling mencintai dan menyebarkan cinta di antara orang-orang tanpa memandang warna kulit, ras, agama atau bahkan latar belakang. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus kehilangan identitas dan meniru tradisi dari ras lain.

Namun sayangnya, seperti halnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan, banyak umat dari golongan muslim yang justru mengikuti musuh Allah SWT dalam sebagian ritual dan adatnya.

Sebagaimana Abu Sa’id Al Khudri, Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, dia berkata bahwa Utusan Tuhan, Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata:

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).

Salah satu contohnya yaitu kini anak muda termasuk umat Islam banyak memperingati Hari Valentine, atau yang kita kenal dengan Hari kasih sayang. Merayakan hari tersebut setiap tanggal 14 Februari yang mana mereka mengganggap itu sebagai wujud cinta atau kasih sayang.

Lantas, Apa Hari Valentine menurut Islam?

Sebelum mengetahui bagaimana Hari Valentine menurut Islam, Sahabat juga harus mengetahui sejarah hari kasih sayang sendiri.

Sejarah Hari Valentine

Februari telah lama dikenal sebagai bulan romansa dan Hari St. Patrick. Hari Valentine seperti yang kita kenal sekarang membawa sisa-sisa tradisi Kristen dan Romawi kuno. Tapi siapa Saint Valentine dan bagaimana hubungannya dengan ritual kuno ini?

Gereja Katolik Roma mengakui setidaknya ada tiga santo berbeda bernama Valentinus atau Valentinus. Menurut salah satu legenda, Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Roma pada abad ketiga. Ketika Kaisar Claudius II memutuskan bahwa pria yang belum menikah adalah prajurit yang lebih baik daripada mereka yang memiliki istri dan keluarga, dia melarang pernikahan dengan orang muda. Menyadari ketidakadilan keputusan tersebut, Valentine menentang Claudius. Ia secara diam-diam terus menikahi pria muda. Ketika Claudius mengetahui perbuatan Valentine tersebut, ia memerintahkan kematian untuknya.

Cerita lain mengatakan bahwa Valentine mati karena berusaha membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi, yang mana mereka sering kena pukul dan mengalami siksaan parah. Menurut legenda, Valentine yang dipenjara mengirimkan “salam Hari Valentine” pertama setelah jatuh cinta dengan seorang gadis muda yang mengunjunginya saat kelahirannya.

Sebelum kematiannya, dalam cerita ia telah menulis surat bertanda “Dari Valentine”, sebuah ungkapan yang masih populer sampai sekarang. Meskipun legenda Valentine tersebut masih belum dapat terbukti kebenarannya. Semua cerita menggambarkan pada sosok yang simpatik, heroik, dan romantis.

Festival Pagan Lupercalia

Kisah Hari Valentine tidak berakhir begitu saja. Beberapa percaya bahwa perayaan Hari Valentine untuk memperingati kematian seorang pria bernama Valentine. Sementara yang lain mengklaim bahwa itu adalah upaya gereja Kristen untuk “mengkristenkan” dengan festival pagan Lupercalia.

Perayakan Lupercalia pada tanggal 15 Februari merupakan sebuah festival kesuburan. Orang mendedikasikannya untuk Faunus, dewa pertanian Romawi, dan pendiri Romawi Romulus dan Remus.

Pada tahap ini untuk memulai festival. Para anggota Luperci dan pendeta Romawi, berkumpul di gua suci tempat bayi pendiri Roma, Romulus dan Remus. Dalam cerita serigalalah yang merawat mereka. Para pendeta mengorbankan seekor kambing untuk kesuburan dan seekor anjing untuk penyucian. Kemudian mereka mengupas kulit kambing menjadi potongan-potongan kecil. Mencelupkannya ke dalam darah lalu berkeliling, selanjutnya dengan lembut memukuli wanita menggunakan kulit kambing tersebut.

Wanita Romawi menyambut baik sentuhan kulit kambing itu karena mereka mempercayai hal itu dapat membuat mereka lebih subur. Belakangan, menurut legenda, semua wanita muda di kota itu memasukkan nama mereka ke dalam guci besar. Kemudian setiap pemuda memilih nama secara acak, dan gadis yang namanya muncul harus menjadi pasangannya selama setahun. Tradisi ini sering berakhir dengan pernikahan.

Hari Valentine Menurut Islam

Dalam Islam, Hari Valentine merupakan sesuatu yang tidak boleh dirayakan. Karena melihat dari catatan sejarah Hari Valentine, jelas bahwa tradisi ini adalah hari raya non-Muslim dan juga merupakan bentuk paganisme.

Meski Hari Valentine memiliki nilai cinta dan kasih sayang, pada kenyataannya yang ada hanyalah cinta semu. Orang yang mengingat hari ini hanya mengandalkan cinta yang mana nafsu sebagai landasanya. Pada akhirnya mengarah pada perbuatan maksiat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan bahwa merayakan Hari Valentine adalah ilegal menurut Islam. Pasalnya, 14 Februari yang identik sebagai peringantan valentine. Kebanyakan penuh dengan hal-hal yang tidak baik dan tidak berguna seperti berpesta, asusila, dan mabuk-mabukan.

Fatwa MUI #3 Tahun 2017 memperingatkan umat Islam bahwa merayakan Hari Valentine pada 14 Februari adalah haram. Hal ini berdasarkan pada alasan berikut:

  1. Hari Valentine bukan bagian dari tradisi Islam.
  2. Khawatirkan hari valentine dapat menjerumuskan pemuda muslim ke dalam maksiat seperti seks sebelum menikah.
  3. Hari Valentine bisa membawa kejahatan. Alasan kuat pandangan tentang Saint Valentine’s Day menurut Islam adalah bahwa tradisi ini bukan bagian dari tradisi Islam, meskipun asalnya terkait dengan perayaan non-Islam dalam paganisme.

Dalam Islam kita dilarang mengikuti atau meniru hari raya orang kafir. Larangan ini ditemukan dalam beberapa ayat, dan juga ditemukan dalam beberapa sabda Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya damai, dan dalam konsensus (ijma’) para ulama. Dalam salah satu hadits otentik, Nabi berkata, semoga dia memberkati dia dan memberinya kedamaian:

“Siapa yang seperti sekelompok orang, adalah bagian dari mereka.”

Rasulullah SAW bahkan memerintahkan kita untuk membedakan antara Yahudi dan Nasrani. Dia, memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata:

“Yahudi dan Kristen tidak benar-benar ingin mengubah uban, jadi mereka berbeda.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa kami berselisih paham dengan umat Yahudi dan Nasrani pada umumnya dan salah satu bentuk perselisihan tersebut adalah masalah uban. (Iqtidho’).

Hari Valentine adalah perayaan pagan yang kemudian menjadi bagian dari ritual agama Kristen. Menurut Islam, merayakan hari Valentine dilarang karena merayakan hari Valentine berarti meniru perayaan orang-orang kafir.

Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya, Kamu Wajib Tahu!

Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya, Kamu Wajib Tahu!

Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya – Menjadi salah satu bulan haram, bulan rajab sangat diistimewakan. Bulan Haram merupakan bulan yang mulia. Pada bulan haram umat muslim teranjurkan untuk dapat memperbanyak amalan. Amalan pada bulan ini mendapat banyak keutamaan .

Bulan Rajab merupakan bulan yang bisa umat Islam manfaatkan untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya adalah bersedekah. Sedekah pada bulan Rajab merupakan amalan yang tidak boleh terlewatkan.

Yuk Sedekah Mudah

Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya

Keutamaan Bulan Rajab dan Amalannya


Buku Berburu Surga di Bulan Istimewa karya Miftah Fauzi menjelaskan bahwa makna bulan Rajab disampaikan langsung oleh Nabi SAW dalam sabdanya yaitu:

“Tahun berganti sebagaimana adanya sejak Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Ada dua belas bulan dalam setahun. Di bawah ini ada empat bulan Haram (suci). Tiga bulan berturut-turut adalah Zulkaidah, Zulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi) Rajab Mudhar, yang terletak di antara Jumadil (kepala) dan Sya’ban”, (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahal bin Sa’ad meriwayatkan bahwa Rasulullah (damai dan berkah besertanya) mengatakan: “Ingat, bulan Rajab sebenarnya adalah salah satu bulan yang terlarang (termuliakan). Pada bulan itu Allah mengambil nabi Nuh dalam bahtera , dan dia berpuasa di kapal dan memerintahkan orang-orang yang berpuasa bersamanya. Kemudian Tuhan menyelamatkannya dari kapal karam sampai Tuhan membersihkan bumi dari ketidakpercayaan dan ketidaktaatan.”

Merujuk pada buku Indah Bersedekah karya Indriyana R. Dani & Muthia Esfand, bulan Rajab juga mengenalnya sebagai bulan bersedekah. Bulan Rajab yang penuh berkah ini, sangat danjurkan untuk bersedekah untuk umat muslim.

Makna sedekah dalam hal ini tidak selalu berarti materi. Amalan tersebut antara lain dengan memperbanyak shalat, puasa atau amalan lainnya. Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa bersedekah di bulan Rajab, maka Allah akan menjaganya dari Neraka seperti anak burung gagak yang belum tumbuh bulu, hingga mati karena usia tua.”

Allah menuliskan seribu kebaikan pada setiap helai rambutnya, mengangkat seribu derajat untuknya, menghapus seribu keburukan. Lalu Allah menulis seribu hujjah, seribu umrah, serta seribu bangunan istana untuk setiap satu puasa dan satu sedekah yang dia lakukan.”

Baca Juga: Meraih derajat takwa di bulan Ramadan

Keutamaan Sedekah dalam Al-Qur’an

Sedekah merupakan salah satu amalan yang dapat mendatangkan pahala yang berlipat dan sebagai amalan yang dapat memperlancar rezeki bagi siapa saja yang melakukannya. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid : 18)

Pahala dari bersedekah tersebut dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 261 yang berbunyi:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.

Di dalamnya, banyak terjadi peristiwa penting, salah satunya Isra dan Mi’raj, momen ketika Rasulullah menerima perintah ibadah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT.

Oleh sebab itu, mari kita isi bulan Rajab dengan amal baik dalam rangka meningkatkan ketaatan pada Allah SWT.

Imam Abu Bakar al-Warraq berkata: “Di bulan Rajab kamu menanam bibitnya, pada bulan Sya’ban kamu merawat dan menyiraminya, kemudian pada bulan Ramadhan kamu memanennya.”

Maka dari itu sahabat, mari persiapkan amalan terbaikmu pada bulan ini dan tuai keberkahannya nanti pada bulan Ramadhan yang fitri. Sahabat dapat memulai salah satu amalan terbaiknya dengan sedekah terbaik.

YUK SEDEKAH SEKARANG!

7 Manfaat Silaturahmi dalam Pandangan Islam, Nomer 2 Terbaik!

7 Manfaat Silaturahmi dalam Pandangan Islam, Nomer 2 Terbaik!

Manfaat Silaturahmi dalam Pandangan Islam- Secara bahasa silaturahmi  terdiri dari kata Sillah (hubungan) dan rahim (kasih sayang), hubungan kasih sayang karena kekeluargaan. Sedangkan silaturahmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tali persahabatan dan persaudaraan. Dari pengetian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata silaturahmi berarti tali persaudaraan.

Sejatinya manusia adalah makhluk sosial dalam artian manusia itu sendiri saling membutuhkan. Dengan bersilaturahmi dapat memudahkan kegiatan – kegiatan manusia itu sendiri. Terdapat banyak keberkahan dan manfaat dari silaturahmi.

Namun tak sedikit pula manusia yang memutus tali silaturahmi dengan kerabatnya hanya karena mementingkan ego atau kepentingan pribadi dan perkara ekonomi menjadi hal yang paling sering terjadi atas terputusnya tali silaturahmi dari seseorang. Melalui tulisan ini, memiliki harapan dapat memberikan pemahaman mengenai perintah, hukum dan hikmah silaturahmi.

Perintah dan Anjuran Silaturahmi

Banyak dalil yang memberikan anjuran untuk menjaga tali silaturahmi dan manfaat silaturahmi dalam pandangan Islam yang mana penting diketahui bagi Umat Islam guna menjaga silaturahmi menjadi bagian dari ketaqwaan kepada Allah SWT, berikut beberapa dalil tersebut:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (H.R. Bukhati & Muslim).

Rasulullah sangat menganjurkan untuk menjalankan dan menjaga hubungan silaturahmi, mau itu dari hubungan yang mulai renggang ataupun yang masih harmoni, pada hadits berikut terdapat pembahasan mengenai menjaga hubungan silaturahmi:

“Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (kerabat) merusak hubungan persaudaraan dengan dirinya.” (H.R. Bukhari)

Disisi lain, terdapat pula dalam Al – Qur’an Surah Al – Baqarah Ayat 83 mengenai anjuran berbudi baik kepada kerabat, sebagai berikut:

“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak – anak yatim, dan orang – orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (Q.S Al – Baqarah : 83)

Terdapat kata “kerabat” dalam ayat tersebut bahkan diucapkan lebih dulu daripada “anak yatim” dan sebagaimana kita tahu bahwa memuliakan anak – anak yatim adalah sebuah amalan yang amat sangat menjanjikan pahalanya, ini menunjukkan betapa luar biasanya apabila selalu menjaga hubungan silaturahmi dan merupakan sebuah amalan yang besar pula.

Hukum Memutus Silaturahmi dalam Islam

Seluruh Umat Islam sudah sepatutnya mengetahui akan pentingnya menjaga silaturahmi terhadap sesama dan juga dengan cara mengetahui tentang memtuskan tali silaturahmi membuat seseorang akan takut untuk melanggarnya, berikut dalil yang memberitahukan tentang ancaman melepas tali persaudaraan atau silaturahmi:

“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] – berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat] – daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (H.R. Abu Daud & Tirmidzi).

“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Beberapa dalil tersebut sudah menjelaskan akan bahayanya ketika seseorang dalam keadaan sadar sedang melakukan perbuatan pemutusan tali persaudaraan atau silaturahmi padahal ancaman nya tidak main – main.

Yaitu tidak dapat memasuki atau menjadi penghalang seorang mukmin untuk bisa kekal dalam surga nanti. Seseorang yang belum memiliki waktu luang, keterbatasan biaya, halangan cuaca dan semacamnya tidak merupakan golongan orang yang memutus tali silaturahmi.

Namun golongan orang yang memutus tali silaturahmi apabila sama sekali tidak ingin dan mau kenal apalagi berhubungan atau berurusan dengan kerabat.

7 Manfaat Silaturahmi Dalam Pandangan Islam 

1. Melapangkan Rezeki

Silaturahmi salah satu manfaatnya  adalah karenanya rezeki terlapangkan. Rezeki seseorang ada kalanya mengalami kesulitan. Allah SWT begitu mudah memberikan rizki bagi hambanya, bahkan dari arah yang tak terduga-duga.

Rasulullah SAW bahkan menyampaikan pada haditsnya, bahwa salah satu manfaat silaturahmi dalam islam adalah lapangnya rezeki/rizki.

“Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R Bukhari & Muslim)

Baca Juga: Tujuh Penghambat Rezeki Datang, Nomer 2 Sering Tak Disadari!

2. Memperpanjang Umur

Manusia sering kali bersalah dan menjadi lupa, maka dari itu bertaubat atas dosa Dosa pada masa lampau memiliki kesempatan untuk bisa memperpanjang umur
setiap manusia itu sendiri.

3. Menghibur Kerabat

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS Ar – Rahmaan :60)

Manusia merupakan makhluk sosial, yang mana membutuhkan orang lain untuk dapat menjalani kehidupannya. Oleh karena itu bukan tidak mungkin saat seseorang sedang mengalami kesulitan, silaturahim yang terjalin antar kerabat dapat menjadi penghiburnya.

4. Sebagai Tanda Ketaatan Kepada Allah

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Karena silaturahmi merupakan ajaran perintah langsung dari Allah SWT, bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahwa orang yang menyambung talisilaturahmi adalah orang yang beriman kepada hari akhir.

5. Menghilangkan Perselisihan

Perselisihan seringkali terjadi antar saudara maupun kerabat. Hal tersebut terjadi bisa karena perbedaan pilihan, prinsip atau bahkan masalah ekonomi. Namun, meskipun demikian Allah melarang untuk memutuskan hubungan tali silaturahmi.

Dan menjadi salah satu hikmah silaturahmi dalam islam, yaitu dapat menghilangkan perselisihan yang sedang terjadi. Salah satunya saling bertegur sapa, bukan tidak mungkin masalah akan terseleseikan dengan baik kareenanya.

6. Mendapatkan Rahmat

Allah Berfirman: “Aku adalah Maha pengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya.” (H.R. Abu Dawud)

Amalan paling mudah agar mendapat rahmat dari Allah SWT adalah dengan cara menyambung tali silaturahmi.

7. Masuk Surga

“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (H.R. Ibnu Majah) Suatu bentuk ikhtiar dan ketaatan kepada Allah SWT adalah dengan mengharapkan surga dari-Nya dengan cara menyambung tali silaturami.`

Itu tadi beberapa manfaat silaturahmi dalam pandangan islam, semoga dapat menambah islmu khasanah kita. Semoga bermanfaat sahabat!

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

Yuk Sedekah!

5 Keistimewaan Bulan Jumadil Awal, Nomer 2 Paling Sering Ditiru!

5 Keistimewaan Bulan Jumadil Awal, Nomer 2 Paling Sering Ditiru!

5 Keistimewaan Bulan Jumadil Awal, Nomer 2 Paling Sering Ditiru!

Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam penanggalan kalender Islam atau Hijriah. Nama Jumadil Awal diambil dari kata jumadi yang artinya beku dan dingin, sedangkan awal berarti pertama.

Mengutip buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karya Ida Fitri Shohibah (2012: 14), dinamakan Jumadil Awal karena bulan ini merupakan awal terjadinya musim dingin di negeri Arab. Pada saat itu, udara yang berembus sangat dingin hingga menyebabkan mata air menjadi beku.
Selain itu, bulan Jumadil Awal juga dikatakan sebagai bulan penuh keistimewaan. Sebab, banyak peristiwa penting dan berkesan yang terjadi di bulan ini. Lantas, apa saja keistimewaan bulan Jumadil Awal?

Keistimewaan Bulan Jumadil Awal

Merujuk pada buku Keistimewaan Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid (2019: 07), beberapa peristiwa penting dalam Islam yang terjadi pada bulan Jumadil Awal sehingga membuat bulan ini begitu istimewa meliputi:

1. Lahirnya Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin

Jumadil Awal merupakan bulan kelahiran beberapa ulama dan awliya besar, seperti Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin. Imam Al Ghazali lahir pada pertengahan abad ke-5 Hijriah, tepatnya pada tahun 450 H/1058 M. Sementara Imam Ali Zainal Abidin lahir pada 5 Sya’ban, tepatnya tahun 38 H/658 M.

2. Nabi Muhammad SAW Menikahi Khadijah

 Jumadil Awal juga menjadi peristiwa paling berkesan bagi Nabi Muhammad SAW. Karena pada bulan ini, Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwalid. Khadijah merupakan perempuan yang paling Rasulullah cintai. Khadijah juga menjadi satu-satunya orang yang Allah SWT titipkan salam untuknya melalui Malaikat Jibril saat bertemu Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga : Pengertian Wakaf
Dalam sebuah kisah menyebutkan  selama 25 tahun pernikahan mereka, Nabi Muhammad SAW tidak pernah menikah dengan perempuan lain. Beliau sangat menjaga perasaan Khadijah.

3. Pertempuran Moota

Pertempuran Moota terjadi pada bulan ini. Moota adalah nama sebuah kota di Suriah yang menjadi tempat terjadinya pertempuran ini.

Nabi Muhammad SAW tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini. Rasulullah SAW menunjuk Khalid bin Walid secara langsung sebagai jenderal untuk memimpin Pertempuran Moota. Khalid bin Walid secra langsung oleh Nabi Muhammad tunjuk sebagai jenderal keempat dari pertempuran Moota. Khalid bin Walid juga mendapat julukan sebagai “salah satu pedang Allah”.Kata Moota berasal dari nama sebuah kota pada Suriah yang menjadi tempat pertempuran ini

4. Perang Al Ashirah

Pertempuran yang juga terjadi di bulan Jumadil Awal adalah perang Al Ashirah. Perang ini berlangsung pada tahun kedua hijriah yang  Nabi Muhammad SAW pimpin secara langsung.
Beruntung, pertempuran ini tidak berlangsung sengit. Sebab, kala itu terdapat perjanjian damai antara Rasulullah SAW dengan Bani Mudlij dan penyokong mereka yaitu Bani Hamzah.
Mengambil kutipan pada buku berjudul ‘Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah’ oleh Ida Ditri Shohibah, peperangan “Al-Ashirah” pada tahun kedua hijriah, dipimpin oleh nabi Muhammad SAW.
Tidak terjadi pertempuran karena perjanjian damai antara Rasulullah SAW dengan Bani Mudlij serta penyokong mereka Bani Hamzah.

5. Wafatnya Sahabat Nabi

Beberapa sahabat Nabi juga diketahui wafat di bulan Jumadil Awal, di antaranya:
  • Zaid bin Haritsah, sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad SAW.
  • Ja’far bin Abi Thalib, merupakan putra dari Abu Thalib dan sepupu dari Nabi Muhammad SAW sekaligus kakak dari Khalifah ke-4 yaitu Ali bin Abi Thalib.
  • Abdullah Ibn Rawaahah, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.

    Banyak kejadian yang berkesan terkait bulan ini. Pada bulan ini menjadi bulan ketangguhan bagi sahabat nabi dalam mempertahankan keislaman yang telah mereka yakini. Mereka adalah Abdullah bin Zubair bin Awwam serta ibunya Asma’ binti Abu Bakar.

    Pada 17 Jumadil Awal merupakan hari ketika Abdullah terkena hukuman oleh penguasa yang zhalim pada masa itu. Sedangkan Asma’ binti Abu Bakar merupakan sahabat nabi yang luar biasa dan teguh pendirian terhadap Islam, meskipun selalu mendapat tekanan dan siksaan karena keyakinannya.

    Semoga bermanfaat sahabat!

Tujuh Penghambat Rezeki Datang, Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Tujuh Penghambat Rezeki Datang, Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Tujuh Penghambat Rezeki Datang, Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Rezeki merupakan sebuah kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT dan kenikmatan ini sangat diinginkan dan diharapkan oleh semua manusia. Allah SWT sudah menentukan takaran rezeki untuk setiap hambanya. Maka dari itu Allah SWT memerintahkan hambanya untuk selalu bekerja keras untuk memperoleh rezeki dan ingat carilah pekerjaan yang halal dan lakukan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Tapi, Ketika rezeki terasa terhambat padahal sudah melakukan usaha yang maksimal. Mungkin ada penyebabnya yang menjadikan penghambatnya. Seperti sabda Rasulullah, “Sesungguhnya seorang manusia kerap terhalang rezeki disebabkan dosa yang dilakukannya.” (HR. Ibnu Majah).

Selain Dosa, mari kita kupas apa saja yang menjadi penghambat datangnya Rezeki yang kita peroleh. Simak ya!

1. Sedikit Sholatnya

Penyebab terhambatnya rezeki, diantaranya yaitu sedikitnya melakukan sholat. Andai kalian tahu sholat merupakan pembuka pintu masuknya rezeki. Allah berfirman,

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Selain sholat lima waktu, melaksanakan sholat sunnah dhuha dan tahajud memiliki keutamaan yaitu dapat melapangkan rezeki.

Seseorang yang sholatnya hanya Magrib atau hanya sholat ketika ingin sholat, ini berarti kurangnya ketakwaan kepada Allah, padahal ketakwaan adalah pembuka pintu rezeki.

Dalam surat At-thalaq ayat 3 disebutkan bahwa Allah akan berikan rezeki dan jalan keluar dari setiap kesempitan bagi orang yang bertaqwa.

Allah berfirman yang artinya, “Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-talaq : 03)

2. Tidur di Waktu Pagi

Penyebab selanjutnya yaitu tidur  pada waktu pagi hari. Sahabat perlu mengetahui waktu pagi merupakan waktunya untuk berlomba-lomba dalam mencari kenikmatan dan mengerjakan segala aktivitas. Sedangkan apabila pada waktu ini kita malah tertidur, maka apa yang akan kita peroleh?

Selain itu, waku pagi merupakan waktu yang terlimpahi banyak keberkahan.  Rasulullah SAW bersabda:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.”

Maka sahabat, mulai saat ini pergunakan waktu pagimu dengan baik ya. Agar segala kenikmatan yang tadinya datang untuk kita tidak pergi dengan sia-sia karena kita tidak pergunakan waktu pagi dengna baik.

3. Malas-malasan

Penghambat yang ketiga adalah, bermalas-malasan. Penyebab yang satu ini sudah sangat jelas, padahal Allah sudah memberi tahu kepada hambanya:  bagi siapa yang ingin mendapatkan rezeki yang cukup maka berusahalah dalam bekerja. Apalagi yang malas itu buat sholat dan bekerja, maka sudah pasti rezeki yang  akan ia dapat pasti terhambat.

4. Berhianat dan tidak amanah

penghambat keempat yaitu berhianat dan tidak amanah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ , وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ , وَإِذَا ائْتُمِنَخَانَ

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar.” (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59).

Tiga tanda orang pada hadits tersebut juga menjadi penghambat rezeki. Dan orang yang tidak mau bersedekah dan pelit juga akan terhambat rezekinya.

5. Berbohong

Berbohong menjadi suatu perbuatan buruk yang mungkin bagi sebagian individu menganggapnya sepele, bahkan sudah menjadi kebiasaan.

Perlu tertanam pada benak sahabat, bahwasanya nanti pada hadapan Allah SWT. Berbohong bukanlah perkara ringan dan termasuk perbuatan dosa besar, bahkan Rasulullah menyebutkan salah satu tanda orang munafik adalah suka berbohong. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Tiga tanda orang munafik, jika berkata ia dusta, jika berjanji ia mengingkari, jika diberi amanat ia ingkar.”

Juga dalam surah An-nahl ayat 105, Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah pembohong.” (Q.S An-nahl : 105)

6. Berbuat Dosa

Rezeki akan terhalang karena melakukan segala bentuk perbuatan dosa, setiap perbuatan dosa akan berpengaruh terhadapnya, bahkan menjadi sebuah penghalang.

Perbuatan dosa seperti, riba, ria, zina, syirik, durhaka pada orang tua, makan dari hasil uang haram, merendahkan orang lain, bahkan iri dengan orang lain adalah  beberapa perbuatan dosa yang menghalangi datangnya rezeki.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya,“Sesungguhnya seseorang dihalangi dari rezekinya disebabkan oleh dosa yang dia lakukan.”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-isra ayat 30 yang artinya, “Sesungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki dan membatasi rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, sesungguh Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hambanya.” (QS. Al-isra : 30)

Jika sahabat tidak pernah melakukan maksiat namun rezeki terasa sulit, maka itu bisa jadi merupakan sebuah ujian. Solusinya adalah dengan bersabar danmeningkatkan ketakwaan, bertawakal sepenuhnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Mengurangi rezeki merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah, agar seorang hamba selalu bermuhasabah. Rezeki tidak hanya berkaitan dengan uang dan barang, berkah kesehatan, kesempatan, ketenangan hati, serta anak yang sholeh juga merupakan bentuk rezeki yang lebih besar daripada uang dan barang.

Namun, jika sahabat pernah melakukan kemaksiatan bahkan sampai berulang-ulang maka segeralah untuk bertaubat, menyesali, bertekad tidak mengulangi dan bertakwa kepada Allah.

Semoga bermanfaat sahabat!

Akhiri Tahun Lebih Berkah dengan Zakat Akhir Tahun

Akhiri Tahun Lebih Berkah dengan Zakat Akhir Tahun

Akhiri Tahun dengan Zakat Akhir Tahun

Selain zakat fitrah, pembayaran zakat dapat pada asal jamhagsaja asalkan sudah memenuhi haul dan nishabnya. Ada juga istilah zakat akhir tahun yang pembayaranya sebagai penutup tahun, dengan tujuan hartanya menjadi lebih berkah.

Apalagi memang membayar zakat adalah hal yang wajib bagi golongan muzakki yang sudah wajib zakat. Baik itu akhir tahun masehi maupun akhir tahun hijriah, dapat menunaikan zakat. Pembayaran zakat akhir tahun  juga boleh dari berbagai jenis, misalnya zakat emas, penghasilan, dan lain-lain.

Sebelum bahasan lebih detail terkait zakat pada akhir tahun, mari pahami duku apa itu zakat akhir tahun. Zakat akhir tahun adalah zakat mal atau zakat harta yang pembayarannya wajib pada setiap akhir tahun masehi atau hijriyah sesuai dengan kadar dan nishabnya.

Zakat pada akhir tahun lebih sering prakteknya karena kebanyakan orang ingin memenuhi masa haul hartanya dengan perhitungan waktu yang lebih mudah. Meski begitu sebenarnya zakat mal pengeluaranya tidak harus pada akhir tahun.

Sebagaimana penjelasan tersebut, pembayaran zakat yang boleh pada akhir tahun ada banyak jenisnya. Beberapa jenis zakat ini juga sudah tertuang dalam syariat Islam. Beberapa jenis harta zakat untuk dibayarkan akhir tahun adalah sebagai berikut:

1. Emas atau Perak

Emas dan perak adalah jenis harta yang harus keluar zakatnya jika sudah mencapai nishabnya. Adapun nishab zakat emas adalah 85 gram, sedangkan perak adalah 595 gram. Kadar yang wajib pembayarannya adalah 2,5%.

Rumus untuk menghitung zakat emas dan perak adalah 2,5% x nilai harga emas atau perak yang melebihi kadar nishab. Selain sudah mencapai nishab, harta emas dan perak ini harus sudah mencapai haul, barulah zakat wajib terbayarkan.

Maka keputusan untuk membayar zakat emas dan perak pada akhir tahun adalah keputusan yang tepat. Adapun dalil yang menerangkan zakat emas dan perak ini adalah sebagai berikut:

“Tidak ada seorangpun yang mempunyai emas dan perak yang dia tidak berikan zakatnya, melainkan pada hari kiamat dijadikan hartanya itu beberapa keping api neraka dan disetrikakan pada punggung dan jidatnya…”(HR. Muslim).

2. Hasil Perdagangan

Hasil perdagangan ini juga termasuk harta yang pembayaran zakatnya wajib jika sudah mencapai kadar nishab dan haulnya. Nishab hasil perdagangan ini setara dengan nilai 85 gram emas. Meski begitu, rumus yang terpakai berbeda dengan rumus zakat emas dan perak. Rumus yang benar sebagai berikut:

Nilai harga barang belum terjual/ modal bergerak + laba + piutang – hutang yang jatuh tempo x 2,5%. Rumus ini memang lebih rumit dibandingkan dengan rumus perhitungan zakat emas dan perak.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam perhitungan zakat ini, maka bisa langsung konsultasikan pada pihak amil atau lembaga yang menerima zakat. Biasanya pihak amil sudah menyediakan kalkulator khusus zakat. Dalil hasil perdagangan bisa dilihat sebagai berikut:

Dari Samurah Bin Jundub mengatakan : Rasulullah saw memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua yang kami persiapkan untuk diperdagangkan” (HR. Abu Dawud)

3. Hasil Dagang Hewan Ternak

Untuk zakat hasil peternakan, rumus untuk perhitungan zakat akhir tahunnya hampir sama dengan rumus zakat dagang biasa, yaitu laba + nilai harga hewan belum terjual + piutang – hutang yang jatuh tempo x 2,5%.

Sedangkan nishab dagang hewan ternak setara dengan nilai 85 gram emas. Adapun dagang hewan ternak dalam hal  ini juga ada beragam, antara lain berupa hasil dagang unta, kambing, sapi, dan sebagainya. Hal ini dengan catatan bahwa hewan ternak tidak terpakai untuk bekerja.

4. Tabungan

Hampir semua orang saat ini punya tabungan yang tersimpan pada pihak bank. Namun tidak semua orang yang punya tabungan wajib membayar atas zakat. Hal ini karena tentu saja harta dalam tabungan tersebut berbeda-beda. Ada yang sudah mencapai nishab dan ada juga yang belum.

Nishab tabungan sendiri adalah setara nilai 85 gram emas, hampir sama dengan beberapa jenis harta zakat lain yang juga sama dengan nishab emas. Tentunya dalam hal ini jumlah nominal tabungan akan penyesuaian dengan update harga emas pada saat akan zakat.

Zakat tabungan ini dilakukan oleh deposan kepada pihak bank atas deposito yang ia miliki. Tentu saja dalam hal ini tabungan deposan harus mencapai nishab dan haul terlebih dulu untuk dapat membayarkan zakatnya. Perhitungan zakat tabungan biasanya menggunakan rumus:

Zakat tabungan= saldo akhir – bunga (khusus untuk bank konvensional) x 2,5%.

Perkara zakat tabungan ini sudah dikuatkan dengan dalil Al-quran yang berbunyi:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS At -taubah ayat 103

5. Investasi Penyewaan Aset

Dalam hal zakat hasil investasi penyewaan aset ini para ulama menganalogikan dengan zakat pertanian. Zakat ini pembayaranya apabila sudah memperoleh hasil investasi aset tanpa memasukkan modal tarif 5% untuk penghasilan kotor dan penghasilan bersih 10%.

Nishab zakat pertanian sendiri punya nishab 520 kg beras. Karena zakat akhir tahun hasil investasi sewa aset ini teranalogikan dengan pertanian, maka nishab zakatnya juga disetarakan dengan nilai 520 kg beras. Sedangkan haulnya tidak ada karena dikeluarkan saat memperoleh hasil.

Rumus yang digunakan adalah:

Keuntungan hasil sewa aset – biaya operasional x 10%.

Adapun jenis aset yang biasanya sewa dengan hasil yang nanti pembayaran zakatnya adalah seperti gedung, rumah, tanah, transportasi, mesin produksi, dan lain sebagainya.

6. Nilai Saham

Zakat nilai saham merupakan zakat yang pembayaranya dari nilai saham yang seseorang peroleh (dengan syarat prinsip syariah). Zakat saham ini pembayarannya apabila hasil nilai saham yang ia dapatkan sudah mencapai haul dan nishab.

Sedangkan analogi nishabnya sama dengan zakat dagang, yakni setara 85 gram emas. Rumusnya untuk menghitung zakat saham ini adalah:

Nilai kumulatif riil saham (booking value + dividen) x 2,5%.

7. Perusahaan

Zakat perusahaan ini tidak untuk satu orang atau individu karena umumnya perusahaan merupakan milik sekelompok orang.

Ada syarat khusus untuk zakat perusahaan ini, yaitu kepemilikan perusahaan merupakan kuasa seorang muslim, bidang usahanya halal, nilainya dapat terperhitungkan dan hasilnya berkembang. Selain itu hasil usahanya sudah mencapai nishab.

Sedangkan untuk rumus untuk memperhitungan zakat perusahaan adalah (aset lancar – hutang jangka pendek) x 2,5%. Nishab zakat perusahaan adalah senilai 85 gram emas.

Bayar Zakat Akhir Tahun Kemana? Yuk Zakat aja di Sini.

zakat akhir tahun

Mengapa Musibah Datang Bertubi? Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Mengapa Musibah Datang Bertubi? Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Mengapa Musibah Datang Bertubi? Nomer 2 Sering Tak Disadari!

Musibah Gempa Cianjur belum juga teredam kesedihannya, kini Indonesia kembali di kejutkan dengan kabar duka lainya dari ujung Timur Jawa Lumajang, yaitu dengan Erupsinya Gunung Semeru. Sedih rasanya hati melihat dan membaca bagaimana kondisi saudara terdampak bencana yang sedang berjuang di dalam pengungsian, dengan fasilitas seadanya. Sempat nggak sih sahabat merasa, kenapa sih musibah sepertinya tak berhenti terus menerpa. Apa yang menyebabkan ini terjadi? Perbaikan apa yang mestinya terwujud?

Hal tersebut pasti sempat terbersit dalam benak pikiran anda bukan? mari kita bedah bersama apa sebenarnya yang sedang terjadi pada negeri tercinta ini.

Simak Penjelasan Berikut!

1. Ujian dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu

Ujian dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebagaimana orang miskin teruji, orang kaya pun demikian. Sebagaimana rakyat jelata teruji, maka para penguasa juga merasakan hal yang sama. Bahkan, bisa jadi ujian yang para penguasa rasakan, dengan orang-orang kaya lebih berat daripada orang miskin dan rakyat jelata.

Jangan mengira hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan. Para penguasa bisa jadi lebih banyak tangisan serta ketakutan yang terus menghantuinya daripada si miskin. Intinya, setiap yang bernyawa pasti mendapat ujian sebelum maut menjemputnya, siapapun orangnya. Pernah mendengar istilah rumput tetangga lebih hijau? atau orang jawa sering menyebut dengan istilah “wangsinawang”. Sebagian dari kita tak menyadari bahwa yang terlihat belum tentu yang terjadi sebenarnya. Belum tentu yang dari luar terlihat bahagia, adalah hamba yang luput dari ujian Allah SWT.

Entah teruji dengan kesulitan, atau teruji dengan kelapangan. Setiap hamba harus dapat melewatinya. Ia akan Allah SWT kembalikan dan mintai pertanggungjawaban atas setiap sikap dan keputusan dari setiap ujian yang ia lewati. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al Anbiyaa’ : 35).

2. Dunia merupakan Medan Ujian

Memang dunia ini adalah medan ujian, kehidupan ini adalah medan perjuangan, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maha Suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 1-2).

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya” (QS. Huud : 7).

Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka bagaimana dengan seorang yang beriman kepada Allah? Pasti akan menghadapi ujian juga. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al- Ankabuut : 2). Begitu juga dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “ Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al- Baqoroh : 155).

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh melapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya :’bilakah datangnya pertolongan Allah?’. Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al- Baqoroh : 214).

Dari beberapa ayat tersebut jelas tergambarkan bagaimana letak ujian bagi para hamba Allah SWT.

3. Pertanda Iman yang Meningkat

Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian ya Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),ng paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga  meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 143).

Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy Syafii rahimahullah berkata : “Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya…

Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya. Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk. Imam Syafii rahimahullah juga berkata : “ hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk… Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali”.

4. Bahan Perenungan untuk yang sedang Tertimpa Musibah

Yakinlah bahwa selain anda yang mendapat ujian. Ada hamba lainya yang sedang teruji, bahkan lebih besar dari ujian yang sedang anda jalani.   Ada yang teruji dengan kemiskinan, ada yang teruji dengan harta, jabatan dan kekuasaan, ada pula yang teruji dengan istri yang berakhlak buruk. Tak jarang mendapati wanita yang teruji dengan suami yang bejat. Banyak bentuk ujian yang menimpa setiap hamba pada muka bumi ini.

Bersabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi. Bersyukurlah karena anda masih dapat memikulnya. Karena bisa jadi jika anda mendapatkan ujian yang lainya, maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa Allah tidak menguji kecuali dengan ujian yang mampu hambanya pikul dan seleseikan.

Terkadang syaithon membisikkan kepada anda bahwa ujian yang sedang anda hadapi terasa sangat berat dan tidak mungkin untuk anda pikul. Istigfarlah ketika bisikan itu sempat tersbersit, dan berdoalah selalu minta untuk Allah kuatkan dalam menghadapi setiap ujian dari-Nya.  Selalu ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang dengan ujian yang jauh lebih berat dari ujian yang seddang anda hadapi.

5. Penghapus Dosa dan Signal Kerinduan-Nya

Bukankah menghadapi ujian dengan kesabaran menjadi penghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat?

Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi kelak pada sisih-Nya. Yang mungkin tak akan anda peroleh dengan hanya sekedar amalan sholeh. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hntinya untuk mengangkat derajat anda.

Ingatlah, dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu membutuhkan Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya kusyu’ dalam sholat. Serta merasakan kerendahan beserta deraian air mata dan nikmatnya ibadah tatkala musibah menerpa.

Bisa jadi ujian atau musibah menerpa menjadi signal kerinduan-Nya akan sujud sujud kekhususkan dari anda.

6. Penghilang Sifat Ujub pada Diri

Ingatlah, dengan ujian atau musibah yang menimpa kita, terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al- Albani dalam As-Shahihah no. 146).

Berhuznudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu, maka akan lebih buruk kondisimu. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS. Al-Baqoroh : 216).

Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka mungkin kalian membnci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS. An-Nissa : 19).

Ingatlah bahwasanya tidak ada istirahat total, kegembiraan total, kecuali di akherat kelak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah, tegarlah demi meraih ketentraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awan yang berkata “Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji ya, jangan hidup di dunia!”.

Terkadang seorang Muslim mendekati Allah SWT saat sedang dirundung malang atau kesusahan.

Saat susah, dia meningkatkan ibadahnya. Sementara ketika senang, dia menjauh dari Allah SWT. Ibadahnya pun menurun lagi.

Terus begitu secara berulang-ulang. Kembali kepada Allah hanya ketika ditimpa malapetaka. Pendakwah Mesir, Mustafa Husni, memberi penjelasan soal ini. Terkadang, kata Husni, seorang Muslim tidak perlu terlalu dalam untuk memahami hikmah Allah SWT. Sebab, itu bisa memunculkan kerisauan hati yang berlebihan.

2023 Tinggal Menghitung Hari, Ini 11 Resolusi untuk Sahabat Ketahui!

2023 Tinggal Menghitung Hari, Ini 11 Resolusi untuk Sahabat Ketahui!

2023 Tinggal Menghitung Hari, Ini 10 Resolusi untuk Sahabat Ketahui!

Hai hai sahabat, tak terasa tahun 2022 berlalu begitu cepat ya. Hari ini sudah masuk bulan Desember, dan tinggal menghitung hari lagi tahun 2023 sudah tampak di depan mata. Siapa nih, yang sudah tak sabar menantikan tahun 2023? Banyak orang yang sudah mulai membuat resolusi tahun baru 2023 nanti, mungkin sahabat merupakan salah satunya. Namun, jangan asal menentukan resolusi tanpa tahu cara mewujudkannya ya, Sahabat!

Ini Resolusi Anti Wacana yang Wajib Sahabat Buat 

Daripada hanya menjadi wacana, mari simak artikel berikut yang dapat menjadi ide resolusi tahun depan dengan dilengkapi tips untuk dapat mewujudkannya. Simak ya!

1. Mengatur keuangan

Siapa nih yang kalau habis gajian tidak tahu uangnya langsung habis tanpa tau untuk apa? Pada tahun baru nanti, tinggalkan kebiasaan itu ya, Sahabat.

Lebih bijak dalam mengatur keuangan bisa menjadi ide resolusi tahun baru 2023 yang sangat tepat. Hal ini bertujuan untuk dapat menyiapkan financial yang baik pada masa depan.

Mulailah untuk mengelola gaji, sehingga tak cepat habis. tentukan terlebih dahulu apa saja hal-hal yang harus diprioritaskan, seperti halnya tagihan listrik, air, kebutuhan pokok rumah tangga, dan lain sebagainya.

Tak lupa untuk menyisihkan sebagian untuk zakat dan sedekah. Seperti halnya di bulan Desember saat ini, menjadi momen terbaik untuk membayarkan zakat sahabat dengan zakat akhir tahun, InsyaAllah zakat sahabat akan menjadi pembersih harta yang sahabat miliki.

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS. At-Taubah:103)

Sehingga kedepanya, harta yang diperoleh sahabat insyaAllah akan semakin berkah.

2. Sempatkan Diri untuk Olahraga

Sering malas untuk berolahraga dengan alasan tidak punya waktu? Yuk, tahun baru nanti coba berkomitmen lagi untuk lebih bergerak. Olahraga menjadi salah satu cara untuk dapat meningkatkan imun, apalagi pada masa seperti saat ini.

Usahakan untuk dapat meluangkan waktu berolahraga setidaknya 30 menit per hari. Sahabat tidak perlu melakukan olaharaga yang berat, cukup lakukan olahraga ringan, seperti yoga dan stretching. Sahabat akan memetik banyak manfaatnya apabila dapat rutin melakukan olahraga ini.

3. Mempelajari Keterampilan Baru

Apakah sahabat sudah mulai bosan dengan aktivitas yang itu-itu saja? Nah, pada tahun baru  nanti, dapat menjadi momen sahabat untuk mencoba hal-hal  baru. Yang berbeda dengan apa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Buatlah target apa yang ingin sahabat capai dalam mempelajari hal baru tersebut. Hal ini bertujuan, dapat menambah skill dan pengetahuan baru sahabat setiap tahunnya.

Tidak ada salahnya menambah ilmu yang belum pernah sahabat lakukan. Seperti memasak, membuat kue, bercocok tanam, bermain musik, melukis, menulis novel, bahkan menjahit. Siapa tahu, nantinya keterampilan dan hobi baru tersebut dapat menjadi ide bisnis di masa depan nanti.

4. Mengatur Waktu Tidur

Hnah, siapa ini yang masih berantakan jadwal tidurnya? Tahun baru nanti, baiknya diubah ya sahabat. Sahabat yang sering bergadang untuk menyelesaikan pekerjaan atau main game, mengatur waktu tidur akan menjadi ide resolusi tahun 2023 yang paling tepat.

Karena tubuh manusia memerlukan waktu tidur selama 7-9 jam setiap harinya. Sedangkan jika sahabat tidak mendapatkan tidur yang cukup, maka sahabat dapat berisiko pada berbagai masalah kesehatan. Resiko tersebut antara lain seperti obesitas, mudah depresi, hingga penurunan imun tubuh.

Yuk sahabat, mulai atur waktu untuk memiliki tidur yang berkualitas setiap harinya.

5. Memperbanyak Relasi

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Jadi, pada tahun depan nanti, sahaabt dapat membuat resolusi untuk menambah banyak relasi baru.

Jangan ragu untuk berkelana dengan teman dan rekan kerja baru, yang membawa positive vibes bagi sahabat. Memiliki banyak relasi bisa memberikan keuntungan, seperti dapat membuka peluang bisnis baru, menjalin kerjasama, hingga bertukar ide brilian.

Saat orang-orang mulai mengenal sahabat, maka mereka bisa saja membuka berbagai kesempatan baru untuk sahabat.

Lewat relasi atau networking yang baik, sahaabat mendapatkan kemudahan dalam berbagai hal.

Misalnya saja, kesempatan untuk dipertemukan dengan klien yang tepat atau kesempatan untuk bertemu dengan profesional di bidang yang sama dengan sahabat dan bisa membantu sahabat meningkatkan karier.

6. Menghasilkan Uang Tambahan

Yakin tahun baru hanya mengandalkan gaji dan uang jajan sahabat saat ini? Tidak ada salahnya untuk menghasilkan uang tambahan dengan freelance, part time, atau buka bisnis kecil-kecilan.

Bila sahabat memiliki hobi, seperti memasak dan membuat kerajinan tangan. sahabat dapat memanfaatkannya dan menjual hasil karya sahabat lho. Siapa tahu bisnis sahabat dapat sukses dan  menguntungkan.

7. Mulai berhemat dari berbagai aspek

Hayo, ngaku siapa nih yang suka boros? Bukan hanya tentang uang, tetapi boros juga bisa dalam bentuk lain, seperti listrik, air, hingga waktu.

Bila sahabat salah satunya, saat membuat perubahan di tahun baru nanti dengan belajar lebih hemat. Untuk memulainya, sahabat dapat membuat skala prioritas. Lalu, membuat anggaran belanja agar tidak terlalu boros.

Selain itu, belajar untuk tidak bermalas-malasan dan menunda pekerjaan agar tidak membuang waktu percuma. Anda dapat membuat to-do-list harian agar kegiatan lebih terorganisir.

8. Mengganti Dekorasi di Rumah

Sudah bosan dengan dekorasi di rumah? Yuk, ganti dekorasi rumah sahabat di tahun baru nanti.

Pertama-tama, tentukan tema baru yang unik, seperti scandinavian, japandi, atau monokrom. Jika tidak ingin melakukan banyak perubahan, sahabat bisa mulai dengan mengganti warna cat dinding rumah sesuai dengan tren warna pada tahun baru nanti.

Buatlah suasana baru yang nyaman di rumah sahabat agar semakin betah.

9. Mengunjungi Tempat Wisata Impian

Tidak sempat pergi ke tempat wisata impian sahabat sejak tahun lalu? Mungkin, di tahun baru nanti sahabat sudah bisa mengunjunginya.

Buatlah daftar tempat wisata yang ingin sahabat kunjungi dan rencana perjalanannya. Pastikan sahabat mempesiapkan rencana perjalanan tersebut dengan baik dan selalu patuhi protokol kesehatan, ya.

10. Meluangkan Waktu untuk Bersantai dan Istirahat

Padatnya aktivitas setiap hari pasti dapat membuat sahabat merasa lelah dan jenuh. Sebagai resolusi tahun baru nanti, luangkan waktu sahabat untuk bersantai sejenak dan mengistirahatkan tubuh.

Sahabat dapat meluangkan waktu untuk tidur siang dan sekedar duduk santai di sofa sambil menonton TV. Buatlah tubuh sahabat merasa senyaman mungkin agar otot-otot tubuh jadi lebih rileks.

11. Mulai Meraih Postur Tubuh yang Ideal

Memiliki bentuk tubuh yang ideal memang merupakan impian bagi banyak orang. Bila ini menjadi resolusi di tahun 2023 nanti, pastikan sahabat berkomitmen untuk menjalankannya.

Mulai dari menentukan apakah sahabat ingin melakukan cutting (menurunkan berat badan) atau bulking (menaikkan berat badan menggunakan massa otot). Setelah itu, rutinlah olahraga dan atur pola makan yang tepat

Jika melakukannya dengan konsisten, pasti sahabat dapat memiliki postur tubuh idaman di tahun baru nanti.

Nah, itu dia 11 ide resolusi tahun baru dan cara mewujudkannya yang bisa jadi inspirasi sahabat yah. Semoga bermanfaat. Mulai tahun baru nanti dengan hal yang bermanfaat, semoga mendapat keberkahan pada setiap langkah sahabat semua.

Wakaf, Pengertian, Keistimewaan, dan Sejarah yang Melatarbelakangi

Wakaf, Pengertian, Keistimewaan, dan Sejarah yang Melatarbelakangi

Wakaf, Pengertian, Keistimewaan, dan Sejarah yang Melatarbelakangi

Awal Mula

Sejarah wakaf secara singkat selanjutnya berasal dari sahabat nabi, Umar Bin Khattab. Suatu ketika, Umar bin Khattab mendapatkan tanah hibah. Ia pun bertanya dan meminta nasihat kepada Rasulullah mengenai tanah tersebut. Rasulullah pun bersabda, seperti yang ada dalam hadits dari Ibnu Umar,

“Jika engkau menginginkannya, kau tahan pokoknya dan kau sedekahkan hasilnya”. Ibnu Umar menginformasikan bahwa Umar kemudian mewakafkan harta itu, dan sesungguhnya harta itu tidak diperjualbelikan, tidak diwariskan dan tidak di hibahkan”.

Dari sini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada Umar untuk mengolah tanah tersebut agar pokoknya tetap ada namun hasilnya bisa terus berkembang. Dari hasil tersebut, tentunya bisa menghasilkan lebih banyak lagi untuk disedekahkan. Inilah yang saat ini sering tersebut dengan wakaf produktif.

Apa yang Umar bin Khattab lakukan ini oleh para sahabat lainnya lakukan. Sebagaimana yang Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Abu Thalhah, dan sahabat-sahabat lainnya lakukan untuk mewakafkan harta yang paling mereka cintai.

Abdurrahman bin Auf pernah membebaskan sumur (membeli dari seorang Yahudi) kemudian ia wakafkan untuk digunakan oleh banyak orang saat itu. Hingga kini, walaupun sudah ribuan tahun berlalu sumur tersebut masih tetap ada dan manfaatnya bisa berkembang untuk banyak aspek.

Ali bin Abi Thalib juga pernah mewakafkan tanahnya yang subur. Tidak ketinggalan Muadz bin Jabal juga pernah mewakafkan rumahnya yang populer dengan sebutan Darul Anshar.

wakaf dari para sahabat bukan sembarang harta. Tapi harta yang berkualitas dan memang harta yang paling mereka cintai. Dengan harta tersebut, mereka mampu mengorbankan kehidupannya pada dunia untuk akhirat.

Gerakan wakaf pun terus berlanjut hingga generasi selanjutnya, seperti oleh Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Zubair bin Awwam, hingga Aisyah istri dari Rasulullah SAW.

Di masa kekhalifahan pasca Nabi Muhammad dan sahabat, gerakan ini pun semakin berkembang. Termasuk salah satunya di zaman pemerintahan Khalifah Umayah dan Abbasiyah. Saat itu, praktik wakaf terus berkembang dan makin meluas.

Pengelolaan dan Sejarahnya

Pengelolaannya pun dipegang oleh orang khusus dan ditata dengan baik. Di zaman Khilafah Umayah, dikelola oleh lembaga wakaf khusus dan ada di bawah pengawasan departemen kehakiman.

Sedangkan pada Kekhalifahan Abbasiyah, wakaf terkelola oleh sebuah lembaga yang terkenal dengan istilah Sadr Al-Wuquf. Lembaga ini memiliki wewenang mengurus administrasi dan merekrut SDM untuk mengelola lembaga tersebut.

Pada masa Dinasti Ayyubiyah di Mesir, wakaf mengalami perkembangan yang sangat membanggakan. Hampir semua tanah-tanah pertanian yang ada di bawah kekhalifahan Ayyubiyah menjadi harta wakaf.  Pengelolaan seluruhnya  menjadi milik negara melalui Baitul Maal.

Di bawah kepemimpinan Salahudin Al-Ayyubi, di Mesir pun mulai berkembang wakaf uang. Hasilnya akan termanfaatkan untuk membiayai berbagai kebutuhan negara dan juga kebutuhan lainnya. Seperti halnya, membangun masjid, sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat penginapan.

Pada era kejayaan Islam ini, wakaf menjadi salah satu pilar ekonomi karena terkelola secara profesional.

wakaf untuk ibu tercinta

Zakat Akhir Tahun Di Tahun Masehi? Ini Cara Menghitungnya!

Zakat Akhir Tahun Di Tahun Masehi? Ini Cara Menghitungnya!

Zakat Akhir Tahun Di Tahun Masehi? Ini Cara Menghitungnya!

Seperti yang kita tahu, tinggal menghitung hari tahun 2022 akan segera berakhir. Sehingga tak lupa untuk mengeluarkan zakat tahunanya. Apa sih zakat tahunan?

Zakat tahunan merupakan zakat yang dikeluarkan dengan menghitung 2,5% dari keseluruhan harta yang diperoleh selama satu tahun dikurangi pengeluaran kebutuhan pokok.

Zaman dulu hitungan satu haul mengacu kepada tahun Hijriah karena umat Islam terbiasa dengan perhitungan tahun hijriah. Biasanya mereka akan memilih antara bulan-bulan Hijriah karena tidak harus pada bulan Muharram, Rabi’ul Awal, Rajab, Sya’ban atau Ramadhan karenamenunaikan zakat hukumnya wajib pada saat harta tersebut telah berlalu satu tahun dan sampai nishab. Artinya, kalau memulai hitungan saat Ramadhan, berarti nanti membayar zakatnya pada bulan Ramadhan. Namun jika menghitungnya mulai pada bulan Muharram berarti membayar zakatny juga pada bulan bulan Muharram.

Akan tetapi, pada zaman modern saat ini,  orang lebih familiar menggunakan tahun Masehi. Apalagi bagi perusahaan, tahun bukunya dari 1 Januari sampai 31 Desember karena nanti berkaitan dengan pembagian deviden dan pajak. Karena agama kita memberikan kemudahan, maka sebagian ulama berpendapat tidak masalah jika dalam penghitungannya mengacu pada tahun Masehi.

Artinya, ketika seseorang sudah memiliki harta lebih dari setahun dan mengikuti tahun Masehi maka dia zakat. Apalagi yang berkaitan dengan pencatatan selama setahun, misalnya kalau orang punya usaha dagang maka biasanya pencatatannya adalah mengikuti tahun Masehi. Secara singkat Zakat akhir tahun merupakan zakat yang pembayarannya setiap akhir tahun masehi maupun hijriah.

Lantas apa saja harta yang perlu untuk dizakati?

Zakat ini meliputi harta berupa emas/perak, saham, investasi, tabungan , harta dari usaha perdagangan, usaha perdagangan hewan ternak atau sahabat memilki perusahaan yang sudah menjadi milik sendiri atau berjalan selama 1 tahun (Haulnya 1 tahun).

Penghasilan oleh mayoritas ulama terkategorikan sebagai jenis harta wajib zakat berdasar analogi (qiyas) atas kemiripan. Kemudian pertanyaannya berapakah penghasilan yang terkena wajib zakat (nishab zakat penghasilan)? Nishab zakat penghasilan setara dengan zakat maal yakni 85 gram emas.

Contoh:
Seorang karyawan Muslim memiliki penghasilan Rp8.000.000,00/bulan, berapakah zakatnya?
Jika 1 gram emas Rp950.000,00. Maka perhitungannya: Rp950.000 x 85 = Rp80.750.000 (untuk 1 tahun). Yang mana artinya penghasilan minimal (nishab) Rp6.730.000/bulan sudah wajib dikeluarkan zakatnya. Karena penghasilannya telah mencapai nishab, zakatnya sebesar 2,5% yakni : Rp8.000.000 x 2,5% = Rp200.000/bulan (menurut Yusuf Qardhawi, untuk menjaga prinsip kehati-hatian maka zakat dihitung dari penghasilan bruto)

Menghitung zakat penghasilan mudah bukan? Nah sekarang coba kita hitung penghasilan kita, sudah wajib zakatkah? Untuk memudahkan zakat sahabat, sahabat bisa klik: kemanusiaan.org/zakatzakat penghasilan

7 Keutamaan Kebersihan Ala Rasul, Nomer 3 Paling Menakjubkan!

7 Keutamaan Kebersihan Ala Rasul, Nomer 3 Paling Menakjubkan!

7 Keutamaan Kebersihan Ala Rasul, Nomer 3 Paling Menakjubkan!

Kebersihan batin adalah pemurnian batin yang akan kita dapatkan dengan mengimani lima rukun Islam. Banyak cara yang dapat ummat muslim lakukan untuk membersihkan batin. Antara lain dengan cara menghindari dosa dan berdzikir, sehingga hati menjadi  lebih tenang.

Hati yang bersih adalah hati yang terhindar dari amarah dan dendam yang berlebihan, iri hati, dan dengki, serta menyembah atau mengandalkan sesuatu dan seseorang selain Allah SWT.

Kebersihan lahiriah adalah pemurnian tubuh yang bis akita lakukan dengan cara wudhu, mandi, membersihkan gigi, menggunakan wewangian, menjaga kebersihan pakaian, dan menjaga kebersihan tempat tinggal, serta lingkungan sekitar.

Seperti yang sudah diketahui bahwa pembiasaan hidup bersih adalah pola asuh sejak kecil, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Untuk mencapai pola kehidupan yang bersih dan sehat tentunya perlu sarana prasarana kebersihan yang memadai, seperti pakaian, tempat ibadah, rumah, dan MCK.

Pakaian

Bagi seorang muslim, pakaian merupakan sesuatu yang penting karena digunakan untuk menutup aurat. Pakaian yang disukai oleh Nabi Muhammad SAW adalah yang berwarna puyih, walaupun jumlah pakaian beliau tergolong sedikit, namun tetap terjaga kebersihannya. Menjaga kebersihan pakaian adalah sebuah perintah dari Al-Quran dalam Al-Muddassir/14:4 yang artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu”.

Tempat Ibadah

Masjid dan musholla adalah tempat ibadah bagi umat Islam, maka dari itu harus bersih dan suci dari najis, keseluruhannya seperti tempat sujud, maupun tempat wudhunya. Seperti air yang digunakan untuk berwudhu harus juga dipantau kebersihannya.

Rumah

Rumah sendiri adalah tempat tinggal yang wajib dirawat kebersihannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan, baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman rumah kalian dan jangan kalian menyerupai yahudi” (H.R At-Tarmidzi).

Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK)

Mandi dalam Islam merupakan aspek kebersihan yang sangat penting bagi manusia. Ada beberapa jenis mandi, yakni mandi wajib dan mandi sunah. Mandi dengan sabun sangat kesehatan anjurkan.

Para ahli sangat menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan. Hal ini karena banyak penyakit yang masuk ke dalam tubuh, penyebabnya adalah tidak mencuci tangan sebelum makan.

Begitu juga dengan kakus, yang mana harus sering untuk membersihkannya. Rasulullah bersabda: “Hati-hatilah kalian terhadap tiga tempat yang dilaknat: buang air besar di sumber air, di tengah jalan, dan di tempat berteduh” (H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Sebenarnya ada banyak kebiasaan hidup sehat yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, seperti:

Bangun pagi. Bangun pagi memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satu nya adalah suasana hati lebih Bahagia karena diawali tanpa tergesa-gesa. Lalu lebih produtif, mengapa demikian? Karena kita lebih banyak waktu dalam melakukan kegiatan. Selanjutnya ada menjaga Kesehatan mental, karena dengan bagun pagi membantu kita untuk berpikir lebih positif.

Makan secara perlahan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mengunyah makanan secara perlahan. Sebab membutuhkan waktu 20 menit untuk mengirimkan sinyal ke otak kita sehingga penuh untuk berpikir. Selain itu makan secara perlahan memiliki manfaat lain, seperti mengurangi asupan kalori dalam sekali makan. Sehingga akan menyebabkan penurunan berat badan, membantu tubuh menyerap nutrisi dengan lebih baik, mempercepat proses pencernaan makanan, dan masih banyak lagi. Adapun resiko dari makan cepat adalah meningkatkan aliran asam lambung ke kerongkongan setelah makan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit asam lambung, menyebabkan berat badan naik, membuat proses pencernaan menjadi lambat.

Makan Secukupnya

Dengan puasa. Sahabat banyak sekali manfaat puasa, seperti meningkatkan kesehatan jantung meningkatkan metabolism. Meningkatkan fungsi otak, membantu detoksifikasi tubuh, mengontrol gula darah, menurunkan berat badan, mencegah kanker, dan masih banyak lagi. Seperti apa yang Rasulullah SAW sabdakan dalam sebuah hadistnya yang berbunyi sebagai berikut: “Sumber daripada penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat (HR Muslim).

Hal yang paling mendasar yang Rasulullah SAW anjurkan adalah mencuci tangan sebelum makan dengan air mengalir. Menggunakan sabun ataupun antiseptic menjadi sunnah lainya. Hal ini juga menjadi penekanan pada saat tengah gempar-gemparnya virus Covid-19 tahun 2019 lalu.

Menghimbau pada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihannya agar penularan virus tersebut tidak terlalu parah. Pentingnya mencuci tangan sebelum makan ini karena sebelum makan kita tidak tau benda apa yang sudah bersentuhan dengan tangan kita sebelumnya. Mencuci tangan sebelum makan juga memiliki banyak manfaat, seperti mencegah terjadinya diare, mencegah penyakit ISPA, terhindar dari penyakit mata.

Bersiwak

Selain menjaga kebersihan tangan, ada beberapa hal lain yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni menjaga kebersihan mulut. Nabi mencontohkan dalam membersihkan mulut adalah dengan memakai tusuk gigi setelah makan.

Beliau juga melakukan takhliil (menyela-sela) gigi dengan cara berkumur, mensela tangan, dan dengan memasukkan air ke dalam hidung. Tak lupa juga Rasulullah membersihkan mulut dengan cara bersiwak. Bersiwak merupakan suatu sunnah.

Kandungan potassium, sodium, klorida, sodium bikarbonat, serta kalsium oksida dalam akar siwak mampu memperkuat enamel gigi. Selain itu, pohonnya mwngandung antibiotic alami yang menghambat perkembangan bakteri serta pembentukan plak.

Pohon siwak sendiri memiliki ukuran yang kecil, dan dahan yang melengkung dan kulit pecah-pecah. Ranting pohon yang memiliki serat yang bisa untuk sikat gigi, dan memiliki aroma yang enak serta rasa yang tajam.

Lalu selain menjaga kebersihan tangan serta mulut, Rasulullah juga mengajarkan untuk senantiasa menjaga kebersihan kuku. Potong kuku menjadi kebiasaan Rasulullah SAW.

Memotong kuku tak hanya sekedar memotongnya saja, perlu memperhatikan beberapa adab, yakni mulai dari tangan kanan, lalu memotong kuku pada jari kaki. Sunnahnya mulai dari jari kelingking sebelah kanan sampai ke jempol. Kemudian, sebaliknya saat memotong kuku jari kaki kiri.

Adapun hari jumat merupakan sunnah untuk memotong kuku. Selain Jumat ada hari lainnya seperti Senin dan Kamis. Namun tidak ada anjuran pada hari Sabtu dan Minggu. Karena memotong kuku pada Hari Sabtu menimbulkan penyakit yang menggerogoti tubuh, dan pada Hari Minggu menyebabkan hilangnya barokah.

Hal ini merupakan beberapa contoh yang dapat kita teladani dari Beliau Baginda Nabi Rasulullah SAW, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Keajaiban Waktu Subuh, Rugi jika Melewatkannya!

Keajaiban Waktu Subuh, Rugi jika Melewatkannya!

Keajaiban Waktu Subuh, Rugi jika Melewatkannya!

Sholat menjadi salah satu ibadah yang wajib setiap umat muslim jalankan. Terdapat lima waktu sholat yang wajib dilaksanakan, salah satunya sholat subuh yang dilaksanakan pada waktu sebelum terbitnya matahari.

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya sholat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)

Namun, sholat subuh menjadi hal yang begitu berat untuk dilakukan. Butuh perjuangan ekstra untuk dapat melakukan kewajiban tersebut. Terkadang, beberapa orang melewati waktu subuh karena tidak bangun pagi untuk melakukannya. Padahal sholat subuh menjadi salah satu kewajiban bagi setiap umat Islam dan memiliki keutamaan yang luar biasa.

“Sesungguhnya sholat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah sholat isya dan sholat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651).

Berikut Dompet Dhuafa Jogja telah merangkum beberapa keutamaan sholat subuh agar setiap umat Islam dapat mengetahuinya:

1. Mendatangkan Keberkahan

Keutamaan salat Subuh yang pertama adalah dapat mendatangkan keberkahan. Pasalnya, salat Subuh merupakan salah satu aktivitas pagi hari yang Rasulullah SAW doakan secara khusus.

“Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)

Untuk itu, sebaiknya umat Islam tidak menyia-nyiakan waktu salat Subuh.

2. Mengantarkan Umat Islam ke Surga

Keutamaan salat subuh berikutnya, yakni dapat mengantarkan umat Islam menuju pintu surga.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan salat bardain (yaitu salat Subuh dan Asar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

3. Penghalang Masuk Neraka

Seorang Muslim yang melaksanakan sholat subuh pun akan mendapatkan keutamaan salat Subuh lainnya, yaitu terhindar dari neraka.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan salat sebelum terbitnya matahari (yaitu salat Subuh) dan salat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu salat Asar).” (HR. Muslim no. 634).

4. Pahala Seperti Salat Semalam Penuh

Umat Islam yang menunaikan salat wajib 2 rakaat atau salat Subuh secara berjamaah ini juga akan mendapatkan ganjaran atau pahala layaknya salat semalam penuh.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang melakukan salat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan salat setengah malam.

Barang siapa yang melakukan salat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan salat malam sepanjang waktu malam itu.”(HR. Muslim, dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu)

5. Berada dalam Jaminan Allah SWT

Keutamaan sholat subuh lainnya yang akan umat Islam dapatkan jika melaksanakannya secara berjamaah ialah berada dalam jaminan Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Barangsiapa yang salat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya.

Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)

6. Mendapatkan Cahaya Sempurna pada Hari Kiamat

Tak hanya itu saja, masih banyak keutamaan salat Subuh lainnya, di antaranya akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat.

Pasalnya, umat Islam telah melewati gelapnya berjalan di waktu Subuh ketika menuju masjid untuk salat berjamaah.

Dalam hadis menyebutkan bahwa, dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:

“Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

7. Para Malaikat Menyaksikan

Barangsiapa yang menjalankan sholat subuh berjamaah, para malaikat akan menyaksikannya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“­Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di salat Subuh dan salat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka.

Dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, ‘Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan salat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan salat.” (HR. Bukhari-Muslim)

8. Terhindar dari Sifat Munafik

Keutamaan salat Subuh berjamaah lainnya adalah terhindar dari sifat munafik. Telah dijelaskan dalam hadis bahwa:

“Tidak ada salat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada salat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak.

Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Salat) kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang tidak keluar melaksanakan salat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)

Hadis ini juga merupakan sebuah peringatan atau teguran untuk para Muslim agar senantiasa menjaga salat mereka, terutama salat Subuh yang sering kali terlewatkan karena tidur.

9. Berpeluang Meraih Pahala Haji atau Umrah Jika Berzikir Hingga Terbitnya Matahari

Jika seorang umat Muslim menjalankan ibadah salat Subuh secara berjamaah dan mereka kemudian berzikir usai salat hingga terbitnya matahari, maka akan mendapat pahala haji atau umroh.

Dari Anasibn Malik Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang salat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas salat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna.” (HR. Tirmidzi)

10. Memiliki Kesempatan untuk Melaksanakan Salat Sunah Subuh

Para jamaah salat subuh juga memiliki kesempatan untuk melaksanakan salat sunah Subuh, ibadah yang mendatangkan banyak kebaikan, bahkan lebih dari dunia dan seisinya.

Hal ini telah diterangkan dalam sebuah hadis:

“Dua rakaat (salat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

11. Kemenangan dengan Melihat Allah SWT saat Hari Kiamat Kelak

Keutamaan sholat subuh berjamaah yang lainnya adalah mendapatkan kemenangan dengan melihat Allah SWT ketika Hari Kiamat kelak.

Tentunya hal ini merupakan ganjaran atau pahala terbesar yang Allah SWT karuniakan kepada hamba-Nya.

Dari Jarir Bin Abdullah Al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata,

“Kami pernah duduk bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini.

Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan salat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!’” (HR. Bukhari-Muslim)

Itulah beberapa keutamaan salat subuh yang sangat luar biasa. Mari pelihara ibadah sholat wajib kita agar terhindar dari dosa. Semoga bermanfaat ya, Sahabat.

Meneladani Semangat Kepemudaan Sultan Muhammad Al-Fatih

Meneladani Semangat Kepemudaan Sultan Muhammad Al-Fatih

Meneladani Semangat Kepemudaan Sultan Muhammad Al-Fatih

Sultan Mehmed II atau juga dikenal Sultan Muhammad Al Fatih (30 Maret 1432 – 3 Mei 1481), beliau adalah Sultan yang memerintah di Dinasti Turki Utsmani.

Muhammad Al Fatih dilahirkan di Edirin pada 30 Maret 1423 M yang mana pada waktu itu Edirin adalah pusat kota pemerintahan Dinasti Turki Utsmani.

Beliau adalah putra dari Sultan Murad II beliau hidup di masa setelahnya Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan perang Salib) 1137 -1193 M.

Sultan Muhammad Al Fatih sudah terangkat menjadi sultan ketika usianya baru menginjak 12 Tahun.

Mendapat julukan Al Fatih (sang penakluk) karena telah berhasil menaklukkan Konstantinopel dan itu terjadi pada saat usianya masih 21 Tahun.

Sultan Muhammad Al Fatih mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa.

Luar bisasanya keberadaan Muhammad Al-Fatih ini pun telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu.

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tentaranya.

Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya).

Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul.

Sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah

Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena ialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan Muhammad Al Fatih memerintah selama 30 tahun.

Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin yang Tertanam Sejak Kecil

Semenjak kecil, beliau telah mencermati usaha ayahnya untuk menaklukkan Konstantinopel.

Bahkan beliau telah mengkaji usaha yang pernah ia buat sepanjang sejarah Islam untuk menaklukkan Konstantinopel. Sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam.

Ketika beliau naik tahta pada tahun 1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar (kota/kota pelabuhan) tersebut.

Kekuatan Sultan Muhammad Al Fatih terletak pada ketinggian pribadinya.

Sejak kecil ia terdidik secara intensif oleh para ulama terkemuka pada zamannya.

Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang ulama’ untuk mengajar anaknya (Sultan Muhammad Al Fatih), tetapi oleh Sultan Muhammad Al Fatih menolaknya.

Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Sultan Muhammad Al Fatih jika beliau membantah perintah gurunya.

Menjadi Penguasa Utsmani

Sultan Muhammad II terangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M.

Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis.

Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya.

Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.

Menaklukkan Bizantium

Al Fatih juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat.

Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut.

Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula.

Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.

Akhirnya Sultan Muhammad Al Fatih menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut.

Ide ini mirip dengan yang para pangeran Kiev lakukan saat menyerang Bizantium pada abad ke-10. Para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali pada Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap terkalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi.

Terkenal dengan nama Sultan Muhammad Al Fatih

Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu ia lakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Pada pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat.

70 kapal laut Sultan Muhammad Al Fatih sebrangkan melalui jalur darat yang masih banyak tumbuh pohon-pohon besar. Menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya terkena serangan oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin.

Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur.

Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel.

Sejak saat itulah nama  Sultan Muhammad al-Fatih lebih dikenal, yaitu sebagai penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad Al Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid.

Konstantinopel menjadi ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Setelah itu rentetan penaklukkan strategis Sultan Muhammad Al Fatih lakukan bersama kelompoknya. Beliau membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll.

Bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

Peradaban yang Terbangun pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya. Muhammad al-Fatih juga terkenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki lembaga pemerintahan sendiri pada masanya, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian pada berbagai wilayah Utsmani.

Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari.

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat.

Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan.

Dokter pun berdatangan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan. Sultan wafat antara pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M.

Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun.

Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena racun dari  dokter pribadinya Ya’qub Basya, Wallahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang bisa menjadi sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

Klaten – Dompet Dhuafa Jogja Program Ekonomi bersama Tokopedia menyalurkan Bantuan Modal Usaha Batik Lurik ATBM Lestari (18/10/22).

Bantuan berupa Modal Asset dan juga Modal Kerja. Modal asset berupa 2 unit alat tenun ATBM, 6 unit peker, 6 unit teropong, 4 unit sisir, 10 paket klenting, dan juga 14 unit gun. Bantuan modal kerja abtara lain berupa 16 lasi, 34 pakan, 18 pewarnaan, 18 close, 9 peket sekir, 1 paket nyucuk, dan 70 kg finishing.

Bantuan ini nantinya akan tersalurkan pada 9 penerima manfaat yang tergabung dalam kelompok Batik Lurik ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Lestari yang beralamat di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, kabupaten Klaten.

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

“Berawal dari usaha tenun kasar pada tahun 2006, sampai pada akhirnya bertemu LSM dan berkenalan dengan Dompet Dhuafa. Sedikit demi sedikit membawa perubahan untuk kami. Setelah bantuan dari Dompet Dhuafaturun, lalu ada pendampingan, serta bantuan pemasarannya. Alhamdulillah saat ini batik Lurik ATBM sedikit demi sedikit dapat dikenal. Namun pandemi selama dua tahun belakang ini sangat berdampak untuk usaha yang sedang terintis ini, maka dari itu kami mengucapkan terimakasi pada Dompet dhuafa dan juga para donatur atas bantuannya.” Ujar ibu Suyatmi, ketua Kelompok Batik Lurik ATBM ditengah acara.

Pandemi yang berlangsung selama dua tahun tentu sangat berdampak pada perekonoman masyarakat, khusunya pada kelompok Lestari ini. Yang mana karena keterbatasan pemasaran, dan juga kesulitan bahan baku menjadikan usaha batik ini tidak berjalan dengan semestinya. Sehingga, bantuan seperti ini sangat diperlukan. Seperti halnya ujar Camat cawas dalam sambutanya.

Terjeda Pandemi

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

“Meski terjeda dua tahun karena pandemi dan usaha yang terseok-seok. Harapanya dengan bantuan seperti ini dapat mendukung pertumbuhan dan pemulihan perekonomian masyarakat pasca pandemi berlangsung.” Moh. Prihadi, M.Si. dalam sambutanya.

Tak hanya itu Moh.Prihadi juga menyebutkan, bahwasanya dengan bantuan ini harapanya dapat semakin mengembangkan perekonomian dan kesejahteraan para pengerajin Batik Lurik ATBM. Karena batik Lurik ATBM merupakan salah satu icon klaten yang tidak banyak orang jumpai pada daerah lain. Icon batik dengan kekhasan ini dapat terangkat nilainya di masyarakat luas. Tak hanya itu, ia semakin banyak diminati sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Bersama Tokopedia, DD Jogja Salurkan Bantuan Modal Batik Lurik

Terdapat kekhususan pada Batik Lurik ATBM Lestari ini, yang mana merupakan batik dengan bahan pewarna yang alami.

“Batik Lurik ATBM menjadi salah satu icon kabupaten klaten yang mesti di kembangkan. Harapanya dapat menjadi kekhususan yang dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. “ Ujar Moh. Prihadi, M.Si. selaku Camat Cawas dalam sambutanya.

Saat penyerahan berlangsung, para tamu undangan melihat secara langsung proses pembuatan Batik Lurik ATBM dari awal sampai dengan hingga menjadi kain.

“ Semoga bantuan modal yang tersalurkan oleh Dompet Dhuafa dan juga Tokopedia ini akan mendatangkan manfaat pada ibu-ibu penerima manfaat dan juga keluarga. Tak hanya itu, semoga lantaran bantuan ini, Dompet Dhuafa Jogja dan juga Tokopedia semakin mendapat banyak keberkahan sehingga semakin dapat meluaskan kebermanfaatan.” tutup Bambang Edi Prasetyo selaku manajer program Dompet Dhuafa Jogja.

Mari sahabat, teruskan kebaikan #JadiManfaat sehingga semakin banyak kelompok seperti ini yang terbantu.

SIDOMUKTI, Program DD Jogja Belajar Budaya Melalui Batik

SIDOMUKTI, Program DD Jogja Belajar Budaya Melalui Batik

SIDOMUKTI, Program DD Jogja Belajar Budaya Melalui Batik

Yogyakarta – Kamis, 13 Oktober 2022 Dompet Dhuafa Jogja launching program SIDOMUKTI (Sinau Budaya Lantaran Batik) di MI Muhammadiyah Munggur, Semanu, Gunungkidul. Launching kali ini di hadiri oleh perwakilan guru dari 10 sekolah yang ada di Gunungkidul. Tak hanya itu, Launching ini juga menghadirkan perwakilan Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, dan juga Lembaga Agama Setempat.

Batik adalah hasil kebudayaan Bangsa Indonesia yang bernilai tinggi. Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Sejak kelahirannya yaitu pada masa Kerajaan Majapahit, batik memiliki nilai keindahan yang tinggi dan mengandung makna filosofi yang dalam. Sampai pada akhir abad ke-18, kesenian batik terus berkembang kususnya di Pulau Jawa hingga masa kerajaan-kerajaan dan raja-raja berikutnya.

Masalah utama dari ancaman pudarnya warisan budaya batik di kalangan generasi muda khususnya anak-anak adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang batik. Anak-anak hanya tahu bahwa batik adalah sebuah kain bermotif yang bisa mereka jadikan pakaian. Mereka tidak tau bagaimana proses pembuatannya yang merupakan sebuah proses panjang. Lebih jauh lagi, generasi muda tidak tahu sejarah batik dan value yang tergambar lewat coraknya sehingga mereka tidak mampu menghargai batik sebagai sebuah karya yang adiluhung.

Hal tersebut bisa dipahami karena di lingkungan sekolah dan tempat tinggal mereka tidak ada yang memberikan pembelajaran tentang batik atau tidak ada yang mengajarkan batik. Sumber belajar batik baik di sekolah maupun di masyarakat masih minim. Di sekolah, tidak ada guru yang mampu mengajarkan batik. Selain itu, perangkat lunak belajar mengajar batik di sekolah yang berupa kurikulum pun belum ada.

Selain perangkat lunaknya, perangkat keras berupa fasilitas dan bahan membatik pun belum tersedia. Akibatnya anak-anak sebagai generasi penerus kebudayaan bangsa pun semakin jauh dari batik karena tidak pernah praktik membatik. Tumbuh generasi muda yang melestarikan batik di Gunungkidul. Fasilitas Belajar Membatik Produk Batik hasil karya Kurikulum Membatik SDM pengajar membatik Kurangnya pelatih batik yang untuk anak-anak Belum ada fasilitas membatik di sekolah Pelajaran membatik berhenti pada teori dan hanya sekedar praktek ringan, tidak sampai menjadi sebuah produk sebagai projeknya. Belum adanya kurikulum membatik yang baku karena sesuai dengan kemampuan sekolah Siswa SD/Madrasah yang berada pada daerah Gunungkidul bisa membatik dan paham tentang kebudayaan batik yang adiluhung.

Program SIDOMUKTI

SIDOMUKTI, Program DD Jogja Belajar Budaya Melalui Batik

Untuk mengatasi hal tersebut, Dompet Dhuafa Yogyakarta melalui Program SIDOMUKTI. Program SIDOMUKTI hadir sebagai upaya dari Dompet Dhuafa Jogja untuk melestarikan budaya batik di kalangan pelajar. Khususnya siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di wilayah Gunungkidul. Para guru yang terseleksi dari sekolah binaan akan belajar langsung dari praktisi batik dari Imogiri Bantul, sebuah daerah di Yogyakarta yang terkenal menjaga kekhasan batik tulis gaya Mataraman.

“Semoga dengan ini dapat menjadi peran yang tidak besar ini dapat bermanfaat untk dapat melestarikan budaya dan meningkatkan kebudayaan masyarakat dan kita gunakan berdakwah pada masyarakat sehingga tercipta negara yang sejahtera, adil, dan makmur.” Ujar Bapak Herman Budianto dalam sambutanya.

Di sini para guru akan belajar teknik membatik. Sedangkan sejarah dan value batik dapat dipelajari oleh masing-masing guru dari sumber-sumber keilmuan yang ada. Guru yang telah paham teknik membatik dipadu dengan kompetensinya sebagai pendidik akan mampu menurunkan ilmu batik pada siswa-siswanya.

Sedangkan hal-hal yang siswa dapatkan melalui program ini antara lain yaitu mengenal sejarah perkembangan batik. Mengetahui dan memahami konsep pembuatan batik, bangga dan percaya diri terhadap batik. Pembentukan karakter melalui proses membatik dan mampu menghargai proses. Melatih kreativitas dan imajinasi melalui pembuatan motif batik karya mandiri sesuai usia dan lingkungan siswa. Siswa memiliki kompetensi dasar meliputi: menggambar, ikat celup, tetes lilin, membatik.

“Jogja merupakan Kota Batik, yang mana ada pendidikan berkelanjutan mengenai batik. Mari bersama sama mengembangkan dan melestarikan batik ini. Harapan besar dari Program Dompet Dhuafa ini dapat termaksimalkan oleh sekolah- sekolah khususnya di Gunungkidul.” tutup dari perwakilan Dinas Pariwisata dalam sambutannya.

Misteri Kehidupan Setelah kematian dalam Al Quran, Wajib Tahu!

Misteri Kehidupan Setelah kematian dalam Al Quran, Wajib Tahu!

Misteri Kehidupan Setelah kematian dalam Al Quran, Wajib Tahu!

Salah satu rukun iman yang wajib umat Muslim yakini adalah iman kepada hari akhir. Tiap-tiap hamba Allah wajib untuk percaya akan adanya kehidupan setelah kematian.

Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary, dalam salah satu kajiannya  menyebut membicarakan misteri kehidupan setelah kematian, sama halnya dengan membicarakan akidah atau iman kepada hari akhir. Hal ini perlu tertanam dalam hati dan pikiran tiap-tiap umat Muslim.

Rasulullah SAW dalam HR Ibnu Majah no. 4.258 pernah berucap, “perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutuskan kenikmatan, yaitu kematian”. Bahkan kepada para sahabat, Nabi berpesan agar mengingat kematian ini lebih dari shalat yang pengerjaanya sebanyak lima kali dalam sehari.

“Kita (umat) juga diminta untuk memperbanyak mengingat kematian. Dengan mengingat kemtian, kita mendapatkan pahala karena ini adalah ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT,” ujar Ustaz Ahmad kepada jamaah kajian agam di Masjid Jami’ Al Mubarak, Senin (15/10).

Gaya hidup para sahabat pun dalam urusan hari akhir selalu menjadi yang paling sempurna. Semuanya mencari surga yang paling tinggi dan megah, surga Firdaus.

Dalam urusan akhirat tiap umat harus mencari yang paling utama

Ustaz Ahmad melanjutkan, dalam urusan akhirat atau hari akhir, maka tiap umat harus mencari yang paling utama, paling tinggi, dan paling sempurna. Orang yang paling baik akhlaknya dan paling banyak mengingat kematian, maka ia adalah orang yang paling baik persiapannya dalam menjemput kematian.

Mengingat kehidupan setelah kematian telah menjadi kebiasaan baik bagi Nabi maupun para sahabat. Nabi Muhammad SAW tidak pernah berhenti untuk mengingatkan tentang adanya surga dan neraka. Bahkan saking seringnya hari akhir ini menjadi perbincangan dalam majelis, para sahabat bahkan menganggap kehadiran surga dan neraka ini seperti kasat mata. Mereka mampu melihat di depan mata kepala mereka meski hal ini masih menjadi rahasia Allah SWT.

“Tidak akan ada yang bisa menyelamatkan seseorang dari akhirat, kecuali dirinya sendiri. Tidak akan pernah orang masuk ke dalam neraka kecuali ia tauhid. Kalaupun orang bertauhid masuk neraka, ia tidak akan selamanya di sana,” ucapnya.

Ia pun mewanti-wanti jamaah agar tidak berperilaku seperti orang kafir. Orang kafir akan senantiasa rakus dalam umur. Sepanjang hidupnya, orang kafir hanya akan berpikir bagaimana cara agar bisa hidup di dunia selama-lamanya. Sementara sebagai seorang Muslim akan memikirkan bagaimana cara bertahan setelah kematian.

Sifat orang kafir akan terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Bagaimana mereka bisa menikmati hidup di dunia yang fana dan sementara ini dengan penuh. Mereka tidak akan pernah berpikir bagaimana jika mereka nanti mati.

Dalam surat ar-Rum ayat 7 Allah berfirman, “Mereka (orang akfir) hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia. Sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”

Kehidupan setelah kematian sejatinya mulai dari sesaat setelah ruh manusia berpisah dari jasadnya dan terangkat ke langit lalu kembali lagi ke alam barzah. Dalam surat al-Ankabut ayat 57 Allah berfirman, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”

Setiap orang akan merasakan kematian

Setiap orang akan merasakan kematian, tanpa terkecuali kepada Nabi sekalipun. Hakikat dari kematian adalah waktu terputusnya untuk beramal dan masuk dalam alam hisab.

Di dunia, orang cenderung bebas melakukan hal apapun. Baik yang bersifat baik maupun buruk. Ini terjadi karena tidak akan ada yang menghitung dan menilai setiap perbuatan manusia di dunia. Namun berbeda dengan setelah kematian, sekecil apapun perbuatan di dunia akan dipertanggungjawabkan.

Untuk menyiapkan kehidupan setelah kematian, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abdullah bin Umar RA, “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seseorang yang asing, atau seorang musafir.” Nabi selalu memberikan pesan kepada sahabat untuk tidak menyianyiakan waktu yang dipunya selama di dunia dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam urusan agama.

Kematian sejatinya adalah pembeda antara dunia ini dan dunia yang hidup selama-lamanya. Kematian adalah pemisah antara waktu untuk beramal dan waktu untuk ganjaran atas amal, serta pemisah antara waktu pengumpulan amal dan perhitungan atas amal yang sudah dikumpulkan.

Setelah kematian datang, tidak ada satupun yang bisa mengungkapkan alasannya dalam berperilaku selama hidup di dunia. Ia akan menanggung segala dosa maupun pahala yang dikumpulkan selama masa hidupnya.

“Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ia akan mati. Bahkan nabi pernah bersabda bahwa sesungguhnya tiap-tiap manusia berada dalam bahaya karena tidak tahu kapan akan mati. Kematian tidak membedakan mana anak-anak dan mana yang tua, pun tidak membedakan mana yang sakit kronis dan parah dengan yang sehat walafiat,” ujar Ustaz Ahmad.

Dalam HR Al-Hakim dan Bukhori disebut Rasul pernah bersabda, “Sesungguhnya jika Allah menghendaki untuk mencabut nyawa seorang hamba di suatu tempat, maka Allah jadikan hamba itu memiliki keperluan di tempat tersebut.”

Alam kubur menjadi persinggahan pertama

Terakhir, Ustaz Ahmad mengingatkan, alam kubur akan menjadi persinggahan pertama bagi ruh yang telah tercabut dari jasadnya. Siapa yang selamat dalam kubur maka setelahnya kehidupan di akhirat akan lebih mudah. Namun bagi siapapun yang bersusah-susah dalam menjalani kehidupan di alam kubur, maka seterusnya ia tidak akan pernah tenang.

Ia pun mengingatkan bahwa saat pencabutan ruh ini terjadi, ada perbedaan yang para malaikat pencabut nyawa lakukan. Hal ini tentu melihat dari amal dan ibadah masing-masing manusia.

Kepada orang yang beriman, para malaikat akan turun dari langit dan wajah para malaikat ini putih bagai matahari. Mereka akan membawa kain kafan dan tandu dari surga. Sementara bagi orang kafir, wajah para malaikat ini akan berwarna hitam dan mereka membawa kain dan tandu yang berasal dari api neraka.

Bagi orang yang beriman, ketika ruh mereka tercabut. Maka akan terasa lancar seperti air yang keluar dari dalam mulut meskipun tetap terasa sakit. Namun bagi orang kafir, Rasulullah SAW mengibaratkan prosesnya seperti mencabut bulu domba yang basah, berat. “Akibat saking kerasnya tarikan yang malaikat pencabut nyawa lakukan, seluruh urat akan putus dan setiap otot yang ada pada tubuh akan pecah,” ucap Ustaz Ahmad.

Harta dan prestasi yang  manusia miliki selama hidup tidak akan mereka bawa dalam kubur. Semua itu akan tertinggal dan hanya menyisakan amal saleh. Amal ini lah yang akan membantu manusia saat berada di alam kubur.

“Hidup di dunia adalah untuk mencari bekal bagi kehidupan setelah kematian. Persiapkan diri terhadap kematian. Istiqomah lah dalam hidup dan mudah-mudahan dimudahkan saat menghadapi hari kematian,” ujar Ustaz Ahmad.

Tahap Kehidupan Setelah Kematian Menurut Islam

1. Alam Kubur atau Alam Barzah

Di alam kubur, manusia akan bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir yang akan bertanya pada mereka mengenai agama.

Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya kepada manusia siapa Tuhan mereka, apa agama yang mereka percayai, apa kitab yang mereka baca, dan siapa Nabi mereka.

Manusia akan terus berada di alam kubur sampai tiupan sangkakala berbunyi.

2. Hari Kebangkitan

Setelah tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil bunyikan, dunia akan mengalami kiamat dan semua makhluk hidup dunia akan binasa.

Kemudian, malaikat Israfil akan meniupkan kembali sangkakala kedua yang akan membangkitkan semua makhluk hidup di dunia.

Tiupan sangkakala kedua tersebut menjadi tanda hari kebangkitan dimulai.

3. Padang Mahsyar

Setelah manusia bangkit, mereka akan terkumpulkan pada padang mahsyar.

Padang mahsyar merupakan sebuah tempat datar yang sangat luas dan kering dengan matahari berjarak hanya satu jengkal dari kepala manusia dan terus menyinari padang ini.

Saat berada pada padang mahsyar, orang-orang kafir dan musyrik akan merasa sangat kepanasan.

Sedangkan itu, umat muslim tidak merasakan kepanasan karena terlindung Allah Swt.

Setiap manusia yang ada pada padang mahsyar mulai teradili amal perbuatannya dengan iringan dua malaikat.

Malaikat pertama bertugas sebagai pengiring manusia, sedangkan malaikat kedua bertugas sebagai saksi perbuatannya di dunia.

4. Yaumul Mizan atau Hari Penimbangan

Setelah bangkit pada padang mahsyar, manusia akan berkumpul berdasarkan Nabinya.

Mereka akan berbaris dan menunggu yaumul mizan atau hari penimbangan yaitu ketika amalan mereka tertimbang baik dan buruknya.

Sementara itu, jika manusia lebih berat timbangan amal buruknya, maka dia mendapatkan kecelakaan.

5. Yaumul Hisab atau Hari Perhitungan

Selanjutnya yaitu penghitungan amal perbuatan manusia di yaumul hisab atau hari perhitungan.

Hal ini tertulis di Al-Qur’an suratS Al-Ghashiyah 25:26 yang berbunyi

Allah berfirman, “Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.”

Amal perbuatan manusia terbagi menjadi dua saat perhitungan, yaitu hisab yang mudah dan hisab yang sulit.

Berdasarkan hadis Ahmad, Rasullullah saw. menjelaskan apa itu hisab mudah.

Berikut bunyinya:

“Kemudian dari Aisyah r.a. ia bertanya tentang apa itu hisab yang mudah. Rasullullah saw. lantas menjawab “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barang siapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (HR. Ahmad)

6. Jembatan Shirathol Mustaqim

Kehidupan setelah kematian berikutnya menurut Islam adalah melewati jembatan shirathol mustaqim.

Jembatan ini konon hanya memiliki lebar sekecil rambut dan sulit untuk dilewati.

Orang-orang yang lolos menyebrangi jembatan ini akan masuk ke surga, sedangkan orang-orang yang jatuh akan masuk ke neraka.

Bagi manusia yang timbangan amal kebaikannya tinggi, ia akan mudah menyebrangi jembatan ini.

Sementara itu, manusia yang timbangan amal kebaikannya sedikit akan kesulitan menyebrangi jembatan ini.

7. Surga dan Neraka

Kehidupan setelah kematian terakhir adalah tinggal di surga atau neraka.

Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali, di surga kamu tidak pernah mengalami kesedihan, penderitaan, dan kesengsaraan.

Surga Allah ciptakan untuk umatnya yang beramal saleh dan berhati bersih.

Sementara itu, neraka merupakan seburuk-buruknya tempat kembali dan penuh dengan penyiksaan, kesedihan, dan kesengsaraan.

Orang-orang yang berbuat keburukan akan tinggal di neraka sebagai balasan keburukan yang mereka lakukan di dunia.

Peringatan Maulid Nabi, Bagaimana Sejarah dan Maknanya?

Peringatan Maulid Nabi, Bagaimana Sejarah dan Maknanya?

Peringatan Maulid Nabi, Bagaimana Sejarah dan Maknanya?

Sejarah Maulid Nabi perlu terkaji dengan baik. Peringatan Maulid Nabi adalah salah satu hari penting umat Islam untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi 2022 diperingati pada tanggal 8 Oktober 2022. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah Maulid Nabi yakni peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, simak informasinya berikut ini.

Sejarah Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim bangsa Arab sejak tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Dalam catatan tersebut juga menjelaskan, Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari islami.co, keinginan untuk merayakan hari lahir Muhammad SAW muncul pada masa khalifah Umar bin Khattab yakni sekitar tahun 22 atau 23 hijriyah (638-an Masehi). Namun ketika itu para sahabat kesulitan untuk menentukan tanggal dan hari pasti kelahiran Nabi Muhammad SAW. Terkait kelahiran Nabi Muhammad SAW sendiri memang ada dua pendapat. Kesepakatan para ulama yang pertama, Rasulullah  lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Pendapat kedua menyebutkan Nabi Muhammad lahir pada 9 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Sejarah peringatan Maulid Nabi SAW

Dosen sejarah peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zakaria M.Ag mengatakan, sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali muncul pada masa Bani Fatimiyyah, Mesir. Dinasti Fatimiyyah yang mendirikan merupakan Sa’id bin Husain yang berada pada daerah Tunisia sekitar tahun 909 M dan berideologi Syiah.

Nama Fatimiyah terambil dari putri Rasulullah SAW yang juga istri Ali bin Abi Thalib. Sa’id bin Husain dan para pendiri Dinasti Fatimiyah mengklaim masih satu garis nasab atau keturunan dengan Fatimah.

Dinasti Fatimiyah runtuh pada tahun 1169 Masehi. Lahirlah kemudian Dinasti Ayyubiah pimpinan Salahudin Al Ayyubi. Ketika itu, menurut Zakaria, Shalahuddin al Ayyubi yang menaklukan Bani Fatimiyyah di Mesir melihat warga merayakan hari lahir Ali bin Abi Thalib sebagai wujud kecintaan mereka.

Salahuddin al Ayyubi kemudian menggagas festival syair, yang kemudian muncul syair-syair besar pada bidang cerita tentang Nabi yaitu ada Barzanji dan Ad-Diba’I. Dan, dari sanalah muncul perayaan-perayaan maulid. Berawal dari perayaan maulid untuk Ali bin Abi Thalib, namun saat ini telah menjadi tradisi maulid.

Salahuddin al-Ayyubi melihat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW bisa membangkitkan semangat juang umat Islam. Sehingga dia pun kemudian menginstruksikan perayaan Maulid Nabi setiap tahun di tanggal 12 Rabiul Awal. Perintah itu dia sampaikan pada musim haji tahun 579 hijriyah atau 1183 Masehi.

Mengenai dalil perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Zakaria menyebut ada beberapa hadits yang menjelaskan. Salah satunya ketika para sahabat bertanya alasan Rasulullah berpuasa di hari Senin dan Kamis. Kepada para sahabat, Rasulullah menjawab bahwa Beliau lahir pada hari Senin dan terangkat menjadi Rasul pada hari Kamis.

“Itu artinya Nabi memperingati hari kelahirannya dengan cara berpuasa. Untuk generasi sekarang merayakan peringatan maulid dengan berpuasa di hari Senin dan membaca riwayatnya,” kata Zakaria.

Menurut Zakaria, tak ada dalil yang melarang merayakan hari kelahrian. Bahkan di dalam Al Quran Surat Maryam ada ucapan selamat hari kelahiran Nabi Musa sampai dua kali. “Artinya Al Quran saja membolehkan orang merayakan hari kelahiran itu, apalagi kalau sekarang di dunia sudah memperingati maulid itu hal yang bagus,” paparnya.

Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Menurut buku ’37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah’ karya H Abdul Somad, makna peringatan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Nabi Muhammad SAW.

Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2022? Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022, Maulid Nabi Muhammad 2022 jatuh pada tanggal 8 Oktober 2022, tepatnya hari Sabtu. Dan pada tanggal 8 Oktober 2022 adalah tanggal merah hari libur peringatan Maulid Nabi 2022. Semoga bermanfaat sahabat.

Zakat Sebagai Solusi Pengentas Kemiskinan? Kupas Jawabnya!

Zakat Sebagai Solusi Pengentas Kemiskinan? Kupas Jawabnya!

Zakat Sebagai Solusi Pengentas Kemiskinan? Kupas Jawabnya!

Penghimpunan zakat dari tahun ke tahun terus meningkat. Jika teroptimalkan, zakat bisa menjadi instrumen sosial yang ajek sebagai solusi pengentas kemiskinan dan distribusi pendapatan yang tidak merata di tengah masyarakat.

Zakat merupakan salah satu kewajiban apabila penghasilan telah mencapai nisab. Tertulis dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, definisi zakat adalah harta yang wajib seorang muslim keluarkan atau badan usaha yang tersalurkan kepada para mustahik (penerima zakat) sesuai dengan syariat Islam. Lalu apa bedanya dengan infak dan sedekah? Infak itu sendiri adalah harta yang seseorang atau badan usaha selain zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah adalah harta dan atau nonharta yang keluar karena seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi seorang muslim, yang ternyata mempunyai dampak terhadap perekonomian, karena zakat disalurkan dari masyarakat kaya ke masyarakat miskin. Zakat nantinya akan tersalurkan ke para Mustahik atau orang yang berhak menerima zakat. Peningkatan jumlah zakat, akan meningkatkan konsumsi masyarakat miskin, sehingga akan meningkatkan konsumsi agregat yang akan berpengaruh pada peningkatkan PDB nasional. Selain untuk meningkatkan konsumsi, menurut UU No. 23 Tahun 2011 Pasal 27 ayat 1, zakat dapat terdayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

Masyarakat Muslim Terbesar di Dunia

Sebagai negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia, potensi zakat di Indonesia adalah signifikan, terutama dari zakat fitrah. Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memperkirakan potensi zakat fitrah di Indonesia pada tahun 2022 adalah kisaran 476 – 529 ribu ton beras. Jika dinominalkan maka setara Rp4.7 – Rp6.7 triliun.

Penelitian dari Dewi Purwanti pada Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam pada tahun 2020. Menyatakan bahwa kenaikan zakat, infak dan sedekah sejalan dengan kenaikan PDB riil. Dengan adanya pengaruh zakat, infak dan sedekah yang positif terhadap perekonomian Indonesia, maka perlu dukungan dari masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim untuk selalu membayarkan zakatnya.

Saat ini, di Indonesia sudah memiliki banyak Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang menghimpun dan mengelola dana zakat masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kenaikan zakat berpengaruh pada peningkatan perekonomian. Sehingga akan lebih baik jika dana zakat yang tersalurkan melalui Lembaga Zakat. Selain praktis dan memudahkan, alokasi dana zakat juga lebih terjamin tepat sasaran apabila  jika tersalurkan sendiri. Selain itu, sistem kelembagaan kolektif dapat lebih efektif untuk menjadikan zakat sebagai basis ekonomi umat. Dana dapat terhimpun dalam jumlah besar dan dapat terdistribusikan secara proporsional. Dengan begitu, dana zakat yang terbayarkan akan dengan maksimal membantu pertumbuhan perekonomian Indonesia dan juga meningkatkan kualitas umat.

Yuk sahabat, jadikan 2,5 % hartamu sebagai salah satu solusi tumbuh dan berkembangnmya perekonomian di negara tercinta ini. Klik disini!

zakat penghasilan

Tingkatkan Media Publikasi Sekolah SLI Adakan Pelatihan Canva

Tingkatkan Media Publikasi Sekolah SLI Adakan Pelatihan Canva

Tingkatkan Media Publikasi Sekolah SLI Adakan Pelatihan Canva

Gunungkidul- Sebanyak10 peserta dari beberapa sekolah mitra dampingan SLI Dompet Dhuafa Jogja. Terlaksana pelatihan desaign poster dan twibbon menggunakan canva di SD Negeri Gunungsari, Gunungkidul (14/09/2022). Kegiatan pelatihan ini secara antusias guru-guru sekolah mitra SLI yang ada di Gunungkidul ikuti.

Materi tersampaikan oleh Ibu Reski Raezita , Ibu Samsiyati, dan juga Ibu lulu yang merupakan lulusan Digital SLI angkatan pertama. Dalam pelatihan tersebut menjelaskan beberapa fitur yang ada di canva yang dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk mendesaign poster ataupun yang lainnya untuk meningkatkan kualitas publikasi sekolah mereka.

Ibu Reski Raezita menjelaskan langkah-langkah yang baik dalam publikasi sebuah berita ataupun artikel sekolah. Bagaimana panduan yang baik, tata letak dan juga apa yang menarik terlihat dalam sebuah publikasi. Menjelaskan bagaimana manfaat dari desaign untuk sebuah publikasi yang menarik.

Dalam pelatihan tersebut tidak hanya berupa sebuah penjelasn, namun juga praktek secara langsung bersama para peserta. Para peserta langsung mengaplikasikan hasil pelatihan dan materi dalam praktek secara langsung.

Praktek mengenai cara pembuatan poster dan juga twibbon yang menarik untuk publikasi. Tak hanya itu, peserta pelatihan dapat bertanya dan juga mendapat bimbingan dari dasar untuk dapat memahami berbagai fitur yang ada pada canva.

“Alhamdulillah, terimakasih atas ilmunya. Ilmu ini siap kami terapkan dan manfaatkan untuk Publikasi Madrasah kami.” Ujar Ibu Nur Rahma Wati, MIM Blembem.

Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan juga mengucapkan syukurnya atas ilmu yang telah ia peroleh untuk memajukan publikasi madrasah dan sekolahnya.

“Alhamdulillah, terimakasih atas ilmunya. Ilmu ini siap kami terapkan dan manfaatkan untuk Publikasi Madrasah kami.” Ujar Ibu Nur Rahma Wati, MIM Blembem.

Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini dan juga mengucapkan syukurnya atas ilmu yang telah ia peroleh untuk memajukan publikasi madrasah dan sekolahnya.

Belajar Konsep Kelapangan dari Sumur Raumah Ustman Bin Affan

Belajar Konsep Kelapangan dari Sumur Raumah Ustman Bin Affan

Belajar Konsep Kelapangan dari Sumur Raumah Ustman Bin Affan

Sumur Raumah termasuk salah satu situs bersejarah. Letaknya di samping Masjid Qiblatain. Mulanya, telaga itu merupakan milik seorang Yahudi. Akan tetapi, kepemilikan itu kemudian beralih ke tangan sahabat Nabi SAW, Utsman bin Affan, untuk kemudian manfaatnya dirasakan kaum Muslimin.

Diriwayatkan pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kota Madinah pernah mengalami panceklik hingga kesulitan air bersih. Karena mereka (kaum muhajirin) sudah terbiasa minum dari air zamzam di Makkah, satu-satunya sumber air yang tersisa, yakni sebuah sumur milik seorang Yahudi, Sumur Raumah namanya. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela mengantre dan membeli air bersih dari Yahudi tersebut.

Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala.” (HR Muslim).

Seorang sahabat Rasulullah yang terkenal dermawan, Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu segera bergerak untuk membebaskan Sumur Raumah itu. Utsman segera mendatangi Yahudi pemilik sumur dan menawar untuk membeli sumur Raumah dengan harga yang tinggi. Meski sudah ia tawar degan harga yang bagus, Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya. Ia beralasan, seandainya sumur tersebut terjual, penghasilan yang ia peroleh setiap hari akan berhenti.

Menawar Setengah dari Sumur Raumah

Utsman tidak kehilangan akal untuk kembali menawar sumur tersebut. Ia pun memberi tawaran menarik akan membeli setengah dari sumur tersebut. Jika Yahudi itu setuju, ujarnya, maka sumur itu bisa menjadi milik keduanya secara bergantian. Satu hari Utsman miliki, besoknya kembali lagi menjadi milik Yahudi. Begitu seterusnya.

Yahudi itu pun menerima tawaran Utsman. Ia merasa bisa mendapatkan uang banyak dari Utsman tanpa harus kehilangan sumur. Utsman pun meminta penduduk Madinah untuk mengambil air tersebut dengan gratis. Ia juga mengingatkan warga mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk dua hari karena esok hari sumur itu bukan lagi milik Utsman.

Keesokan hari Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Yahudi itu pun mendatangi Utsman. Ia meminta Utsman untuk membeli setengah lagi sumurnya tersebut dengan harga yang sama seperti saat Utsman membeli kemarin. Utsman setuju, lalu ia membeli seharga 20.000 dirham, sehingga Sumur Raumah menjadi milik Utsman secara penuh.

Wakaf untuk Ummat

Utsman lalu mewakafkan Sumur Raumah. Sejak itu, sumur tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk Yahudi pemilik lamanya. Setelah ia wakafkan, tumbuhlah pada sekitar sumur itu beberapa pohon kurma dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah 1.550 pohon.

Departemen Pertanian Saudi kemudian menjual hasil kebun kurma ini ke pasar-pasar. Setengah dari keuntungan itu tersalurkan untuk anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedangkan setengahnya ia tabung dan simpan dalam bentuk rekening khusus milik beliau pada salah satu bank atas nama Utsman bin Affan.

“Ya, Utsman bin Affan sudah wafat lebih dari 1.400 tahun silam, tetapi rekening bank atas namanya masih terjaga hingga kini.” Ujar Departemen Pertanian Saudi.

Dari kisah tersebut, maka dapat kita ambil pelajaran bahwasanya kelapangan dan keikhlasan dapat mendatangkan banyak kebaikan. Apalagi dalam hal ini kebaikan dalam mengalirkan air untuk ummat, insyaAllah pahala mengalir seterusnya selama air itu mengalir manfaatnya untuk  ummat.

sahabat dapat menunaikan kebaikan mengalirkan air di kemanusiaan.org

Waktu Bagaikan Pedang, Bagaimana Kita Memaknainya?

Waktu Bagaikan Pedang, Bagaimana Kita Memaknainya?

Waktu Bagaikan Pedang, Bagaimana Kita Memaknainya?

Sahabat, pernah mendengar istilah waktu bagaikan pedang? Sebagai manusia yang telah Allah SWT perintahkan sebagai seorang khalifah di muka bumi. Sudah selayaknya sahabat memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya. Sehingga diri tidak lupa mengenai status yang Allah SWT amanahkan. Terdapat dua tipe manusia pada muka Bumi ini, antara lain:

1. Manusia pengolah waktu yaitu manusia yang bisa mengisi waktunya dengan baik. Sehingga selalu bisa menjalankan kewajibannya dengan sempurna dan tidak ada waktu yang terbuang untuk hal yang tidak bermanfaat.

2. Orang yang terolah waktu yaitu orang yang membiarkan waktu terbuang sia-sia. Ia menganggap esok masih ada waktu, ini merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal waktu dan kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kalinya. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat, yang mana banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori).

Inilah bahayanya golongan orang yang kedua, karena orang ini merupakan orang yang suka menunda. Ia akan kehabisan waktu sehingga apa yang ia inginkan tidak akan pernah berhasil dan hanya berhenti pada angan angan,  dan inilah kemenangan iblis.

Dan Masa sendiri terbagi menjadi tiga,yaitu masa yang telah lalu, masa yang sekarang dan masa yang akan datang.

Masa lalu kita sudah tidak dapat menggantinya karena ia bagaikan air yang mengalir dan sekali mengalir maka tidak bisa kembali lagi,
masa sekarang.

Kerugian Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Kerugian saat tidak memanfaatkan waktu dengan baik antara lain:

1. Tidak mampu menghitung nikmat Allah SWT

Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah).” (QS Ibrahim [14] : 34)

Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya” maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. “Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur”. Itulah tabiat manusia di mana : (1) dia zholim dengan melakukan maksiat, (2) kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan (3) kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut.”

2. Kenikmatan yg terlupa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu antara dua kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada manusia. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Muttafaqun ‘alaih)

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan,”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, ialah yang tertipu.”

Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).

Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan ini. Padahal setiap nikmat yang telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia itu)”. (QS At Takaatsur [102] : 8)

3. Waktu yang berlalu tak bisa terulang kembali

Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi.

الوقت أنفاس لا تعود

“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Syaikh ‘Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat. Namun bisa berbuah kebaikan maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” (Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3)

Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita.

4. Waktu Laksana Pedang

Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah Allah Ta’ala berikan. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.

Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim, beliau menyebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Nasehat tersebut berisikan pada dua inti berikut:

الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan kamu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan hari besok. Hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’alalah yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu.

Ibnu Mas’ud berkata,

ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ.

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”

Al Hasan Al Bashri berkata,

ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ  ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ

“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.”

Pergunakan Waktu dengan Baik 

Inilah masa yg harus kita pergunakan sebaik mungkin.Supaya kedepannya nanti tidak menjadi beban yang memberatkan kita di hadapan pengadilanNya Dzat yg maha Adil.

Untuk itu marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang kita miliki. Memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Kita tidak pernah tahu sisa waktu yang kita miliki.

Mulailah semuanya dari sekarang untuk selalu berbuat kemanfaatan. Wallahualam bishowab. Semoga bermanfaat sahabat.

Meski Harga Kebutuhan Naik Drastis, Tak Perlu Berputus Asa

Meski Harga Kebutuhan Naik Drastis, Tak Perlu Berputus Asa

Meski Harga Kebutuhan Naik Drastis, Tak Perlu Berputus Asa

Sudah menjadi kodrat manusia senantiasa menghadapi permasalahan hidup. Hidup merupakan serangkaian tindakan untuk mengelola permasalahan. Pada sebagian masalah, secara alamiah manusia mempunyai bekal insting dari-Nya untuk menghadapi masalah yang ada.

Namun, pada sebagian lainnya manusia harus melalui proses pencarian dan pembelajaran sebelum menemukan solusi terbaik menyeleseikan masalahnya. Ketika lapar, kita makan: ketika ngantuk, kita tidur: mengantuk, tidur. Ini merupakan insting yang menggerakan tubuh kita.

Permasalahan lain, seperti rasa sakit, kesepian, ketakutan, keinginan memiliki, rasa malu, inilah persoalan yang memerlukan usaha pembelajaran. Allah SWT mendorong manusia untuk selalu mencari jalan dan berusaha menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi.

Dalam surah Yusuf ayat 87, Allah berfirman, “… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” Mengapa Allah melarang kita berputus asa? Sebenarnya, ini mengandung konsekuensi yang logis.

Ketika Allah melarang manusia berputus asa, itu artinya Allah sudah menjamin pasti ada harapan dan jalan keluar bagi setiap permasalahan. Itulah mengapa selalu ada fitrah jalan keluar dalam setiap pemecahan masalah. Berupa jalan yang semakin mendekatkan diri manusia kepada ajaran-Nya.

Fitrah jalan keluar dari Allah selalu beriringan dengan seberapa tingkat ketakwaan hamba-Nya. Didahului dengan pertobatan, rasa syukur, serta amalan vertikal dan horizontal, kemudian segala daya akal dan upaya kita kerahkan untuk menemukan jalan keluar yang telah Allah siapkan untuk permasalahan kita.

“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” Namun, banyak manusia merasa bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pertolongan Tuhan-Nya.

Atau, sebagian lain justru merasa tidak ada jalan keluar dan berputus asa atas masalah yang mendera. Dalam kutipan surah Yusuf di atas, manusia yang berputus asa dari rahmat Allah atau bahkan tidak mengimani adanya jalan keluar, masuk dalam kategori manusia yang melakukan kekufuran.

Jadi, masalah yang dihadapi manusia dapat dipahami sebagai ujian keimanan dari Allah. Lalu, apakah kita akan kufur atau percaya pada pertolongan-Nya? Harusnya, kita selalu yakin Allah menyediakan jalan keluar dari setiap permsalahan yang kita hadapi.

Bersama Kesulitan ada Kemudahan

Kadang kita memang dihadapkan pada kenyataan yang benar-benar tak sesuai dengan harapan kita. Namun, belajar ikhlas dan berprasangka baik itu sangat penting dilakukan. Kita tak pernah tahu apa yg akan datang kedepannya.

“Wahai orang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwallah kepada Allah agar kamu beruntung” (QS. Ali-Imran: 200)

Allah mengingatkan bahwa sabar tidaklah ada batasnya, ketika Dia telah meminta kita berbasar, Ia minta kita lagi untuk menguatkan kesabaran.

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap”. (QS. Al Insyiroh: 5-8)

Bahkan sampai dua kali berturut-turut Allah mengatakan bahwa tak ada permasalahan yang tak terbarebgi dengan solusi dan hikmah. Ketika sedang merasa lemah, ingatlah Dia yang sudah memberikanmu segalanya ya. Semoga bisa semakin kuat dan sabar!

Meski saat ini setiap hal tidak sesuai ekspektasi yang kita miliki, maka bersabarlah dan berusahalah menghasilkan hal terbaik untuk itu. Allah SWT mengajarkan kita untuk itu, maka berusahalah dengan baik.

Birrul Walidain, Pintu Surga Paling Indah

Birrul Walidain, Pintu Surga Paling Indah

Birrul Walidain, Pintu Surga Paling Indah

Dalam Agama Islam, seorang anak wajib berbakti kepada orangtua disebut dengan istilah birrul walidain.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra’: 23)

Dalam beberapa ayat, Allah selalu menggandengkan amalan berbakti pada orang tua dengan mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik. Ini semua menunjukkan agungnya amalan tersebut. Allah Ta’ala berfirman.

Birrul walidain merupakan bagian dalam etika Islam yang menunjukan tindakan berbakti seorang anak kepada kedua orangtua. Berbakti kepada orangtua ini hukumnya wajib bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orangtuanya adalah non muslim. Bagi seorang Muslim, berbakti kepada orangtua bukan sekadar untuk memenuhi tuntunan norma kesopanan, namun sebagai salah satu cara menaati perintah Allah SWT.

Birrul Walidain antara lain sebagai berikut:

Seorang anak diajarkan untuk selalu bertutur kata yang baik pada orangtuanya. Mungkin sebagian dari kita pernah memiliki perbedaan pendapat atau bertengkar dengan orangtua, tapi sebagai anak, kita tetap harus menjaga tutur kata.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Janganlah engkau menggunakan kefasihan bicaramu (mendebat) di hadapan ibumu yang dahulu telah mengajarimu berbicara.”

Tak lupa selalu doakan yang terbaik untuk mereka. Ketika orangtua masih hidup atau bahkan ketika sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, seorang anak wajib mendoakan orangtuanya. Doa anak akan membahagiakan orangtuanya, bahkan doa tersebut akan menjadi bekal amalan yang terbawa oleh orangtua hingga ke alam kubur.

Sahabat, dalam setiap kesempatan hendaknya kita selalu memprioritaskan orangtua, terutama ibu dan selalu berbuat baik padanya. Rasulullah SAW bersabda, berbuat baiklah kepada ibu, karena surga berada di bawah kedua telapak kakinya.

Dan buatlah bangga mereka, orangtua merupakan orang yang mendidik anaknya dari kecil hingga dewasa. Itulah mengapa setiap anak wajib melakukan yang terbaik untuk membanggakan orangtuanya. Jika kamu menuruti ajaran orangtua, mereka pun akan merasa bangga dan bahagia kepadamu.

Beri Mereka Kehidupan yang Layak

Sahabat, saat seorang anak sudah mandiri dan bisa mencari nafkah sendiri, sebaiknya sang anak menunjukkan sikap berbaktinya dengan memberi kehidupan yang layak bagi orangtuanya.

يَسۡـــَٔلُوۡنَكَ مَاذَا يُنۡفِقُوۡنَ ؕ قُلۡ مَآ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ خَيۡرٍ فَلِلۡوَالِدَيۡنِ وَالۡاَقۡرَبِيۡنَ وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِ‌ؕ وَمَا تَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيۡمٌ

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.’ Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 215)

Ketika orangtua berada di usia senja, umumnya orangtua memerlukan perhatian lebih karena kondisi mereka sudah tidak sesehat di masa muda. Untuk itu, sudah sewajarnya jika anak merawat orangtuanya, sebagaimana orangtua merawat kita sedari kecil.

رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” (HR. Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346)

Hormati dan Hargai Pilihan Orang Tua

Sebagai anak, kamu mungkin sering berselisih pendapat dengan orangtua. Kadang orangtua memiliki pilihan dan opini tersendiri. Apa pun pilihan orangtua dalam hidupnya, kamu sebagai anak juga harus menghormatinya.

Lakukanlah hal yang disukai dan diridhoi oleh orangtua, selama itu baik, maka itu adalah jalan pahala bagi kamu.

“Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua.” (HR. Tirmidzi)

Ketika kamu sudah berkeluarga atau kamu tidak lagi tinggal bersama orangtua, penting bagi kamu untuk selalu memberi kabar pada orangtua. Menjalin komunikasi yang intens dengan orangtua adalah salah satu cara untuk membahagiakan mereka. Jangan lupakan orangtua meski kalian berjauhan.

Orangtua adalah orang yang harus dihormati dan disayang oleh anaknya. Mereka merupakan ‘pahlawan’ bagi anak-anaknya. Saat berbicara dengan orangtua, tak hanya memperhatikan tutur kata , tapi juga berikanlah kalimat-kalimat yang bisa menyenangkan hati mereka.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: Al-Isra ayat 23-24).

Semoga bermanfaat sahabat, dan semoga dapat mengamalkannya dengan baik.

3 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh dalam Al-Quran, Wajib Tahu!

3 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh dalam Al-Quran, Wajib Tahu!

3 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh dalam Al-Quran, Wajib Tahu!

Selain puasa pada hari Senin dan Kamis, ada pula Puasa ayyamul bidh yang ternyata dapat mendatangkan pahala yang berlimpah. Puasa sunnah ini dapat kita kerjakan sepanjang tahun.

Puasa ayyamul bidh merupakan salah satu jenis puasa sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan umat muslim pada pertengahan bulan.

Sahabat, kata ayyamul bidh berarti hari-hari cerah, tepatnya hari yang dalam malamnya disinari oleh bulan purnama.

Pada bulan Safar 1443 H ini, puasa ini jatuh pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin 10, 11 dan 12 September 2022. Bagi umat muslim yang mengerjakannya maka akan mendapatkan keutamaan yang telah teriwayatkan dalam hadist.

Dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw telah memerintah kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15’. (HR Abu Dawud).

Puasa Ayyamul Bidh juga terkenal dengan sebutan puasa putih. Pasalnya, bulan tampak terang benderang menuju purnama dan menyerupai warna putih pada pertengahan bulan. Ada pula pendapat dalam kitab Umdatul Qari’Syarhu Shahihil Bukhari yang menyebut puasa ini berasal dari kisah Nabi Adam. Saat Adam turun ke Bumi, tubuhnya dalam keadaan gosong. Ketika melakukan puasa selama tiga hari, tubuhnya memutih.

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa ayyamul bidh adalah puasa sunnah pada tengah bulan pada kalender Hijriyah pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah . Setiap pertengahan bulan kalender Hijriyah, kita boleh melaksanakan puasa ini, kecuali pada Hari Tasyrik.

Puasa ini memiliki keutamaan yang cukup banyak dan mendatangkan pahala dari Allah SWT. Keutamannya adalah sebagai berikut.

Banyak hadits yang menyebutkan bahwa puasa ini memiliki keutamaan seperti puasa sepanjang tahun. Penjelasannya tersebut sebagai berikut:

Satu hari berpuasa sunnah, maka kebaikan yang kita dapatkan akan berlipat ganda sebanyak sepuluh kebaikan. Jika kita berpuasa tiga hari dalam satu bulan, maka kita akan mendapat 30 hari kebaikan. Apabila kita melakukan puasa sunnah ini rutin setiap bulan selama satu tahun, maka kita seperti berpuasa sepanjang tahun.

Puasa putih maksudnya bukan seperti tradisi, yakni hanya mengonsumsi bahan makanan berwarna putih. Melainkan dari tanda-tanda alam.

Pada tanggal 13-15, biasanya bulan sedang dalam kondisi penuh atau yang disebut dengan purnama. Oleh karena itu, puasa ayyamul bidh disebut puasa putih karena kondisi alam yang sedang dalam keadaan terang akibat dari cahaya bulan purnama.

Dengan berpuasa sunnah selama tiga hari berturut-turut, secara tidak langsung kita telah menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Dalam hadist riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Rasullullah SAW mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan salat Dhuha, (3) mengerjakan salat witir sebelum tidur.”

Bulan Safar adalah Bulan Sial. Benarkah Demikian?

Bulan Safar adalah Bulan Sial. Benarkah Demikian?

Bulan Safar adalah Bulan Sial. Benarkah Demikian?

Umat Islam mengenal bulan Safar sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Selain karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad SAW melakukan Hijrah untuk pertama kalinya, ada banyak lagi peristiwa bersejarah penting lainnya yang perlu kita ketahui bersama.

Banyak peristiwa penting yang bisa memberikan pelajaran penting bagi seluruh umat Islam untuk mengamalkan banyak kebaikan untuk kemajuan dakwah Islam.

Selama ini Bulan Safar seringkali dikaitkan dengan mitos masa-masa kesialan, atau bahkan disebut juga sebagai bulan marabahaya. Sebagian orang meyakini bulan ini dalam kalender Islam adalah bulan yang penuh kesialan. Masyarakat Arab Saudi di zaman dulu percaya bahwa di bulan ini berbagai kesialan akan datang, mulai dari perang hingga wabah penyakit.

Tapi apakah benar Safar menjadi bulan yang sial, lantas bagaimana dalam pandangan Islam jika di Arab saja banyak yang masih meyakini soal kesialan bulan ini?

Lalu apakah bulan Safar, bulan sial?

Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Islam. Setelah Muharam selesai, maka Safar akan muncul dan terlewati hingga memasuki bulan berikutnya.

Dilansir MUI, anggapan bulan ini mendatangkan kesialan muncul pada masyarakat Arab jahiliyyah. Mereka meyakini bulan ini sebagai bulan yang malang, sial, dan waktu yang tepat untuk hal-hal buruk berdatangan.

Jika merujuk pada bahasa, Safar berarti kosong. Ini mengambil istilah dari tempat yang kosong atau mengosongkan tempat. Sebab di zaman dulu banyak orang Arab yang ber-safar atau bepergian di bulan safar.

Bukan hanya kosong, orang Arab pada masa lalu juga menganggap Safar sebagai penyakit pada perut. Penyakit itu juga tergambar sebagai ulat besar yang berada di perut dan sangat mematikan. Inilah mengapa Safar dianggap sebagai bulan yang penuh kesialan.

Asumsi negatif itu berangsur-angsur berkembang bahkan hingga pada masa Rasulullah SAW. Namun Rasulullah SAW menampiknya dan bahkan menyelenggarakan acara penting seperti pernikahan pada bulan tersebut.

Bantahan tersebut secara langsung disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam riwayat hadist sebagai berikut :

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر

Artinya;

“Tidak ada kesialan karena ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan ini sebagai bulan haram atau keramat).” (HR Bukhari)

Islam tidak mengenal hari, bulan, waktu, atau bahkan tahun sial. Semua bulan sama, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk.

Waktu sepenuhnya ada dalam kuasa Allah SWT yang menciptakannya. Setiap umat Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa seizin Allah SWT. Begitu juga dengan bulan yang mereka anggap sial ini.

Keberuntungan atau kesialan adalah proses kehidupan dan dalam Islam hal itu tidak bergantung pada waktu, tapi pada proses dan cara manusia menjalani hidupnya.

Waktu Subuh dan Keajaibannya dalam Al-Quran, Apa Itu?

Waktu Subuh dan Keajaibannya dalam Al-Quran, Apa Itu?

Waktu Subuh dan Keajaibannya dalam Al-Quran, Apa Itu?

Waktu subuh, merupakan waktu yang istimewa diantara waktu-waktu lainya dalam sehari.  Antara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk Muslim adalah saat Subuh. Hal ini karena dalam waktu subuh terkandung banyak keberkahan. Bahkan karena begitu mulianya waktu Subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdoa. ”Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Rasulullah SAW mengungkapkan, bila umatnya bangun dan melaksanakan sholat Subuh berjamaah di masjid, maka Allah SWT akan melindunginya seharian penuh. Seperti perkataan Jundab bin Sufyan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka, jangan coba-coba membuat Allah membuktikan jaminan-Nya.” (HR Muslim).

Berkah ada pada waktu pagi (albarakatu fi bukuriha), begitu ungkapan orang Arab. Benar, pagi memang memiliki banyak berkah. Salah satunya yaitu dzikir pagi untuk memperoleh rahmat-Nya. ”Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya.” (QS Al-Kahfi [18]: 28).

Rasulullah SAW juga menjelaskan keberkahan zikir pagi antara sholat Subuh hingga terbitnya matahari, yang tertutup dengan sholat Dhuha. ”Barangsiapa yang ikut sholat Fajar berjamaah di masjid, kemudian duduk berzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR Tirmidzi).

Kunci Kemenangan

Pada zaman Rasulullah SAW, ketika beliau ingin menyerang suatu kaum, maka beliau menundanya hingga datang waktu subuh. Hal tersebut disampaikan dalam hadis riwayat Bukhari:

“Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau menundanya hingga tiba waktu subuh.” (HR Bukhari)

Dahulu kala, pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973 ada seorang tantara Mesir yang mengajak tantara Yahudi yang paham berbahasa arab berbicara. Tentara Mesir tersebut mengatakan:

“Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan kalian sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan bat. Kemudian pohon dan batu itu mengatakan, ‘Hai hamba Allah, hai muslim, ini ada Yahudi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia.” Tentara Yahudi menjawab,”Semua itu tidak akan terjadi sebelum sholat subuh kalian sama dengan sholat Jumat.”

Keberkahan Waktu

Keberkahan Subuh juga membuka pintu-pintu rezeki-Nya yang telah terhampar pada hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan Muslim untuk menyambut rezeki-Nya dengan bersegera bangun pagi.

Dalam sebuah hadis Ahmad dan Baihaqi, meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat Subuh Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran.

Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ”Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.”

Bersegera bangun saat Subuh, ketika suasana pagi masih tampak sunyi, banyak keberkahan yang akan terlimpah pada hamba Allah SWT yang bersegera. Allah SWT akan melindunginya seharian penuh, mengucurkan rahmat, memberi pahala yang banyak, membuka pintu-pintu rezeki, melimpahkan kesegaran pikiran dan ketenangan, dan menyehatkan badan ketika bergerak bangun tidur lalu melakukan wudhu dan melangkahkan kaki sholat Subuh berjamaah ke masjid.

Telah menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami ‘Abdur Razzaq Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dan Ibnu Al Musayyab dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bersabda:

“Malaikat malam dan Malaikat siang berkumpul ketika shalat Subuh.” Lalu Abu Hurairah r.a. berkata: “jika kalian mau bacalah: “dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh Malaikat).” (Al Isra: 78). (H.R. Bukhari No. 4348)

Dan, pada saat Subuh ini Malaikat bergantian menjaga atau terjadi pertukaran tugas antara Malaikat malam dan Malaikat siang. Kemudian Malaikat malam itu menghadap dan melaporkan langsung kepada Allah SWT tentang apa yang sedang  hambanya kerjakan pada waktu Subuh sebelum akhirnya Malaikat siang yang bertugas.

Wajib Zakat Penghasilan, Bagaimana Penghitungannya?

Wajib Zakat Penghasilan, Bagaimana Penghitungannya?

Wajib Zakat Penghasilan, Bagaimana Penghitungannya?

Zakat terbagi menjadi dua, yaitu zakat fotrah, dan zakat maal. Zakat sendiri merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah memiliki penghasilan dan mencapai haul dalam satu tahun. Namun, masihkah dari sahabat yang bingung bagaimna cara menghitung zakat tersebut? Mari kita simak bersama!

Dalam Q.S at-Taubah ayat 103 menyebutkan:

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Delapan Golongan Penerima Zakat

Sebelum membahas mengenai penghitungan zakat, terlebih dahulu kita dalami siapa yang pantas menerima zakat. dalam Al Quran menyebutkan terdapat delapan golngan penerima zakat. Siapa saja delapan golongan tersebut?

Dalam surat At-Taubah ayat 60 menyebutkan:

۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

Delapan golongan tersebut antara lain:

  • Orang fakir yakni orang yang tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi kebutuhannya.
  • Orang miskin, yaitu orang yang bekerja tapi tidak mencukupi kebutuhannya atau dalam keadaan serba kekurangan
  • Amil atau orang yang mengelola zakat
  • Mualaf atau orang yang baru masuk Islam
  • Hamba sahaya
  • Orang yang berutang
  • Sabilillah atau orang yang berjuang di jalan Allah
  • Ibnu sabil atau sedang melakukan perjalanan.

Harta yang dimiliki merupakan yang wajib untuk dizakati. Namun, tidak semua harta terkena kewajiban zakat. Syarat membayar zakat atas hartanya antara lain:

  • Harta tersebut merupakan barang halal dan memperolehnya dengan cara yang halal
  • Harta tersebut merupakan sepenuhnya milik sendiri
  • Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang
  • Harta tersebut mencapai nisab sesuai jenis hartanya
  • Harta tersebut melewati haul
  • dan pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi

Di Indonesia, pemungutan dan pengelolaan zakat diatur dalam UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Menteri Agama No 31 Tahun 2019. Zakat baru bisa dikenakan apabila sudah memenuhi kriteria yakni harta tersebut merupakan milik penuh, diperolah dari cara halal, dan mencapai nisab.

Penghitangan Zakat Harta yang Dimiliki

Untuk zakat fitrah, besaran pembayaran zakat fitrah menggunakan standar beras 2,5 kilogram atau setara 3,5 liter beras atau makanan pokok lain yang berlaku.

Membayar zakat fitrah ini adalah setahun sekali saat Bulan Ramadan.Pembayaran zakat fitrah, biasanya menjelang akhir ramadhan.  Sebagai contoh untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya, jika membayar zakat fitrah dengan uang tunai yakni sebesar range Rp 25.000 – 40.000 per orang. Menyesuaikan dengan harga beras 2,5 kilogram.

Sementara untuk pengertian zakat mal dan perhitungannya adalah dengan mengalikannya dengan 2,5 persen dan telah memenuhi syarat nisab.

Nisab zakat adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jika harta milik seseorang telah mencapai nisab, maka kekayaan tersebut wajib zakat. Jika belum mencapai nisab, maka tidak wajib zakat. Batasan nisab itu sendiri antara sumber zakat yang satu dan sumber zakat lainnya berbeda satu sama lain.

Nisab zakat pertanian sama dengan 5 wasaq (653 kg beras), nisab zakat emas 20 dinar (85 gram), nisab zakat perak 200 dirham (595 gram), nisab zakat perdagangan 20 dinar (85 gram emas), dan sebagainya.

Sebagai contoh untuk zakat kekayaan atau penghasilan nisab yang berlaku adalah 85 gram emas. Jika harga emas per gram saat ini adalah Rp 900.000, maka batas nisab adalah Rp 76.500.000. Jika seorang muslim memiliki kekayaan minimal Rp 76.500.000 atau setara 85 gram emas dan sudah mengendap selama setahun (mencapai haul), maka wajib menunaikan zakat.

Besaran zakat artinya yang harus terbayar adalah 2,5 persen dikalikan dengan jumlah harta yang tersimpan. Atau pembayaran zakat adalah jika mengacu pada zakat penghasilan (pengertian zakat), seorang dengan penghasilan setahun adalah Rp 100 juta, maka zakat mal yang harus terbayar adalah Rp 2,5 juta (2,5 persen x Rp 100 juta). Demikianlah kewajiban zakat hingga cara menghitungnya. Semoga bermanfaat sahabat.

zakat penghasilan

Keajaiban Bersedekah, Seorang Muslim Wajib Tahu!

Keajaiban Bersedekah, Seorang Muslim Wajib Tahu!

Keajaiban Bersedekah, Muslim Wajib Tahu!

Sedekah merupakan pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara ikhlas tanpa batas waktu dan jumlah tertentu. Makna sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infaq. Sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta, namun, mencangkup segala amal atau perbuatan baik.

Allah berfirman di dalam  Surat An-Nisa Ayat 114 yang artinya :

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar.”

Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa bersedekah merupakan upaya menemukan ridho Allah. Sedekah mengundang pahala dan kebaikan bagi pelaksananya.

Keajaiban Bersedekah

Sedekah memiliki makna amal yang muncul dari hati yang penuh dengan iman yang benar, niat yang shahih dan bertujuan untuk mengharap ridha Allah. Hukum sedekah adalah sunah. Jadi, apabila mengerjakannya akan mendatangkan pahala dan kebaikan. Apabila meninggalkanya juga tidak mendatangkan dosa.

Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi wajib jika seorang muslim telah mampu dan berkecukupan berjumpa dengan orang lain yang kekurangan.

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dia (Allah) tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (Al-Baqarah: 276)

hadist sedekah yang paling utama diriwayatkan Abu Hurairah R.A. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari di saat terbitnya matahari: berbuat adil terhadap dua orang (mendamaikan) adalah sedekah; menolong seseorang naik kendaraannya, membimbingnya, dan mengangkat barang bawaannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah; Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut keajaiban sedekah yang bisa sahabat dapat jika rajin melakukannya:

1. Hidup Semakin Berkah

Sedekah memiliki banyak bentuk dan cara. Sedekah juga jadi salah satu cara untuk bersyukur kepada Allah SWT. Salah satu hadist tentang sedekah:

“Setiap persendian manusia wajib disedekahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda,”Mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikannya ke atas kendaraannya atau mengangkat bawang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Beliau bersabda, “(Mengucapkan) kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk sholat adalah sedekah dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

2. Bisa Menolak Bala

Bila kamu sakit, bersedekahlah. Ini merupakan salah satu keajaiban sedekah anak yatim. Bila sudah bersedekah dan belum juga sembuh, maka perbanyaklah lagi sedekah. Allah sedang mendengarkan doa orang-orang yang pernah kamu beri sedekah.

Keajaiban sedekah dan istighfar tidak hanya dapat membuat kamu sembuh dari penyakit. Sedekah juga bisa mencegah penyakit. Bila ada orang bermaksud jahat atau penyakit menyerang, sedekah akan menangkal bala.

Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berpesan:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab” “Bersedekahlah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai tenggorokan, maka kamu baru berkata: “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hal si fulan (ahli warisnya),” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Terbukannya Pintu Rezeki Halal

Sedekah akan membuat kamu selalu ingat, bahwa kamu bekerja di bawah pengawasan Allah SWT. Inilah sebabnya, sedekah akan membuat kamu berusaha mengumpulkan rezeki dengan cara yang halal.

Rezeki halal pada seseorang akan membuat orang tersebut mudah mensyukuri anugerah yang Allah berikan. Seperti dalam firman Allah SWT berikut:

“Maka makanlah yang halal lagi baik dan rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian. Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian hanya kepada-Nya saja beribadah”. (An-Nahl:114).

4. Harta yang Disedekahkan Kekal Disisi-Nya

Harta yang kita sedekahkan p jalan Allah akan membantu kita kelak di akhirat. Allah nantinya akan menyimpan harta yang umatnya sedekahkan, dalam hadist dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang bersedekah senilai dengan satu butir kurma dari hasil usaha yang halal dan Allah tidak menerima kecuali yang halal, maka Allah menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala kembangbiakkan sedekah itu untuk orang yang bersedekah seperti salah satu diantara kalian mengembangbiakkan anak kudanya sehingga semakin banyak sampai seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada pula keajaiban sedekah subuh yang pahalanya ratusan ribu kali lipat. Yakni, sedekah kepada orang tua, hingga sedekah kepada ulama atau fuqaha.

5. Berlipatganda Pahala

Perbanyaklah bersedekah sebagai amalan hari Jumat. Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau lainnya.

Sahabat tidak perlu merisaukan Jangan takut uang menjadi habis jika bersedekah. Karena keajaiban sedekah di hari Jum’at adalah Allah akan melipatgandakan pahala sedekah. Bahkan Allah akan menambah rezeki jika kita bersedekah. Nabi bersabda, ‘Dan pada hari Jumat pahala bersedekah terlipatgandakan”. (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239).

Semoga bermanfaat sahabat.

Kunci Kesuksesan dan Keberkahan Hidup dengan Sedekah

Kunci Kesuksesan dan Keberkahan Hidup dengan Sedekah

Harta Tidak Membawa Kekekalan dalam Hidup

Kapan terbetik dalam hatimu bahwa hartamu akan menambah umurmu, maka sungguh engkau seperti yg disebutkan oleh Allah tentang orang yg terus mengumpulkan harta dan pelit karena menyangka hartanya akan menambah usianya.

“yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya…” (QS. Al-Humazah : 2-3)

Justru sikap pelit yg merusak umur dan menghilangkan keberkahannya, sebaliknya perbuatan baik terlebih lagi bersedekah bagi kerabat akan menambah umur.

Ingatlah engkau terlahir dalam kondisi tidak membawa sepeserpun harta, maka demikian pula tatkala kau dibangkitkan tidak membawa sepeserpun harta yg selama ini engkau kumpulkan siang dan malam tanpa mengenal lelah…

Namun jika hartamu kau sedekahkan, maka amal sedekahmu akan menemanimu pada hari kiamat..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

“Setiap orang dibawah naungan sedekahnya hingga diputuskan hukum di antara manusia.” (HR Ahmad dan Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Sedekah merupakan salah satu pembuka pintu Rezeki besar dari Allah SWT. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah.  Dalam situasi prihatin akibat pandemi covid-19, hendaknya seluruh elemen masyarakat bisa saling bahu membahu untuk meringankan beban sesama. Maka, seharusnya momentum ini dapat menjadi ladang pahala bagi umat muslim utamanya, melalui sedekah di bulan Muharram.

Sedekah dapat Menghapus Dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Namun demikian, terampuninya dosa karena bersedekah tentu sahabat harus menyertainya dengan taubat atas dosa dan kekhilafannya, tidak serta merta.

Tidak berlaku jika sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa.

Tidak membenarkan hal yang demikian karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.

Allah Ta’ala berfirman:

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

Orang yang Bersedekah akan Mendapatkan Naungan Pada Hari Akhir

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan pada suatu hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

Sedekah Memberi Keberkahan pada Harta

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588).

Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan bahwa, maksud harta dari para ulama mencakup 2 hal. Pertama, yaitu hartanya berkah dan terhindar dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa terasa oleh indera dan kebiasaan.

Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala, dan pahala ini terlipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.

Allah Melipatgandakan Pahala Orang yang Bersedekah

Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Terdapat Pintu Surga dan Hanya Orang yang Bersedekah yang Dapat Masuk

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

Sedekah akan Membebaskan dari Siksa Kubur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

Sedekah dapat Mencegah Pedagang Melakukan Maksiat dalam Jual-Beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

Orang yang Bersedekah Merasakan Dada yang Lapang dan Hati yang Bahagia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443).

Pahala Sedekah Terus Berkembang

Pahala sedekah walaupun hanya sedikit itu akan terus berkembang pahalanya hingga menjadi besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. At Tirmidzi 662, ia berkata: “hasan shahih”)

Menjauhkan dari Siksa Neraka

Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan kita dari api neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita darinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016)

Boleh Iri kepada Orang yang Dermawan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua orang: seseorang yang diberikan harta oleh Allah, kemudia ia belanjakan di jalan yang haq, dan seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu dan ia mengamalkannya dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73, Muslim 816).

Itu tadi kunci keberkahan dan kesuksesan hidup dengan bersedekah. Semoga dapat menjadi semangat untuk menjadi manusia yang lebih bai, dan semoga bermanfaat.

Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat

Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat

Keutamaan Membaca Surat Al- Kahfi di Hari Jumat

Dompet Dhuafa – Hari Jumat merupakan hari besar untuk umat Islam dari pada hari lainya dalam seminggu. Terdapat banyak keistimewaan pada hari tersebut, yang mana banyak yang berlomba-lomba dalam kebaikan pada hari itu. Salah satu keutamaan amalan pada hari jumat yaitu dengan membaca surah Al-Kahfi. Mengapa demikian?

Banyak yang belum tahu, bahwasanya membaca surah al kahfi pada hari jumat memiliki banyak keutamaan untuk ummat islam. Baik dalam perkara dunia maupun akhirat. Apa saja keutamaan membaca surah al kahfi pada hari jumat? Yuk, kita simak bersama keutamaan-keutamaan tersebut!

Surah Al-Kahfi termasuk dalam golongan surah Makiyyah, karena surat ini diturunkan di kota Mekkah. Manfaat membaca surah Al-Kahfi berkaitan erat dengan sabda Rasulullah SAW yang sangat menganjurkannya. Membaca surah  Al-Kahfi di hari Jumat dapat hindarkan umat Islam dari fitnah Dajjal.

Dari Abu Darda’, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surah Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal.” (HR. Muslim)

Manfaat membaca surah Al-Kahfi ini akan Allah SWT  sebutkan pada hari kiamat. Manfaat membaca surah Al-Kahfi akan membuat seseorang mendapat cahaya keberkahan. Cahaya tersebut akan memancar dari kedua telapak kakinya hingga sampai ke langit. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Hadid ayat 12 yang berbunyi:

Yauma taral-mu’miniina wal-mu’minaati yas’aa nuruhum baina aidiihim wa bi’aimaanihim busyraakumul-yauma jannaatun tajrii min tahtihal-an-haaru khaalidiina fiihaa, zaalika huwal-fauzul-‘aziim

Artinya:

“(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.”

Terhindar dari Fitnah Dajjal

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Nabi Muhammad SAW bersabda jika seorang manusia rajin membaca surah Al-Kahfi tidak hanya pada hari jumat saja, maka dia akan terhindar dari fitnah Dajjal yang keji.

“Siapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan mengampuni dosanya antara dua Jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada awal surah Al-Kahfi terdapat keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Sebagaimana yang dalam Al-Kahfi ayat 102 berbunyi:

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.”

Pengingat Hari Kiamat

Dalam surah Al-Kahfi ayat 47 menyebutkan akan datangnya hari kiamat suatu hari nanti. Memperlihatkan pada manusia nantinya gunung-gunung yang berterbangan. Seluruh manusia akan terkumpul pada padang mahsyar dan tidak ada seorang manusia pun yang tersisa.

Wa yauma nusayyirul-jibaala wa taral-arda barizataw wa hasyarnahum fa lam nugaadir min-hum ahadaa

Artinya:

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”

Mendapat Ampunan Allah SWT

Manfaat membaca surah Al-Kahfi akan membuat seseorang mendapat ampunan dari segala dosanya oleh Allah SWT. Sebab, setiap manusia pasti memiliki dosa. Setan akan selalu berusaha merusak iman dan mengajak manusia kejalan kesesatan.

Sesuai yang terkandung dalam HR. Abu Bakr bin Mardawaih, bahwa Rasullulah SAW bersabda; “Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua Jumat.”

Dijauhkan dari Godaan Setan

Setan akan selalu merusak iman dan mengajak manusia kejalan kesesatan. Setan adalah musuh terbesar manusia, apalagi bab melakukan perbuatan baik dan beribadah. Membaca surah Al-Kahfi dapat membuat seseorang terhindar dari godaan setan ini.

Sebuah hadits oleh Ibnu Mardawaih dari Abdullah bin Mughaffal, bahwa “Sebuah rumah yang selalu dibacakan surah Al-Khafi dan surat Al-Baqarah maka rumah itu tidak akan dimasuki setan sepanjang malam tersebut. Dengan demikian, bacalah surat Al-Kahfi agar terhindar dari gangguan setan yang terkutuk.”

Mendapatkan Ridha Allah SWT

Membaca surah Al Kahfi dapat memudahkan mendapat rida Allah SWT. Tak hanya itu, al kahfi dapat menghindarkan seseorang dari perasaan gelisah. Sebagaimana HR Ahmad meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW bersabda:

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya, dan siapa yang membaca keseluruhannya maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.”

Semoga bermanfaat sahabat.

Bagaimana Hukum Puasa Asyuro dengan Niat Qada Sekaligus?

Bagaimana Hukum Puasa Asyuro dengan Niat Qada Sekaligus?

Bagaimana Hukum Puasa Asyuro dengan Niat Qada Sekaligus?

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H pada tahun 2022 jatuh pada tanggal 30 Juli 2022 kemarin. Memasuki bulan Muharram yang penuh kemuliaan, terdapat banyak anjuran pada umat Islam untuk mengerjakan amalan sunnah, salah satunya yaitu puasa Asyuro. Puasa Asyura sendiri merupakan puasa sunnah yang pengerjaanya pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Pada tahun ini perkiraan puasa asyuro akan jatuh pada tanggal 7 Agustus 2022.

Sebelum mengerjakan puasa Asyura, Islam menganjurkan pad aummatnya untuk mengerjakan puasa Tasua terlebih dahulu, yang mana jatuh pada tanggal 9 Muharram. melaksanakan anjuran ini bertujuan sebagai pembeda dengan umat Yahudi, karena pada hari asyura mereka juga berpuasa.

Karena sama-sama bersifat sunnah, kedudukan puasa Asyura dan Tasua lebih rendah jika bandingannya dengan qadha puasa Ramadhan. Hal ini karena qadha puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi mereka yang memiliki hutang puasa Ramadhan.

Namun, sebelum melakukan anjuran puasa ini, terdapat banyak pertanyaan khususnya pada wanita yang mempunyai hutang puasa ramadhan karena halangan rutin setiap bulanya. Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana jika membarengi puasa Asyuro dengan qadha puasa Ramadhan? Bagaimana hukumnya? Hukum Islam memperbolehkan atau tidak? Simak ulasannya berikut ini.

Pendapat Empat Mazhab Berbeda

Peneliti Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Zarkasih mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi, dalam hal ini ulama dari empat mazhab berbeda pendapat.

Menurut mazhab al-Hanafiyah dan al-Syafi’iiyah, mereka memperbolehkan menjalankan puasa sunnah walaupun ia masih mempunyai utang puasa di bulan Ramadhan. Pendapat tersebut berdasarkan peraturan mengenai ibadah qadha’ Ramadhan yang hukumnya wajib namun bersifat ‘ala al-tarakhi yang berarti boleh ditunda.

Sementara, menurut mahzab al-Malikiyah. Mereka berpendapat jika puasa sunnah makruh hukumnya apabila orang itu masih memiliki utang puasa Ramadhan. Menurut hal ini berarti umat Islam masih tetap boleh menjalankan puasa sunnah dan sah puasanya tapi akan lebih baik jika mengerjakan ibadah yang wajib dulu, yairu qadha’ Ramadhan.

Meskipun keempat mazhab berbeda pendapat mengenai hal ini, namun semua ulama dari kalangan empat mazhab itu sepakat jika ummat Islam untuk menyegerakan ibadah yang wajib.

Niat Membarengi Puasa Asyuro dengan Mengqada Puasa

Bagi yang hendak menjalankan puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Asyura, harus memperhatikan bacaan niatnya. Karena niat puasanya berbeda dengan puasa Asyura bagi orang yang tidak memiliki hutang puasa. Para ulama sepakat jika mereka yang memiliki hutang puasa, wajib membaca niat qadha puasa Ramadhan saja. Berikut ini bacaanya:

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadh’I fardhi syahri Ramadhna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:

“Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Umat Islam tidak perlu khawatir mengenai pahala puasa, karena mereka yang mengqadha puasa di tanggal Tasua atau Asyura tetap akan mrndapat pahala yang sama yaitu menghapus dosa.
Sementara, untuk orang yang ingin mengerjakan puasa Asyura saja dan tidak memiliki hutang puasa dapat membaca niat puasa Asyura. Berikut ini bacaan doanya:

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.

Keutamaan Puasa Asyura

Anjuran untuk mengerjakan puasa Asyura ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim no. 1162).

Seperti halnya penjelasan tersebut, keutamaan puasa Asyura adalah dapat menghapuskan dosa selama setahun. Jadi orang yang dengan ikhlas menjalankannya, selain mendapatkan pahala mereka juga akan mendapat ampunan dan penghapusan dosa selama satu tahun terakhir oleh Allah SWT. Wallahualam

Empat Hal Tidak Berguna yang Wajib untuk Dihindari

Empat Hal Tidak Berguna yang Wajib untuk Dihindari

Empat Hal Tidak Berguna yang Wajib untuk Dihindari

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, ”Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah yang mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).” (QS Al-An’am : 2).

Sahabat, pada sisa usia yang kita miliki. Hendaknya menghindari hal yang sia-sia yang mana membuat kerugian kita kelak di akhirat. Sisa waktu yang kita punya hendaknya untuk mengumpulkan banyak bekal untuk menghadap-Nya suatu saat nanti. Ada empat hal yang wajib untuk kita semua hindari perkara merugikan ini, yang terkadang kita lakukan tanpa sadar. Empat hal yang wajib kita hindari antara lain:

Ilmu Tanpa Amal

Imam Ghazali berkata “Ilmu tanpa amal adalah gila dan pada masa yang sama. Amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia.”

Sahabat, ilmu semata-mata masih belum dapat menjauhkan diri kita daripada maksiat. Memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya tidak akan mampu menolong manusia dari menghindari diri melakukan maksiat selama-lamanya. Selain itu, ilmu yang ada juga masih belum mampu mendorong kita untuk taat kepada Allah SWT.
Ini karena beramal dan taat kepada Allah itu datangnya daripada kesadaran diri bahwa ia akan menghadapi maut suatu hari nanti. Seseorang itu juga tidak mampu menjauhkan diri daripada api neraka hanya dengan bergantung kepada pencapaian hidup dan ilmunya semata. Hendaklah ia mengikutinya dengan amalan, yang mana amalan tersebut berdasarkan ilmu.

Apabila kita tidak beramal dengan ilmu yang ada pada diri kita, kita sudah tentu tidak dapat melepasi perhitungan Allah pada Hari Akhirat kelak. Janganlah sampai kita menjadi orang yang menyesal dan meminta kembali ke dunia nantinya, itu merupakan suatu perkara yang tidak mungkin terjadi.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah as-Sajdah ayat 12 yang bermaksud : “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat kebenaran di hadapan mata kami, kami telah mendengar dengan sejelas-jelasnya (akan perkara yang kami ingkari dahulu); maka kembalikanlah kami ke dunia agar kami mengerjakan perkara yang baik-baik. Sesungguhnya kami sekarang telah yakin. Maka pergunakanlah masa di dunia ini sebaik- baiknya dengan menuntut ilmu dan beramal dengannya, dan jauhilah sikap hanya berbangga- bangga dengan amalan sedangkan ilmunya tiada.

”Maka sahabat, semoga kita bukanlah termasuk hamba yang menyesal seperti yang tertuang dalam surat As-Sajdah, dan semoga kita jauh dari perbuatan yang sia-sia.

Kekayaan Tanpa Bersedekah

Sedekah adalah amalan yang mulia, apalagi jika mengamalkannya dikala kita dalam keadaan sulit. Harta yang kita sedekahkan secara fisik memanglah berkurang, namun Allah telah berjanji dalam Al-Qur’an akan mengganti sesuatu yang kita beri dengan sesuatu yang lebih baik.

Pada hakikatnya setelah kita berbagi kepada orang lain, di situlah letak sebenarnya harta kita. Jadi semakin banyak kita mengeluarkan harta, maka harta yang kita keluarkan itulah harta sejati yang kita miliki. Banyak sekali hikmah atau keutamaan sedekah bagi mereka yang mahu mengamalkannya. Di dalam Al-Qur’an sendiri banyak ayat yang menerangkan keutamaan sedekah.

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ :39)

Ulama termahsyur Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat tersebut bahwasanya:

“Apapun yang kamu infakkan dalam apa yang diperintahkan kepadamu atau yang dimubahkan, maka Dia akan memberikan gantinya untukmu di dunia, dan di akhirat dengan ganjaran dan pahala kebaikan.”

Oleh karena itu, jika harta yang kita miliki untuk bersedekah tidak akan pernah berkurang ataupun akan membuat diri kita menjadi miskin. Karena Allah sang Maha Pemberi Rezeki untuk Umat-Nya yang senantiasa berbuat kebaikan seperti sedekah kepada orang yang membutuhkan.

Maka sungguh rugi apabila mempunyai harta lebih, namun tidak menggunakanya untuk bersedekah. Seperti halnya dalam surat Al Imran Ayat 180 menyebutkan balasan bagi orang yang bakhil dengan hartanya:

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya, kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu kelak hari kiamat Allah SWT akan mengalungkan pada lehernya. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Ali-Imran: 180)

Sahabat, sejatinya tak ada harta dunia yang akan kita bawa ke akhirat kelak kecuali 3 perkara yang disebutkan Rasulullah SAW: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya.” (HR. Muslim)

Semoga kita semua terhindar dari sifat bakhil dan Allah SWT melembutkan hatinya untuk menafkahkan harta pada jalan yang Dia ridhoi. Aamiin

Keshalehan Hanya Untuk Pamer

Salah seorang cendikiawan muslim, M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “Islam yang Saya Anut; Dasar-dasar Ajaran Islam”, melukiskan riya’ dengan analogi semut hitam kecil yang berjalan di atas batu licin hitam di tengah gelapnya malam. Analogi tersebut menunjukan bahwa, sangat sulit untuk mengidentifikasi perbuatan riya’. Sehingga, bisa jadi seseorang telah menganggap ia ikhlas, tapi Allah SWT melihat justru sebaliknya. Diri sendiripun terkadang luput menyadari perbuatan tersebut karena tipisnya perbedaan ikhlas dan riya dalam hal mengumbar amal shalih tersebut.

Sahabat, takutlah apabila ibadah yang telah kita jalankan selama ini bisa jadi akan terbilang sia-sia manakala kita terjebak dengan perangkap riya’ tersebut. Maka alangkah baiknya, menahan diri untuk mudah mengumbar amalan, di media sosial misalnya. Bukan berarti melarang untuk mensyiarkan kebaikan, namun untuk meminimalisir terjadinya kesia-siaan pada amal kita. Apabila tanpa sadar dalam hati kita ada sedikit riya.

Seperti halnya meneladani kisah rasul saat menyuapi si buta yang membencinya. Dalam kisah yang mungkin sering kita dengar semasa kecil. Bahwa setiap hari Rasul menyuapkan makanan ke mulut seorang pengemis Yahudi yang buta dan tua. Pengemis itu selalu mangkal pada salah satu sudut pintu kota Madinah. Si pengemis selalu menghina Nabi Muhammad, dengan berkata pada orang yang melintas di depannya supaya tidak memercayai Muhammad yang disebutnya sebagai orang gila, pembohong dan tukang sihir.

Kelak, setelah Nabi wafat, betapa menyesalnya si pengemis, begitu Khalifah Abu Bakar Shiddiq memberitahunya bahwa Nabi Muhammad lah yang selama ini menyuapinya, Abu Bakar hanya meneruskannya.

Karena merasa cara Abu Bakar tidak sama dengan cara Nabi menyuapinya, si pengemis bertanya siapa sesungguhnya yang selama ini sudah sangat baik hati. Maka dari itu Abu Bakar menjelaskan tentang tindakan Nabi Muhammad yang sangat mulia tersebut. Tidak marah meskipun ada yang menghinanya, dan membalasnya dengan kebaikan tanpa sepengetahuan yang menghina. MasyaAllah, sungguh mulia teladan Nabi Muhammad SAW pada umatnya.

Umur Panjang Tapi Tidak Beramal Baik

Umur manusia sepenuhnya merupakan hak prerogatif Allah SWT. Manusia hanya dapat menerima keputusan Allah SWT tentang umurnya. Karenanya, manusia tidak mengetahui panjang pendek umurnya. Manusia juga tidak mengetahui sampai kapan ia akan hidup di dunia. Hanya Allah-lah yang mengetahui.

Manusia juga tidak bisa mengurangi atau menambah umurnya. Jika ajalnya telah tiba, maka manusia akan mati walaupun ia berusaha mengundurkannya. Dan, jika ajalnya belum tiba, manusia tetap tidak akan mati walaupun ia berusaha mempercepat kematiannya. Allah SWT menegaskan, ”Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka jika telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS 7:34).

Rasulullah SAW melarang umatnya memohon kematian. Beliau bersabda, ”Janganlah salah seorang di antara kamu sekalian mengharapkan kematian dan jangan pula berdoa agar cepat mati sebelum kematian itu benar-benar datang kepadanya. Sesungguhnya jika salah seorang di antara kamu sekalian mati, maka terputuslah amalnya. Dan sesungguhnya tidak ada yang dapat menambah umur seorang mukmin kecuali kebaikan yang diperbuatnya.” (HR al-Bukhari).

Allah SWT memberikan usia yang panjang kepada manusia merupakan amanat untuk menjaga amalan dengan baik. Karenanya, harus mengisinya dengan kebaikan-kebaikan dan amal saleh. Panjang atau pendeknya usia manusia tidak menentukan nilainya, melainkan kualitas amal dan perbuatan dalam hidupnyalah nilai sebenarnya.

Dalam pandangan Rasulullah SAW, umur yang panjang pada hakikatnya adalah yang terisi dengan perbuatan baik dan amal saleh. Beliau bersabda, ”Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tua dan menjalin silaturrahim dengan sesama.” (HR Ahmad).

Semoga Terhindar dari Kesia-siaan

Panjangnya umur seseorang tidak akan bernilai sama sekali jika tidak mengisinya dengan amal saleh. Bahkan, boleh jadi hanya menjerumuskan ke dalam azab Allah SWT. Mengisi usia yang panjang dengan perbuatan baik dan amal saleh menjadi bukti kualitas hidup manusia di dunia dan meninggikan derajatnya di sisi Allah SWT.

Ketika ditanya tentang siapa orang yang paling baik, Rasulullah SAW menjawab, ”Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sedangkan orang yang paling buruk adalah orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya.” (HR Ahmad).

Setiap Muslim hendaknya menyadari kembali bahwa kematian akan datang tanpa terduga. Kesadaran terhadap hal ini akan memotivasi untuk bersegera mengisi umur di dunia dengan perbuatan baik dan amal saleh. Sebab, mensia-siakan usia pada akhirnya hanya akan melahirkan penyesalan yang tidak berguna. Wallahu A’lam. Semoga kita terhindar dari empat hal tidak berguna dan penuh kesia-siaan tersebut. Aamiin

Memuliakan Anak Yatim, Ini Keutamaan yang Penting Diketahui!

Memuliakan Anak Yatim, Ini Keutamaan yang Penting Diketahui!

Memuliakan Anak Yatim, Ini Keutamaan yang Penting Diketahui!

Sahabat berbahagialah apabila mempunyai kemampuan membiayai kehidupan anak yatim, menyekolahkannya, dan memperhatikan masa depannya. Sejatinya sahabat yang peduli terhadap anak yatim, sedang memudahkan jalan bagi diri sahabat menjadi ahli surga.

Yatim merupakan anak yang ditinggal ayahnya (meninggal) ketika usianya masih kecil, atau belum baligh. Istilah yatim tersebut akan berbeda jika anak tersebut sudah memasuki akil baligh. Hal ini sesuai dengan hadist nabi yang menyebutkan:

“Tidak lagi disebut yatim anak yang sudah bermimpi (baligh).” (HR. Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib). (Sunan Abi Daud, Kitab Al-Washaya No. 2489).

Sahabat, tidak ada satupun anak yang menginginkan posisi tersebut. Memuliakan mereka merupakan keutamaan bagi kita.

Dalam Al-Qur’an, kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali, yakni 8 kali disebut dalam bentuk tunggal, 14 kali dalam bentuk jamak dan 1 kali dalam bentuk dua (mutsanna).

Al-Qur’an secara tegas mengatakan, mengasihi, memelihara, dan memperhatikan anak yatim merupakan keharusan. Bagi mereka yang memelihara anak yatim, mengasihinya dengan tulus ikhlas, banyak keutamaan yang tak tertandingi dari Allah SWT yang akan ia terima.

Allah berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah [2]: 220).

Penjelasan sejumlah hadits tentang keutamaan memelihara, menyantuni, dan membahagiakan yatim sebagai berikut:

Jaminan Masuk Surga dan Dekat dengan Rasulullah

Siapa yang ingin dekat dengan rasul? Semua umat muslim pasti ingin dengan Rasulullah saw. Menyantuni anak yatim merupakan sesuatu yang sangat mulia. Islam menjanjikan suatu balasan yang sangat istimewa bagi yang menyantuni yatim, yaitu dekat dengan Rasul di surga.

Siapa yang tak mau berdekatan dengan Rasulullah? Yang mana kedekatannya seperti jari telunjuk dengan jari tengah. MasyaAllah.

“Aku dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini”. Kemudian beliau mengisyaratkan  jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkannya sedikit.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d). (Lihat Shahih Bukhari, Kitab Ath-Thalaq: 4892. Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1841. Sunan Abi Daud, Kitab Al-Adab:4483).

Tak hanya itu, bagi seorang yang memuliakan yatim, memeliharanya, menyanyangi dan mengasihinya dengan ikhlas. Berkat itu baginya terdapat jaminan masuk surga.

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas). (Lihat Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1840).

Gelar Abror dan Allah Mudahkan Segala Urusannya

Ketahuilah sahabat, menyantuni yatim dan memberi makan mereka beserta orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror (orang-orang yang berbuat kebaikan).

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 5-6).

Sahabat, berbuat baik dan menolong anak-anak yatim, perduli dan menyayangi mereka. Sahabat berarti membuat pertolongan untuk diri sendiri.

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia, Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah).

Memuliakan yatim juga menjadi sarana memperbanyak amalan shalih sahabat. Imam Thabrani menjelaskan dalam riwayatnya:

“Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya. (HR. Thabrani dari Abu Hurairah). (Imam Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Ausath, VIII/346. Hadist no. 8828).

Dalam hadist muslim meriwayatkan, memelihara yatim menjadi bekal akhirat. Sebagai mana dalam hadist:

“Jika manusia mati maka terputus lah amalanya. Kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Memelihara dan memuliakan yatim merupakan salah satu bentuk ibadah sosial dalam rangka amar makruf (mengajak kebaikan) dan nahi mungkar (melarang berbuat maksiat).

Dengan memuliakan yatim, InsyaAllah Allah akan memberikan keutamaan-keutamaan besar. Keutamaan tersebut antara lain dekat dengan Rasulullah di surga. Melunakkan hati yang keras, terpenuhinya kebutuhan hidup, dan memperoleh perlindungan di hari kiamat. Wallahu a’lam.

Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah

Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah

Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah

Pernah nggak sih sahabat, seberapapun penghasilan yang kamu peroleh tidak kamu rasakan sama sekali. Merasa kurang setiap harinya, seperti hasil tersebut seberapapun tak dapat memenuhi kebutuhan harian yang ada. Biasanya karena masalah keuangan ini, menjadi salah satu pemicu utama pertikaian dalam rumah tangga. Maka dari itu, banyak dari sahabat berlomba-lomba bagaimana caranya meningkatkan kuantitas penghasilan agar kebutuhan rumah tangga dapat tercukupi.

Eits, tapi tunggu dulu sahabat, bisa jadi permasalahan-permasalahan tersebut bukan karena penghasilanmu yang kecil. Bisa jadi itu karena kurangnya keberkahan dan atau kesalahan dalam mengelola keuangan dalam rumah tangga sahabat selama ini. Islam mengajarkan seluruh aspek dalam kehidupan, termasuk dalam keuangan. Syariat Islam mengajarkan beberapa aturan yang mengelola ekonomi keluarga islami. Maka dari itu, artikel ini sedikit mengulas bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga islami agar lebih berkah serta menjawab segala permasalahan keuangan rumah tangga. Tips Tersebut antara lain:

Buatlah Skala Prioritas

Cara Rasulullah mengelola keuangan rumah tangga dimulai dari memahami apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya servis, kesehatan, dan sebagainya.

Pengelolaan kebutuhan yang baik serta menyesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan menggunakannya, merupakan hal terpenting dalam hal ini. Point pentingnya adalah bukan memenuhi keinginan namun bagaimana memenuhi kebutuhan.

Tentu dalam Islam, terdapat prioritas keuangan yang mana bagi  yang telah memenuhi syarat tidak boleh untuk melewatkan kewajiban tersebut. Hal itu antara lain zakat dan atau sedekah, tabungan, utang. Karena sejatinya hutang akan ditagih meskipun ajal menjemput, dan selanjutnya barulah kebutuhan belanja rumah tangga.

Zakat merupakan kewajiban bagi umat islam yang telah memenuhi syarat untuk membayarnya. Pembayaran zakat dapat dilakukan setiap sebulan sekali ataupun setahun sekali. cara menghitung zakat tidaklah sulit. Cukup dengan 2,5%

Baca Juga: Kelola Keuangan Rumah Tangga Lebih Berkah Ala Rasulullah

Untuk memenuhi kebutuhan belanja dalam rumah tangga, ada 3 jenis kebutuhan antara lain:

Kebutuhan primer

Yaitu nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat (memelihara jiwa, akal, agama, keturunan dan kehormatan). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan dan pernikahan.

Kebutuhan sekunder

Yaitu Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang berhubungan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan. Kebutuhan sekunder bisa dipenuhi setelah primer. Sekarang ini kebutuhan sekunder menjadi hal penting untuk kehidupan manusia.

Kebutuhan pelengkap

Yaitu kebutuhan yang dapat menambah kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.

Hindari Hutang dan Penggunaan Kartu Kredit

Lebih berkah dalam keuangan rumah tangga saat tidak memiliki hutang. Bukan berati tidak diperbolehkan berhutang ya sahabat, namun alangkah baiknya jika bukan karena kebutuhan yang pokok dan mendesak, alangkah baiknya untuk dihindarinya.

Sebab, tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada sejumlah faktor yang mau tidak mau membuat sahabat berhutang.

Sebagai saran, bila terpaksa berhutang, pergunakan hutang tersebut pada hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dipenuhi dalam waktu dekat. Contoh, cicilan rumah. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk berhutang.

Selain itu, yang wajib sahabat lakukan untuk mengatur keuangan yang baik adalah menjaga rasio hutang Anda. Sebisa mungkin, pastikan kewajiban sahabat membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang sahabat miliki. Lebih dari itu, keuangan rumah tangga sahabat dapat terganggu.

Membuat Tujuan Keuangan

Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk dapat merencanakannya dengan baik. Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut akan menjadi sia-sia. Tujuan-tujuan keuangan dalam keluarga  tersebut antara lain:

Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek

Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah tangga. Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan kegiatan kesehariannya. Misalnya kebutuhan pangan, kebutuhan dapur, kebutuhan kamar mandi, dan lain halnya yang berjangka pendek dan habis.

Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, investasi, dan lain sebagainya. Dengan menjawab kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau kebutuhan praktis saja.

Mencapai Kebermanfaatan Keluarga Terhadap Umat

Kebermanfaatan keluarga terhadap umat sama dengan kontribusi keluarga terhadap umat. Bagaimanapun sebagai khalifah fil ardhi yang bertugas untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan. Dalam keuangan keluarga pula, sebaiknya jangan sampai ada harta riba di dalamnya. Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya keberkahan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam.

Mencatat dan Mengatur Cash Flow

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga harus melakukan hal-hal berikut ini.

Mencatat Penghasilan

Melakukan pencatatan pemasukan yang masuk setiap bulanya merupakan suatu keharusan. Hal ini untuk mengetahui berapa penghasilan pada keluarga tersebut setiap bulannya. Pendapatan tersebut dapat dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, baiknya juga mencatat penghasilan untuk mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada. Supaya dapat melakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang terkelola.

Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan

Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya sekali saat terbentuknya rumah tangga. Perencanaan pengeluaran bulanan baiknya setiap bulan, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan kebutuhan.

Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa terjebak kepada gaya hidup yang salah.

Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial, ataupun kekurangan padahal kebutuhan belum tentu terpenuhi. Untuk itulah mengapa membutuhkan perencanaannya setiap bulan.

Membuat Rencana Pengeluaran Tahunan

Melakukan perencanaan keuangan tidak hanya setiap bulan, melainkan juga setiap tahunnya.

Untuk itu, setiap tahun biasanya ada kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya.

Jika pembelanjaan sahabat telah sesuai dengan aturan-aturan Islam, Allah akan memajukan usaha sahabat serta melipatgandakan pahala dan keberkahan-Nya.

Bahkan Allah akan memberikan kelebihan hasil usaha (jika ada usaha) agar sahabat dapat menyimpan dan menabungnya untuk menjaga datangnya hal-hal yang tidak terduga atau untuk menjaga kelangsungan hidup generasi yang akan datang.

Semoga bermanfaat sahabat 🙂

Editor: Dompet Dhuafa Jogja

Yuk Sedekah!

Menjelang 1 Muharram 1444 H, Inilah Keutamaan Puasa Asyura

Menjelang 1 Muharram 1444 H, Inilah Keutamaan Puasa Asyura

Menjelang 1 Muharram 1444 H, Inilah Keutamaan Puasa Asyura

1 Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah atau kerap disebut Tahun Baru Islam. Bulan ini merupakan salah satu bulan terbaik dari bulan lainya selain bulan Ramadhan.

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan dalam Tahdzibut Tahdzib 6/249 oleh Ibnu Hajar: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram”.

Rasulullah SAW menyebutkan bulan Muharram sebagai syahrullah yaitu bulan Allah SWT. Sehingga bulan ini memiliki keutamaan-keutamaannya sendiri. Salah satu amalan yang utama pada bulan ini adalah Puasa.  Lantas apa keutamaan dari puasa pada bulan muharram ini? Yuk Simak penjelasannya!

Keutamaan Puasa Asyura

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Tak hanya itu Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam bukunya Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq menjelaskan, Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa di bulan Muharram semasa hidupnya.

Pendapat ini bersandar pada sebuah riwayat yang berasal dari Hafshah RA. Dia berkata:

“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 bulan Zulhijah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh).” (HR Ahmad dan An-Nasa’i).

Dalam buku Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 4 karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, ada sejumlah hadits yang memperkuat kesunnahan puasa Tasu’a dan Asyura. Hadits ini bersumber dari Ibnu Abbas RA dan diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Seandainya aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (Muharram).” (HR Muslim)

Mari sambut tahun baru hijriyah 1444 H dengan amalan sunnah yang telah nabi SAW contohkan. Semoga Allah mudahkan setiap niat baik dari amalan yang kita kerjakan.

 

Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Sambut Bulan Muharram dengan Amalan Sunnah Utama

Bulan muharram merupakan bulan pembuka di awal tahun baru hijriyah. Terdapat banyak keutamaan dalam menyambut bulan ini. Salah satunya adalah dengan bermuhasabah diri dan memperbanyak amalan sunnah. Terutama pada sepuluh hari pertama awal bulan.

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan dalam Tahdzibut Tahdzib 6/249 oleh Ibnu Hajar: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram”.

Rasulullah SAW menyebutkan bulan Muharram sebagai syahrullah yaitu bulan Allah SWT. Sehingga bulan ini memiliki keutamaan-keutamaannya sendiri.

Sehingga mendapati bulan Muharram menjadi kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Berikut merupakan amalan-amalan di bulan muharram yang rugi jika terlewatkan oleh seorang muslim:

Puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Hadits ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhol setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Maksud dari puasa ini adalah puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharram) sebagaimana penjelasnya dalam hadist rasulullah:

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu, bahwasanya Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi perlu sahabat ingat ya, tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol adalah puasa Daud” (Kitab as-Siyam Min Syarhil U’mdah, Ibnu Taimiyyah 2/548)

Memperbanyak amalan shalih

Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.

Sangat disayangkan apabila melewatkan amal kabaikan pada bulan ini, bulan muharram merupakan bulan istimewa setelah bulan ramadhan. Setiap amalan memiliki imbalan pahala yang lebih dibandingkan dengan bulan lainya, maka dari itu akan lebih utama jika memperbanyak amalan pada bulan ini untuk bekal di akhirat kelak.

Ibnu Hajar menjelaskan, ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang yang dapat menolak keutamaanNya.

Taubat

Memulai tahun yang baru dengan suatu hal yang baik bukanlah hal yang merugikan. Justru sebaliknya, hal itu menjadi keutamaan. Memulai tahun hijriyah pada bulan muharram ini dengan bermuhasabah dan bertaubat menjadi awal yang baik untuk menyambut dan melewati satu tahun ke depan lebih berkah. Dan harapanya dengan taubat pada tersebut menjadi jalan lancarnya rezeki, berkahnya waktu, dan kebaikan selama satu tahun ke depan.

Hakikatnya taubat merupakan kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Yang mana tujuan akhir dari taubat tersebut adalah keridhoan-Nya dan dapat diterima di surga firdausnya. Taubat menjadi tugas  seumur hidup, setiap waktu, dan setiap saat.

Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka jika melakukan kesalahan secara sadar ataupun tidak sadar, segeralah istigfar dengan sungguh-sungguh. Bersegeralah bertaubat kepada Allah, dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya.

Semoga bermanfaat sahabat. Selanjutnya akan membahas mengenai keutamaan Puasa Asyura pada bulan Muharram. Semoga Allah memudahkan segala niat kebaikan.

Sedekah Subuh, Ini Beberapa Keutamaan yang Wajib Diketahui!

Sedekah Subuh, Ini Beberapa Keutamaan yang Wajib Diketahui!

Sedekah Subuh, Ini Beberapa Keutamaan yang Wajib Diketahui!

Sedekah merupakan salah satu amalan untuk membersihkan harta. Tidak seperti puasa dan salat yang waktunya telah ada penentuannya, mengerjakan sedekah dapat kapan saja dan tidak ada penentuan jumlah banyak sedikitnya. Keikhlasan dari harta yang tersedekahkan itu lebih berarti dari banyak sedikit jumlah yang keluar.

Sedekah merupakan amalan yang ringan namun memiliki dampak yang sangat besar. Secara harfiah sedekah berasal dari kata “Shadaqo”. Kata shadaqa memiliki arti ‘benar’. Menurut terminologi syariat sedekah memang sama dengan infak. Akan tetapi, jika infak berkaitan dengan materi, maka sedekah memiliki arti lebih luas baik menyangkut materi dan nonmateri.

Dalam Al-Quran, banyak ayat yang menjelaskan tentang perintah bersedekah, seperti halnya:

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-Baqarah: 195)

Namun tahukah sahabat, sedekah selepas subuh ternyata memiliki beberapa keutamaan. Apa saja? Yuk simak sebagai berikut!

1. Datang Dua Malaikat Mendoakan dan Terhindar dari Api Neraka

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak”, sedangkan yang satu lagi berdoa “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya).” (HR. Bukhari 5/270)

Tak hanya itu, sebagaimana kita ketahu, surga terdiri dari beberapa pintu dan seseorang bisa masuk dari pintu amal yang paling sering dilakukannya. Jika seseorang tidak pernah lalai dalam mengerjakan shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat (Babush shalah). Begitupun jika dia gemar bersedekah, namanya juga akan dipanggil dari pintu khusus tersebut. Salah satu hadist nabi menjelaskan:

“Barangsiapa menyedekahkan dua pasang kuda fisabilillah, niscaya akan dipanggil di surga kelak; Wahai hamba Allah, inilah kebaikan. Jika ia ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. ……. Dan jika termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar- Rayyan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Terkabulnya Hajat yang Terpanjatkan

Terkabulnya doa dan hajat yang kita miliki menjadi salah satu keutamaan dari sedekah subuh. Mengiringi sedekah subuh dengan doa dapat membantu terkabulnya permintaan, memperlancar rezeki, mengangkat penyakit, hingga memudahkan segala urusan.

Siapapun pasti ingin doa dan segala hajatnya terkabulkan bukan? Ini merupakan salah satu rahasia yang wajib sahabat semua coba. Melakukan sedekah subuh secara rutin di kemanusiaan.org/sedekahsubuh misalnya.

Almarhum Syekh Ali Jaber menerangkan dalam setiap dakwahnya, yang senantiasa menekankan pada dahsyatnya hikmah dari sedekah subuh. Termasuk, sedekah yang bisa menjadi amalan untuk mempermudah terkabulnya segala hajat.

Menurut beliau, jika kita memiliki hajat, jangan lupa untuk menyertakan doa pada setiap sedekah. Sebutkan hajat yang spesifik, misalnya untuk memperoleh keturunan, pekerjaan, atau lainnya setiap kali akan bersedekah. Jika melakukanya dengan ikhlas, niscaya ini akan mempermudah segala urusan dan terkabulnya doa.

Tak hanya itu, Rasulullah pun menjamin hal tersebut, yang termaktub dalam salah satu hadis berikut;

‘Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad)

3. Menolak Bala dan Suul Khotimah

Sebagai umat muslim tentunya kita menginginkan hidup yang penuh kebahagiaan, kenyamanan serta ketenangan. Tentu juga tidak ada seorangpun yang menginginkan mati dalam su’ul khotimah.

Maka dari itu, biasakan untuk melakukan sedekah subuh agar terhindar dari segala kemalangan maupun akhir yang buruk. Sedekah subuh dapat mencegah seseorang mengalami kematian mendadak, seperti dalam sabda nabi berikut:

Obatilah orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah. Sesungguhnya sedekah itu dapat meredam murka Allah, dan menolak kematian yang buruk.” (HR. Tirmidzi)

4. Harta yang Berkah 

Sebagai umat Muslim kita wajib paham bahwa di setiap harta terdapat hak orang lain yang juga harus ditunaikan. Hal ini tertuang dalam firman Allah yang berbunyi, “bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain (orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyat : 19)

Kita pun harus paham bahwa setiap apapun yang dimiliki, termasuk harta, akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Jadi, sudah sepatutnya kita berhati-hati dalam memperoleh sekaligus mempergunakan harta. Usahakan untuk senantiasa bersedekah agar harta menjadi lebih berkah.

Bersedekah tidaklah mengurangi harta yang kita miliki. Namun sebaliknya, dengan gemar bersedekah rezeki semakin melimpah. Bahkan mungkin dari jalan yang tidak pernah kita sangka. Hal ini sesuai dengan firman Allah, yaitu “… Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

5. Terhapuskan Dosanya

Manfaat melakukan sedekah di waktu Subuh juga bisa menghapuskan dosa dan membawa ketenangan hati bagi yang melakukannya. Hal ini pun sesuai dengan hadist sebagai berikut :

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Trimidzi)

Hal ini mengacu pada salah satu hadis, yang berbunyi “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.“ (HR. At-Tirmidzi)

Tak hanya itu, konon, dengan rutin bersedekah seseorang bisa terlindungi dari siksa api neraka. Sebagaimana yang tergambar dalam sabda Rasulullah, “Halangilah api neraka, meski hanya dengan separuh kurma”.

Jadi, tak usah khawatir harta akan habis ya sahabat, karena dengan sedekah Allah akan semakin memudahkan rezeki dan segala urusan.

Sedekah sekarang di kemanusiaan.org, dan raih banyak keutamaan setelahnya. Wallahua a’lam bishawabb.

Dua Waktu Mustajab Terkabulnya Doa di Hari Jumat

Dua Waktu Mustajab Terkabulnya Doa di Hari Jumat

Dua Waktu Mustajab Terkabulnya Doa di Hari Jumat

Hari Jumat merupakan hari mubarok, hari besar diantara hari hari lainya. Pada hari ini banyak kemuliaan suatu amalan. Selain itu salah satu doa yang mustajab mudah terkabulkan ada pada hari jumat ini. Lantas kapan waktu yang tepat berdoa pada hari Jumat? Mari simak penjelasanya!

Waktu Mustajab Berdoa

Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu mustajab berdoa di hari Jumat. Ada yang berpendapat bahwa waktu terkabulnya doa di Hari Jumat adalah setelah Ashar sampai Maghrib. Sebagian lagi berpendapat mulai dari keluarnya imam sampai selesainya sholat Jumat. Sebagian ulama lainnya berpendapat mulai dari mengerjakan sholat hingga selesai. Ada juga yang berpendapat mulai dari imam duduk di mimbar hingga selesai shalat.

Mengenai waktu terkabulnya doa di Hari Jumat, Rasulullah SAW telah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; Abu Qasim shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Pada hari Jumat terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya.” Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata; ‘Yaitu beliau menyempitkannya.” ( HR Bukhori dan Muslim).

Dua Waktu Mustajab Doa di Hari Jumat

Berikut merupakan waktu singkat terkabulnya doa pada hari Jum’at seperti yang tertuang dalam hadits Nabi SAW:

1. Waktu Terkabulnya Doa di Hari Jumat di Antara 2 Khutbah

Waktu antara dua khutbah, merupakan waktu singkat yang mana doa lebih mustajab akan terkabulkan. Lebih tepatnya yaitu ketika khatib duduk sebentar, sebelum melanjutkan khutbah kedua.
Dari Abu Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehubungan dengan waktu ijabah pada hari Jum’at?”

Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’”(HR Muslim).

2. Penghujung Waktu Ashar

Setelah sholat asar merupakan waktu terbaik untuk berdoa. Hal ini tertulis pada sejumlah hadits.

Dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ

Artinya: Pada hari Jumat terdapat suatu waktu, dimana jika ada seorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah setelah Ashar. (HR. Ahmad).

Cara Mendapatkan Waktu Mustajab

Untuk mencari waktu mustajab setelah Ashar hari jumat, ada beberapa cara:

  1. Tetap tinggal di masjid setelah shalat ashar, tidak keluar dari masjid dan berdoa. Lebih utamakan ketika akhir waktu ahsar (menjelang magrib), ini adalah kedudukan tertinggi.
    Said bin Jubair jika shalat ashar tidaklah berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari.

  2. Berangkat ke masjid menjelang magrib kemudian shalat tahiyatul masjid, berdoa sampai akhir waktu ashar ini adalah kedudukan pertengahan.
  3. Duduk pada tempatnya (rumah atau yang lain) berdoa kepada Rabb-nya sampai akhir waktu ashar. Ini adalah kedudukan terendah.

Wallahu a’lam Bishawab. Semoga Bermanfaat.

Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1444 H dengan Bermuhasabah

Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1444 H dengan Bermuhasabah

Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1444 H dengan Bermuhasabah

Umat muslim di dunia kini tengah menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1444 H yang jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022. Alangkah baiknya menyambut hari istimewa ini dengan menunaikan sejumlah amalan.

Termasuk introspeksi diri atas segala dosa yang telah diperbuat. Baik memohon ampun terhadap sesama makhluk maupun kepada Allah SWT. Semoga dengan amalan ini,diharapkan mampu menghapus dosa yang telah lalu.

Menyambut tahun yang baru dengan harapan baru, dan tentu saja dengan diri baru yang jauh lebih baik dari tahun yang telah terlewati.

Pertahankan dan Tingkatkan Ketaqwaan Pada Allah SWT

Sebagai umat Islam, pada tahun baru Hijriyah 1444 H ini sebagai tanda syukur hendaknya kita meningkatkan ketaqwan kepada Allah SWT. Lebih giat dalam beribadah dan beramal saleh. Datangnya tahun baru Hijriyah 1444 H ini, hendaknya menjadi pengingat untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.  Mari sambut tahun baru Hijriyah 1444 H ini dengan memperbaharui taubat kita, mengoreksi diri kita masing-masing, seberapa banyak kesalahan yang kita perbuat, seberapa besar perbuatan zalim kepada diri sendiri? Sudahkah kita memperbaikinya, beristighfar dan memohon ampunan-Nya? Akankah kita bisa memperbaikinya di tahun mendatang? Karena bukan seorang mukmin yang sempurna jika hari ini tidak lebih baik dari hari sebelumnya.

Kita perbaiki apa yang masih kurang pada diri kita. Mempertahankan dan meningkatkan apa yang baik. Kita teliti diri kita masing-masing, sebab bagaimanapun, diri kita sendirilah yang lebih mengetahuinya. Segala macam kesalahan yang kita perbuat, kita tak bisa menutupinya. Hal ini karena manusia itu sendiri yang akan menjadi saksi atas perbuatannya. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah ayat 14 dan 15:

(15)بَلِ الْاِنْسَانُ عَلٰى نَفْسِهٖ بَصِيْرَةٌۙ(14) وَّلَوْ اَلْقٰى مَعَاذِيْرَهٗۗ

Artinya: (14) “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,” (15) “Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.”

Dari sini, sebelum amalan kita kena hisab oleh Allah nanti pada hari kiamat, kita renungkan terlebih dahulu amalan diri sendiri. Ketika amal kita terhisab pada hari kiamat, semua perbuatan kita terbeber secara jelas. Dan diri kitalah yang akan menjadi saksi atas semua itu. Tangan, kaki, mulut dan seluruh anggota badan kita akan menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan seperti ayat dalam surat an-Nur ayat 24:

(24)يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: (24) pada hari, (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Muhasabah dan Instropeksi Diri

Pada dasarnya manusia hendaknnya selalu dapat bermuhasabah, mengoreksi dan meneliti diri sendiri setiap saat. Sebab barang siapa meneliti diri sendiri, menghitung amal perbuatannya, niscaya perhitungan amalnya akan mudah di akhirat. Dan manusia yang bertaqwa adalah mereka yang beramal untuk masa depan yang abadi, yaitu kebahagiaan akhirat dengan ridha dari Allah Swt.

Sebaliknya, orang yang durhaka ialah mereka yang hanya selalu menuruti hawa nafsunya, akan tetapi dia mengharapkan kenikmatan dan anugerah di kemudian hari. Betapa nistanya orang tersebut, mengharap buah dari apa yang tidak ia tanam. Ketakwaan seorang hamba tidak akan sempurna sampai dia mau bermuhasabah terhadap diri sendiri.

Muhasabah adalah sebuah anjuran dan perintah yang harus kita jalani sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al-Hasyr ayat 18:

(18)يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Secara tersirat ayat tersebut merupakan anjuran muhasabah terhadap amal yang telah kita lakukan. Dari sini sahabat Umar bin Khattab R.A. berkata:

وَيُرْوَى عَن عُمَرَبنِ الخَطَّابِ قَالَ: حَاسِبُوا أَنفُسَكُم قَبلَ أَن تُحَاسَبُوا وَزِنُوهَا قَبلَ أَن تُوزَنُوا وَإِنَّما يَخِفُّ الحِسَابُ يَومَ القِيَامَةِ عَلَى مَن حَاسَبَ نَفسَهُ فِي الدُّنيَا

“Hitunglah amalmu sendiri sebelum kalian dihisab (di hari kiamat), dan timbanglah (amal) kalian sebelum (amal) kalian ditimbang (di hari kiamat). Dan pada hari kiamat hisab akan ringan hanya atas orang yang pada saat di dunia dia menghitung amalnya.”

Akhir taun hijriyah ini, sebelum masuk bulan muharam menjadi momen yang tepat untuk mengkoreksi segala aktivitas yang telah kita lewati, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Namun yang terpenting adalah kehidupan masa depan kita, yaitu kehidupan kekal di akhirat yang diridhai Allah SWT. Marilah kita ayunkan langkah kita untuk menggapai cita-cita dan meraih segala impian kita.
Kapan Sih Waktu Mulai dan Berakhirnya Sholat Dhuha? Yuk Baca!

Kapan Sih Waktu Mulai dan Berakhirnya Sholat Dhuha? Yuk Baca!

Kapan Sih Waktu Mulai dan Berakhirnya Sholat Dhuha? Yuk Baca!

Shalat dhuha merupakan salah satu wasiat Nabi yang mana dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat shalat dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

Sahabat, tahu nggak sih keutamaan sholat dhuha? Yuk simak artikel ini!

Keutamaan Shalat Dhuda

Di antara keutamaan Shalat Dhuha, bisa mempermudah urusan setiap muslim sebagaimana pelajaran dari hadits dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Bahkan shalat Dhuha bisa mengganti sedekah dengan seluruh persendian kita. Sebanyak 360 persendian pada tubuh kita. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Ketiga, shalat dhuha merupakan shaatnya orang-orang yang bertaubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumallah dalam Penjelasan Riyadush Shalihin menjelaskan bahwa shalat yang dimaksud adalah sholat Dhuha.

Kapan Waktu Shalat Dhuha?

Disebut Dhuha yaitu mulai dari waktu setelah matahari meninggi hingga dekat dengan waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 342)

Dari sini kita dapat bagi waktu Dhuha menjadi tiga:

Awal waktu yaitu setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak

Dalilnya adalah hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ

“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim no. 832). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 347).

Menjadi awal

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, hal. 289)

Akhir waktu yaitu dekat dengan waktu zawal saat matahari akan tergelincir ke barat.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5 menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).” (Idem).

Waktu terbaik Mengerjakan Sholat Dhuha

Waktu terbaik untuk mengerjakan sholat dhuha yaitu saat akhir waktu, yang mana keadaan yang semakin panas. Dalilnya adalah,

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 748). Artinya, ketika kondisi panas di akhir waktu.

Mengenai surat-surat yang dibaca setelah surat Al Fatihah, tidak ada dalil-dalil yang menyatakan tentang surat-surat khusus yang dibaca pada sholat ini. Jadi, kesimpulannya adalah boleh membaca surat apapun dalam Al Quran pada shalat Dhuha.

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik

Macam-Macam Zakat dan Keutamaannya!

Macam-Macam Zakat dan Keutamaannya!

Macam-macam Zakat dan Keutamaannya!

Zakat merupakan rukun Islam yang ke-4. Terdapat dua macam zakat yang mana umat Islam wajib untuk memahaminya, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Dalam Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014, zakat merupakan harta yang wajib terbayarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan syariat Islam.

Zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dalam zakat terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan, kebersihan jiwa, dan untuk memupuk kebaikan.

Makna tumbuh dan berkembang dalam zakat artinya menunaikan zakat akan menghasilkan banyak pahala. Sementara itu makna suci dalam zakat lebih berarti sebagai sarana untuk mensucikan jiwa dan pencuci dosa-dosa yang telah lalu.

Seperti halnya dalam firman Allah SWT dalam Q.S at-Taubah ayat 103 sebagai berikut:

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Hukum Zakat dan Keutamaanya

Para ulama sepakat hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat wajib zakat. Sebagaimana ketentuan dalam syariat agama.

Seperti halnya perintah pada Q.S Al-Baqarah ayat 110.

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”

Zakat wajib untuk setiap Umat Muslim di bulan Ramadhan adalah zakat fitrah. Baik kaya maupun miskis, tua ataupun muda, bayi ataupun renta, untuk zakat fitrah wajib hukumnya untuk membayarnya saat bulan Ramadhan. Kewajiban ini sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim:

Dari Ibnu Umar ra, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah atau satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas umat Muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau SAW memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk sholat.” (HR. Bukhari & Muslim)

Jenis-jenis Zakat

Zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Zakat Nafs (jiwa) atau sering disebut Zakat Fitrah dan Zakat Maal (harta). Berikut masing-masing penjelasannya,

1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan bagi setiap Muslim pada bulan Ramadhan. Tepatnya saat menjelang Idul Fitri. Besaran zakat fitrah setara dengan 3,5 liter atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok.

Zakat ini bisa berupa beras, gandum, dan sejenisnya sesuai dengan daerah yang bersangkutan. Mengganti zakat fitrah dengan uang juga bisa, akan tetapi harus setara dengan harga makanan pokok sesuai besaran zakat tersebut.

2. Zakat Maal
Zakat maal atau sering menyebutnya dengan zakat harta bagi seorang Muslim wajib membayarnya sesuai dengan nisab dan haulnya.

Nisab merupakan syarat minimum harta yang dapat terkategorikan sebagai wajib zakat. Sementara haul adalah masa kepemilihan harta sudah berlalu selama 12 bulan Qamariyah/tahun Hijriyah.

Tidak ada batasan waktu dalam mengeluarkan zakat maal. Artinya bisa membayarnya sepanjang tahun ketika syaratnya sudah terpenuhi.

Zakat jenis ini akan melahirkan banyak jenis zakat lainnya di antaranya zakat penghasilan, perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, hasil temuan, obligasi, tabungan, emas, dan perak dan lain sebagainya.

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Jangan Kelewatan, Sunnah Idhul Adha yang Wajib Sahabat Ketahui!

Jangan Kelewatan, Sunnah Idhul Adha yang Wajib Sahabat Ketahui!

Jangan Kelewatan, Sunnah Idul Adha yang Wajib Sahabat Ketahui!

Selain melaksanakan ibadah kurban, ternyata ada beberapa amalan sunnah Idul Adha yang dapat kita lakukan sebagai umat Islam. Amalan ini telah Rasulullah contohkan dan jika diamalkan dengan baik, tentu akan mendapatkan keutamaanya.

Tidak hanya puasa Arafah sunah sebelum sholad Ied, namun masih ada amalan sunah yang wajib untuk sahabat ketahui dan tidak boleh terlewatkan. Di mana amalan tersebut dapat menjadi wasilah kebaikan untuk kita semua.

Berikut beberapa amalan sunnah yang wajib sahabat ketahui dan amalkan sebelum dan sesudah melaksanakan Idul Adha. sunnah tersebut anatara lain perkara sunah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

Sunnah Sholat Idul Adha

Mengumandangkan Takbir

Anjurannya kepada umat islam dapat mengumandangkan takbir di saat malam hari raya Idul Adha. Takbiran ini bisa dilakukan saat terbenamnya matahari hingga pelaksanaan hari Raya Idul Adha dan berakhir di hari tasyrik pada waktu ashar (13 Dzulhijjah). Kumandang takbir ini menandangan ajakan untuk menyebut kebesaran Allah serta mengajak umat Islam lainnya melakukan hal yang sama.

Mandi Besar 

Disunahkan sebelum berangkat untuk sholat Id, mandi terlebih dahulu. Mandi ketika hari raya hukumnya sunah, baik bagi orang yang melaksanakan sholat maupun yang tidak.

Pelaksanaan mandi besar ini seperti pada mandi besar biasanya, hanya saja niatnya berbeda. Bukan saja Idul Fitri, Idul Adha pun menjadi hari raya umat Islam. Hal ini sesuai dalam hadist sebagai berikut, “Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan”. (HR. Malik dan asy-Syafi’i dan sanadnya shahih)

Memakai Pakaian Terbaik

Pada HariRaya Umat Islam, baiknya mengenakan pakaian terbaiknya khususnya pada Hari Raya Idul Adha. Pakaian terbaik tidak harus baru dan mahal. Pakaian terbaik merupakan pakaian yang paling bagus dari yang kita miliki. Karena sebaik-baiknya pakaian di hadapan Allah adalah pakaian “taqwa”.

Hal ini seperti pesan dalam sebuah hadist berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

Memakai Wangi-wangian

Selain sunnah untuk menggunakan pakaian terbaik ketika shalat Idul Adha, umat Islam sunnahnya juga menggunakan wangi-wangian atau minyak wangi. Tentunya, wangi yang tidak berlebihan dan tidak mengganggu orang yang berada di dekat kita. Hal ini sebagaimana sesuai dengan pesan dalam hadist,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan memakai minyak wangi” (HR. Hakim)

Tidak makan sebelum sholat Idul Adha

Pada Hari Raya Idul Adha, Anjuranya sebelum melaksanakan Ibadah Sholat Ied umat Islam tidak makan terlebih dahulu dan segera makan setelah selesai Shalat Ied. Hal ini berbeda dengan shalat Idul Fitri yang justru sunnahnya adalah makan terlebih dahulu. Jadi, pastikan sunnah ini bisa kita laksanakan dan jangan sampai lupa mengamalkannya saat Shalat Idul Adha nanti.

Berangkat lebih awal

Untuk melaksanakan Shalat Idul Adha, sebaiknya kita berangkat lebih awal dan sampai di tempat shalat dengan tenang atau tidak terburu-buru. Sambil menunggu shalat berjamaah kita bisa duduk sambil bertakbir dan berdzikir. Kesempatan ini tentu menjadi hal yang baik, terlebih shalat Idul Adha hanya sekali dalam setahun.

Berjalan Kaki dengan arah jalan yang berbeda antara berangkat dan pulang

Dalam sebuah hadits menyebutkan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Sebagaimana hadits tersebut, tentu ada berbagai hikmah yang bisa kita ambil. Misalnya, dengan melewati jalan berbeda kita dapat lebih banyak bertemu dengan orang, bersilaturahmi, atau melihat kondisi sekitar yang jarang kita ketahui. Siapa tahu di sana ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan, jarang kita bantu, dsb.

Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Selanjutnya lebih yaitu tata cara bagaimana pelaksanaan Sholat Idul Adha.

Memulai Sholat dengan menyeru “Ash-sholaatu jaami’ah”, tanpa azan dan iqomat. Setelah itu, Anda bisa memulai dengan niat Sholat Idul Adha. Berikut tata cara Sholat Idul Adha:

Selanjutnya yaitu Membaca takbiratul ihram dan membaca doa iftitah.

Untuk rakaat pertama, dilakukan 7 (tujuh) kali takbir dan di antara tiap takbir itu disunahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhaanallaahi walhamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.”

Setelah itu membaca surah Al Fatihah, selanjutnya membaca surah dari Alquran. Anjuranya membaca Surat Qaf dan surat Al-A’la.

Berturut-turut melakukan ruku, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya secara tuma’ninah hingga berdiri lagi di rakaat kedua.

Pada rakaat kedua, takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan sebelum membaca Al Fatihah.

Membaca Surah Al Fatihah, selanjutnya membaca surat Al Quran. Disunahkan membaca surah Al Ghasyiyah.

Berturut-turut melakukan ruku, i’tidal, sujud, dan seterusnya secara tuma’ninah hingga salam. Setelah sholat Idul Adha sendiri telah selesai, maka tidak ada khotbah dan bisa langsung diakhiri.

Itulah tata cara sholat Idul Adha sendiri di rumah yang bisa dilakukan sejara berjamaah atau munfarid.

 

Masih Binggung Batas Waktu Sholat Shubuh? Ini Penjelasanya!

Masih Binggung Batas Waktu Sholat Shubuh? Ini Penjelasanya!

Masih Binggung Batas Waktu Sholat Shubuh? Ini Penjelasanya!

Dompet Dhuafa – Sholat subuh merupakan ibadah fardhu umat islam dengan waktu pengerjaan yang relatif singkat, seperti halnya sholat maghrib. Pengerjaan sholat shubuh mulai terbit fajar hingga tiba batas waktu sholat subuh sebagaimana ditetapkan syariat.Dalam surah Al Isra ayat 78 Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk melaksanakan sholat lima waktu, dimulai sejak matahari tergelincir sampai malam tiba, lalu dilanjutkan dengan sholat subuh.

Namun, teryata masih banyak yang membingungkan kapan batas waktu Sholat shubuh itu sendiri. Maka dari itu mari kita bahas bersama!

Batas Waktu Shubuh 

Batas waktu sholat subuh adalah sejak terbit fajar hingga terbit matahari. Menurut Ustaz Fahrur Mu’is dalam bukunya Berkah Sholat Subuh Berjamaah, ketentuan ini bersandar pada hadits riwayat Muslim.

“Waktu sholat subuh adalah dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR Muslim).

Imam Bukhari juga meriwayatkan, “Siapa yang mendapatkan satu rakaat sholat subuh sebelum terbit matahari, maka ia mendapati sholat subuh.”

Cara menentukan waktu sholat subuh mempertimbangkan kondisi langit yang cerah dan bebas polusi cahaya. Waktu sholat subuh ini ditentukan saat fajar pertama berwarna putih bukan kuning.

Waktu fajar di Indonesia lebih awal karena posisi atmosfer ekuator yang lebih tinggi. Saat terbit fajar ini umumnya azan subuh akan berkumandang. Sehingga, sholat dapat dilaksanakan setelah mendengar azan hingga waktu terbitnya matahari.

Waktu salat Subuh yang utama dimulai usai berkumandang azan dari terbit fajar shadiq, yaitu fajar kedua hingga sebelum masuknya waktu matahari terbit (syuruk) sebagai batas akhir Sholat Subuh. Subuh berakhir saat sudah masuk waktu matahari terbit.

Hal ini berdasarkan hadis berikut:

وَقْتُ صَلاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ

Artinya:
“Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: dan waktu salat Subuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari.” (HR Muslim)

Fajar shadiq (fajar nyata) adalah sebuah cahaya yang terlihat pada waktu subuh sebagai batas antara akhir malam dengan permulaan pagi. Fajar shadiq adalah cahaya tipis yang posisinya horizontal terhadap ufuk dan bertambah terang seiring waktu. Itulah yang menentukan awal waktu salat Subuh.

Sementara, fajar kadzib (fajar semu) adalah cahaya yang muncul sebelum fajar shadiq. Intensitas cahayanya tidak terlalu terang dan berbentuk segitiga khas yang menjulang sepanjang garis ekliptika. Perbedaan intensitas cahaya dapat terlihat saat  sky quality meter (SQM) sebagai tolak ukur.

Jika dipantau berdasarkan ilmu falak, maka jam subuh di Indonesia juga menentukan jadwal Imsakiah Ramadhan. Maka dari itu, ulama dan peneliti bukan hanya melihat fajar shadiq sebagai batas awal waktu salat Subuh, tetapi juga penting mengamati munculnya fajar kadzib.

Telat Sholat Shubuh, Bagaimana Konsekuensinya?

Apakah pukul 06.00 atau 07.00 masih bisa salat Subuh?

Melaksanakan salat Subuh pukul 06.00 atau 07.00 bisa saja, tetapi tentu pahalanya tidak sama dengan orang yang berusaha bangun dan melawan kemalasannya untuk salat Subuh. Baik ketiduran tidak sengaja atau sengaja, wajib bagi muslim untuk melaksanakan salat Subuh.

Dengan bangun pagi, kita akan mendapatkan keberkahan rezeki dari doa Rasulullah SAW. Itulah pentingnya salat Subuh di awal waktu.

“Ya Allah, berikanlah keberkahan pada umatku di waktu pagi-pagi.” (HR Ahmad)

Selain itu, ustaz Abdul Somad mengatakan jika setiap langkah kaki, langkah pertama, yaitu menghapus dosa, langkah kedua mengangkat derajat, langkah ketiga menghapus dosa, langkah keempat mengangkat derajat, maka subuh ini melimpah ruah rahmat-Nya.

Itulah hukum hingga konsekuensi salat Subuh kesiangan. Yuk, perbaiki manajemen waktu supaya subuh tidak kesiangan. Sholat Subuh merupakan kunci pagi hari, maka bukalah dengan keadaan yang baik supaya rezekimu berkah.

Setelah salat Subuh, awali kegiatan dengan bersedekah di pagi hari. Banyak keutamaan sedekah subuh untuk menolong diri sendiri dan orang lain.

Yuk Awali hari dengan Bersedekah shubuh

Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail, Awal Sejarah Idul Adha

Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail, Awal Sejarah Idul Adha

Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail, Awal Sejarah Idul Adha

Hari raya Idul Adha sering disebut sebagai hari raya haji. Hari Raya Idul Adha pelaksanaanya pada tanggal 10 Dzulhijah, yang mana biasanya umat muslim sedang melaksanakan ibadah haji dan melakukan wukuf di arafah pada hari itu.

Mereka umat muslim yang sedang melaksanakan wukuf semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit atau di sebut pakaian ihram. Hal tersebut melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat membedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, dengan bersama-sama membaca kalimat talbiyah.

Selain dinamakan hari raya haji, hari raya Idul Adha juga disebut juga sebagai “Idul kurban” karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Sejarah Idul Adha

Jika melihat sisi historis dari perayaan Idul Adha, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim. Yaitu ketika  Allah SWT memerintahkan untuk menempatkan istrinya pada suatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Yitu Siti Hajar bersama Nabi Ismail putranya, padahal saat itu Nabi Ismail masih menyusu.

Sementara Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu di suatu tempat paling asing. Yaitu di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri Palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal.

Seperti Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Nabi Ismail. Siti Hajar mencari air kian kemari sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam yang membuat Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.

Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air.

Awal dari Kemakmuran Kota

Datang rejeki dari berbagai penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat ini terkenal dengan Kota Mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur berkat doa Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat.

Hingga saat ini Kota Makkah memiliki kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.

Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan ekonomi. Serta keamanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan. Semua itu menjadi dalil, bahwa Allah SWT mengabulkan do’a Nabi Ibrahim. Pada akhirnya yang menikmati semua kemakmuran tidak hanya oleh orang Islam saja. Orang-orang yang tidak beragama Islam pun ikut menikmati.

Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” yang artinya hari raya penyembelihan. Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Akibat dari kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).

Setelah menyandang gelar Al-khalil, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal baktinya!”

Uji Keimanan dan Ketaqwaan

Sebagai realisasi dari firman-Nya ini, Allah SWT mengizinkan pada para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.

Dalam kitab “Misykatul Anwar” menyebutkan konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.

Sementara dalam Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner.

Ketika pada suatu hari, Ibrahim ditanya oleh seseorang “Milik siapa ternak sebanyak ini?” maka dijawabnya: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”

Melihat ketaatan Nabi Ibrahim tersebut, kita hendaknya yang hidup di masa setelahnya bisa meneladani sifat Beliau dalam menjalani kehidupan ini. Apa yang kita punya saat ini bukan sepenuhnya milik kita, namun merupakan titipan dari Yang Maha Kuasa.

Dari sejarah idul adha, semoga dapat kita ambil pelajaranya dan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita semua.

Keutamaan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Ketahui!

Keutamaan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Ketahui!

Keutamaan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Ketahui!

Bulan Dzulhijah mempunyai keutamaan amalan di sepuluh hari pertamanya. Salah satunya yaitu Puasa Arafah. Puasa Arafah merupakan puasa yang pengerjaannya pada tanggal 9 Dzulhijah. Lantas, apa sih yang menjadi keutamaan dari puasa ini? Mengapa berbeda dengan puasa yang lainya?

Mari kita simak bersama jawabannya berikut ini!

Menghapus Dosa Selama Dua Tahun

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

 

Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang terhapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).

Dibebaskan dari Siksa Api Neraka

Rasulullah saw bersabda:

  مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟

Artinya: “Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).

Melihat keutamaan Puasa Arafah,  sudah selayaknyalah bagi kita umat Islam untuk melaksanakannya. Semoga kita selalu mendapat kemudahan dalam menjalankan ibadah kepada Allah swt.

Mengenai pengampunan dosa dari puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah dosa kecil.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang terampuni, moga dosa besar yang teringankan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51)

Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah. Bukan hanya dosa kecil yang terampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits tersebut sifatnya umum. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).

Setelah kita mengetahui hal ini, tinggal yang penting prakteknya. Juga jika risalah sederhana ini bisa tersampaikan pada keluarga dan saudara kita yang lain, itu lebih baik. Biar kita dapat pahala, juga dapat pahala karena telah mengajak orang lain berbuat baik.

Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah (harta amat berharga di masa silam, pen).” (Muttafaqun ‘alaih).

 

Menyembelih Hewan Kurban yang Syari? Ini Caranya!

Menyembelih Hewan Kurban yang Syari? Ini Caranya!

Menyembelih Hewan Kurban yang Syari? Ini Caranya!

Tak terasa Hari Raya Idhul Adha tinggal menghitung hari. Ibadah kurban menjadi salah satu ibadah yang utama pada hari itu. Namun, untuk mendapatkan keridhoan yang maksimal dari-Nya. Tentu harus memperhatikan syarat sah dalam berkurban itu sendiri.

Selain memperhatikan kondisi hewan yang akan dikurbankan. Tentu sebagai pekurban harus juga memastikan bahwa proses penyembelihan hewan kurban benar dan sesuai syariat, supaya tidak mengurangi keberkahan dari ibadah kurban itu sendiri. Lantas bagaimana caranya?

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak dibawah ini!

Penyembelihan Hewan Kurban Sesuai Syariat

Proses penyembelihan hewan kurban merupakan salah satu tata cara kurban yang penting untuk diperhatikan. Saat peyembelihan hewan kurban, anjuranya pekurban dapat menyembelih hewan kurbanya sendiri.

Akan tetapi, apabila tidak dapat melakukan penyembelihan sendiri. Pekurban dapat mewakilkanya dan menyaksikan proses penyembelihannya saja. Diriwayatkan dalam hadist muslim yang artinya:

“Syaddad bin Aus berkata: “Dua hal yang saya hafal dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik dalam semua hal. Jika kalian membunuh maka lakukan dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih maka lakukan dengan cara yang baik; tajamkan pisaunya dan tenangkan hewan sembelihannya.” (HR Muslim).

Proses Penyembelihan

Proses penyembelihan hewan kurban dalam riwayat hadist dan keterangan dari para ulama adalah sebagai berikut:

Pertama, Pastikan penyembelih merupakan orang yang berakal, Baligh, dan dalam keadaan suci. Selanjutnya dalam sunahnya tidak menganjurkan untuk memotong kuku ataupun rambut jika sudah masuk tanggal 1 Dzulhidja hingga hewan kurban tersembelih.

Seperti seperti sabda Rasulullah SAW dari Ummu Salamah, yang artinya:

Jika telah masuk 10 hari pertama dari Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk berqurban, maka janganlah ia menyentuh (memotong) rambut kepala dan rambut badannya (diartikan oleh sebagian ulama: kuku) sedikit pun juga.” (HR. Muslim: 1977).

Ketiga, pilihlah tempat  pemotongan hewan kurban yang luas dan  relatif bersih dari kotoran. Selanjutnya, bersikaplah lembut pada hewan kurban. Tidak boleh menarik hewan secara kasar apalagi sampai memukulnya.

Berikan minum pada hewan kurban sebelum tersembelih. Selanjutnya yaitu sembelih sendiri hewan kurban apabila mampu mengerjakannya. Akan tetapi jika tak mampu, pekurban boleh untuk mewakilkanya dan menyaksikannya saja.

Tak lupa Penyambelih hewan kurban hendaknya mempertajam pisau yang digunakan untuk menyembelih dan jangan sampai mengasah pisau untuk menyembelih di depan hewan kurban.

Hal tersebut guna mempercepat proses penyembelihan sehingga hewan kurban tidak lama menahan sakit. Menyembelih hewan kurban  hendaknya menghadap ke arah kiblat.

Membaca takbir saat proses penyembelihan

Tak lupa saat menyembelih hewan kurban hendaknya jagal (penyembelih) hewan kuban melafalkan takbir terlebih dahulu.

Tak lupa juga saat menyembelih, penyembelih tak lupa membaca shalawat
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Artinya:
“Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.”

Setelah itu ketika selei proses penyembelihan hendaknya membaca doa

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَ إِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنْ …..

Artinya:
Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, Ya Allah, qurban ini dari-Mu dan untuk-Mu, terimalah qurban …

Bagi pekurban mengambil bagian hewan yang dikurbankan. Meskipun sedikit, selama niat kurban bukan karena nazar atau ta’yin. Akan tetapi jika akan disedekahkan seluruhnya bukan menjadi ketidakbolehan.

Itu tadi beberapa gambaran dan penjelasan mengenai penyembelihan hewan kurban yang baik dan sesuai syariat. Semoga dapat membantu dan memberikan manfaat.

Puasa Dzulhijah, Tarwiyah, dan Arafah. Kapan Pelaksanaannya?

Puasa Dzulhijah, Tarwiyah, dan Arafah. Kapan Pelaksanaannya?

Bertepatan dengan bulan Dzulhijah, di bulan Juli ini menjadi istimewa dengan amalan utamanya.  Selain melakukan ibadah haji dan merayakan hari raya Idul Adha, pada bulan Dzulhijjah ini memperbanyak ibadah sangat teranjurkan.

Sidang isbat pada Rabu (29/6/2022), Kemenag menentukan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1443 H akan jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022. Sementara Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Berikut adalah jadwal puasa sunnah pada bulan Juli 2022 ini yang bisa menjadi patokan, termasuk hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa atau hari tasyrik.

Puasa Dzulhijah

puasa ini merupakan puasa sunnah yang pelaksanaannya pada hari-hari pertama di bulan Dzulhijah. Mulai dari tanggal 1-9 Dzulhijjah, termasuk pada hari tarwiyah dan hari arafah. Jadwal pelaksanaan puasa Dzulhijjah 1443 H mulai dari tanggal 1-7 Dzulhijjah yang jatuh pada 1 Juli – 7 Juli 2022.

Puasa Tarwiyah

Selanjutnya Puasa Tarwiyah, yaitu puasa sunnah yang pelaksanaannya pada hari Tarwiyah. Hari tarwiyah yaitu jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, atau tepatnya pada 8 Juli 2022.

Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang pelaksanaanya pada hari Arafah. Jadwal Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, atau tepatnya pada 9 Juli 2022.

Salah satu keutamaan puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dari Abu Qatadah RA berkata, “Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa Arafah, maka beliau menjawab, ‘Puasa tersebut dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”

Hari Tasyrik

Hari Tasyrik adalah adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha. Pada hari tasyrik para jamaah yang menunaikan haji sedang berada di Mina untuk melempar jumrah.

Hari tasyrik juga dikenal sebagai hari untuk menikmati makanan dan minuman setelah berkurban, sehingga pada tiga hari ini diharamkan untuk berpuasa, sesuai hadits Rasulullah SAW: “Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah,” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)

Hari Tasyrik berlangsung dari tanggal 11 – 13 Dzulhijjah atau tahun ini tepatnya jatuh pada tanggal 11 – 13 Juli 2022.

Imbauan MUI dalam menyikapi perbedaan Terkait penetapan awal Dzulhijjah, MUI mengatakan bahwa perbedaan jatuhnya waktu Idul Adha versi pemerintah dan Muhammadiyah merupakan hal biasa. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi mengingatkan supaya perbedaan tersebut tidak sampai membuat masyarakat terpecah-belah.

“Marilah kita saling menghormati saling menghargai di antara kita atas perbedaan ini, sehingga tidak menjadikan perpecahan di tengah-tengah kita,” imbaunya. Jaidi juga mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu bingung untuk melakukan puasa Arafah. “Kalau mau puasa pada hari Jumat atau puasa Sabtunya masih dibolehkan, karena belum ditetapkan sebagai Hari Raya Idul Adha (versi pemerintah),” katanya.

Adapun perbedaan tanggal alangkah baiknya tidak menjadi masalah. Mari lebih memaksimalkan diri dalam memperkaya amal shaleh sehingga mendapat keridhoan Allah SWT. Selamat berkurban, berkurban #JadiManfaat di kemanusiaan.org

dompet dhuafa - kemanusiaan

Amalan-amalan Utama di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Tahu!

Amalan-amalan Utama di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Tahu!

Amalan-amalan Utama di Bulan Dzulhijah yang Wajib Sahabat Tahu

Bulan Dzulqoidah berakhir, dan Bulan Dzulhijah telah menampakan wajahnya. Bulan Dzulhijah merupakan salah satu bulan mulia di antara dua belas bulan lainya. Namun, sahabat tahu nggak sih, ada beberapa amalan yang diutamakan di bulan ini hloh. Apa saja amalan itu?

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad menejelaskan mengenai keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah. Ibnul Qayim rahimahullah berkata, “Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.”

Dari penjelasan tersebut maka semakin jelas keutamaan amalan di sepuluh hari pertama Dzulhijah. Bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama jika melihat dari malamnya, sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama melihat dari hari (siangnya), karena pada hari itu terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah.

Untuk lebih lengkapnya mari kita simak amalan-amalan yang lebih utama pada bulan ini!

Lima Amalan Utama di Bulan Dzulhijah

Seperti halnya pada bulan ramadhan, bulan Dzulhijah merupakan salah satu bulan haram (diutamakan) dibandingkan bulan lainya. Hal inilah alasan mengapa pada bulan ini terdapat amalan yang lebih utama untuk mengerjakannya lebih dari pada biasanya. Amalan-amalan tersebut yaitu:

Puasa

Sunnah untuk memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk beramal sholeh ketika itu dan puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh.

Selain itu juga menjadi anjuran untuk puasa arafah pada tanggal 09 Dzulhijjah tahun Hijriyah. Puasa Arafah menjadi anjuran bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah. Cara melaksanakan puasa arafah sama seperti puasa sunnah lainnya.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Qurban

Pada hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq sunnah untuk berqurban sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Abu Yusuf dalam salah satu pendapatnya, Rabi’ah, Al Laits bin Sa’ad, Al Awza’i, Ats Tsauri, dan Imam Malik dalam salah satu pendapatnya.

Di antara dalil mereka adalah firman Allah Ta’ala,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Dirikanlah shalat dan berkurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).

Hadits ini menggunakan kata perintah dan asal perintah adalah wajib. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diwajibkan hal ini, maka begitu pula dengan umatnya.

Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan “Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk  rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj [22]; ayat: 37)

Sedekah

Sebagaimana keutamaan hadits Ibnu ‘Abbas yang kami sebutkan pada awal tulisan. Hadist tersebut menunjukkan memperbanyak amalan sunnah seperti shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan beramar ma’ruf nahi mungkar merupakan sebuah anjuran. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama mengerjakannya pada hari itu akan menjadi lebih utama dan menjadi kecintaan Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya. Meskipun itu merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

Haji

Yang paling afdhol pada sepuluh hari pertama Dzulhijah adalah menunaikan haji ke Baitullah. Ibadah haji merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima, dan wajib bagi setiap muslim yang mampu mengerjakan baik secara finansial maupun fisik.

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)

Dzikir

Perbanyak dzikir termasuk bertahlil, bertasbih, beristigfar, bertahmid, bertakbir dan memperbanyak doa merupakan anjuran untuk mengerjakannya di bulan ini. Tidak hanya mengamalkannya pada bulan Dzulhijjah saja tetapi juga membiasakannya pada keseharian hidup kita.

Imam Bukhari rahimahullah menyebutkan,

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ .

Ibnu ‘Abbas berkata,

“Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10  hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.”

Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.

Itu tadi beberapa amalan yang bisa sahabat maksimalkan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah ini. Semoga bermanfaat.

Kurban Sekarang klik kemanusiaan.org

dompet dhuafa - kemanusiaan

Memasuki Bulan Dzulhijah Tak Boleh Potong Kuku? Ini Faktanya!

Memasuki Bulan Dzulhijah Tak Boleh Potong Kuku? Ini Faktanya!

Memasuki Bulan Dzulhijah Tak Boleh Potong Kuku? Ini Faktanya!

Hari raya Idhul Adha tak terasa sudah tinggal menghitung hari, tak sedikit dari sahabat pasti sudah merencanakan untuk berkurban. Namun masih menjadi sebuah pertanyaan, sebenarnya boleh nggak sih memotong kuku dan rambut sebelum berkurban?

“Apabila sepuluh hari pertama Zulhijjah telah masuk dan seorang di antara kamu hendak berkurban, maka janganlah menyentuh rambut dan kulit sedikitpun, sampai (selesai) berkurban,” (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan lain-lain)”

Ada perbedaan pandangan ulama terkait hadits tersebut. Pertama, Rasulullah memang melarang orang yang berkurban untuk memotong kuku dan rambutnya. Pendapat yang kedua, maksud larangan memotong kuku dan rambut itu tertuju pada hewan kurban (al-mudhahha), bukan orang yang berkurban (al-mudhahhi).

Maka dari itu untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama jawabanya!

Pendapat Pertama

Sumber kedua menyatakan larangan potong kuku sebelum kurban berlaku untuk hewan ternak yang akan dikurbankan.

Alasannya karena bulu, kuku, dan kulit hewan kurban tersebut akan menjadi saksi di hari akhirat untuk orang yang telah berkurban.

Pandangan ini sebetulnya tidak populer dalam kitab fikih, terutama fikih klasik.

Maka dari itu, Mula Al-Qari menyebut ini sumber gharib (aneh, unik atau asing). Ia mengatakan dalam ‘Mirqatul Mafatih’ bahwa:

وأغرب ابن الملك حيث قال: أي: فلا يمس من شعر مايضحي به وبشره أي ظفره وأراد به الظلف

Artinya: “Ada sumber gharib dari Ibnul Malak. Menurutnya, hadis tersebut berarti tidak boleh mengambil (memotong) bulu dan kuku hewan yang dikurbankan.”

Maka hiasilah diri kalian dengan berkurban hewan ternak,” (HR Ibnu Majah).

Begitu pula dengan hadits riwayat al-Tirmidzi:

لصاحبها بكل شعرة حسنة

Artinya: “Bagi orang yang berkurban hewan ternak, setiap helai rambut (bulu hewan kurban) adalah kebaikan,” (HR At-Tirmidzi).

Karena, rambut dan kuku hewan itulah yang nanti menjadi saksi di akhirat kelak.

Pendapat Kedua

Pertama, ketentuan larangan potong kuku sebelum kurban dan juga potong rambut berlaku jika orang tersebut sudah memiliki niat untuk berkurban dan telah masuk 1 Dzulhijah.

Ini berdasarkan hadis dari Ummu Salamah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا دَخَلَتِ الْعَشْرُ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْأَنْ يُضَحِّيَ فَلا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا

Artinya: “Apabila telah masuk sepuluh pertama Dzulhijah dan kalian ingin menyembelih kurban, maka janganlah dia memotong rambut dan kukunya sedikit pun.” (HR Muslim).

Dan tidak masalah dengan tindakannya memotong kuku dan rambut di awal Dzulhijah, sebelum dia berniat untuk berkurban hewan ternak.”

Kedua, tidak ada hubungan antara larangan memotong kuku atau rambut dengan sah tidaknya kurban.

Jadi, saat ada orang yang memotong rambut dan kukunya baik karena tidak tidak tahu atau dilakukan dengan sengaja, maka kurbannya tetap sah.

Setelah Syekh Al-Jarullah menjelaskan tentang larangan memotong rambut dan kuku bagi orang yang akan berkurban hewan ternak dalam ‘As-ilah Wa Ajwibah Muhimmah’, dirinya mengatakan:

ولكن يجب أن يعلم أن من أخذ شيئًا من شعره أو أظفارهفلا يمنعه ذلك من الأضحية وعليه أن يستغفر الله ويتوب إليه.

Artinya: “Hanya saja, wajib untuk diketahui bahwa orang yang memotong rambut dan kukunya, jangan menjadikannya sebagai sebab untuk meninggalkan rencana kurbannya.

“Hanya saja, wajib untuk diketahui bahwa orang yang memotong rambut dan kukunya, jangan menjadikannya sebagai sebab untuk meninggalkan rencana kurbannya.

Dan dia wajib memohon ampun kepada Allah dan bertaubat (karena melanggar larangan memotong kuku).”

Kedua pendapat tersebut menunjukkan upaya ulama dalam memahami dalil.

Intinya, adanya larangan potong kuku sebelum kurban dan juga rambut adalah bagi orang yang ingin berkurban saja, bukan untuk semua orang.

Jadi, bila tidak mendesak, sebaiknya tidak potong kuku sebelum kurban. Tapi jika memang kukunya sudah panjang dan kotor, maka boleh saja untuk membersihkanya dan kurban tetap berlanjut.

BIG FLASH SALE SUPER HEMAT DOMBA!

klik kemanusiaan.org

dompet dhuafa - kemanusiaan

Akikah Dan Berkurban, Mana yang Lebih Diutamakan?

Akikah Dan Berkurban, Mana yang Lebih Diutamakan?

Akikah Dan Berkurban, Mana yang Lebih Diutamakan?

Antara Aqiqah dan kurban menjadi pertanyaan yang seringkali muncul saat mendekati hari raya idhul adha.  Apalagi Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah sebentar lagi tiba. Tentunya banyak dari sahabat telah menyiapkan kurban terbaiknya.

Tetapi saat hendak berkurban, tentu ada juga para sahabat yang teringat belum sempat mengaqiqahkan anaknya. Bahkan ada sebagian dari sahabat yang belum di aqiqahi oleh orang tuanya bahkan ketika usia sudah menginjak dewasa.

Muncul kebingungan, mana yang harus sahabat dahulukan. Akikah ataukan kurban?

Antara Akikah dan Kurban

Masih Terdapat banyak yang menanyakan apa yang didahulukan antara aqiqah dan kurban. Aqiqah dalam istilah agama berarti penyembelihan hewan untuk anak yang baru lahir. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerahnya.

Akikah dilaksanakan ketika anak berusia 7 hari. Akan tetapi ada juga yang baru mengaqiqahkan anaknya pada hari ke-14 atau ke-20 usai kelahiran sang anak. Bahkan ada pula yang mengaqiqahkan anaknya ketika anaknya sudah berusia tahunan.

Terdapat banyak pendapat dari para ulama untuk menetapkan hukumnya.

Sebagian ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah wajib dan ada pula ulama yang menyatakan hukumnya sunah muakkadah (sangat utama).

Sebagian ulama mengatakan hukum akikah adalah wajib. Mereka beranggapan bahwa orang tua merupakan pihak yang  menanggung nafkah si anak. Hadist Rasul SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi yang berbunyi: “Anak yang baru lahir itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh dari hari kelahirannya, dan pada hari itu juga hendaklah dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Sementara itu, Imam Syafi’I berpendapat bahwa aqiqah hukumnya sunah muakkadah, hal itu mengacu pada hadis yang berbunyi: “Barang siapa di antara kamu ingin bersedekah buat anaknya, bolehlah ia berbuat.” (HR Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasai).

Kemudian, ulama seperti Abu Hanifah (Imam Hanafi) berpendapat bahwa aqiqah tidak wajib dan tidak pula sunah,  melainkan termasuk ibadah yang berisfat sukarela.

“Aku tidak suka sembelih-sembelihan (akikah). Akan tetapi, barang siapa dianugerahi seorang anak, lalu dia hendak menyembelih hewan untuk anaknya itu, dia dipersilakan melakukannya.” (HR Al-Baihaki).

Kurban dan Nabi Ismail

Sementara itu kurban merupakan ibadah menyembelih hewan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah pada waktu yang ditentukan, yaitu pada hari raya idhul adha sampai dengan 13 Dzulhijah. Sahabat tentunya tahu jika ibadah kurban tak lepas dari peristiwa yang terjadi saat Nabi Ibrahim AS hendak menyembelih putranya Nabi Ismail AS atas perintah Allah SWT.

Saat itu Allah memuji keteguhan hati Nabi Ibrahim yang rela menuruti perintahnya untuk mengorbankan Nabi Ismail. Allah pun mengganti tubuh Nabi Ismail dengan seekor kambing. Memperingati hal itu, maka ditandai dengan adanya ibadah kurban pada hari raya idul adha.

Secara hukum, kurban sifatnya sunnah muakad bila mengacu pada mazhab Syafi’i. Namun bila mengacu pada mazhab Hanafi, kurban siftnya wajib bagi yang mampu.

Firman Allah SWT dalam QS Al Kautsar ayat 2 berbunyi: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.

Selain itu Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang memiliki kelapangan dan tidak berkurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Jadi, ibadah kurban hendak mengajak manusia untuk menjadikan perintah Allah sebagai yang paling utama dalam kehidupan. Sekaligus juga berbagi kebahagiaan dengan para kaum dhuafa yang jarang bisa menikmati hidangan dari daging.

Tidak Ada yang Lebih Diutamakan

Sehingga, karena hadist dan pendapat ulama sama-sama menganjurkan keduanya. Tidak harus saling mendahulukan antara akikah atau kurban. Bila waktu mendekati Hari Raya Idul Adha, ada baiknya sahabat berkurban terlebih dahulu. Namun bila waktu masih jauh dari Hari Raya Idul Adha, sahabat dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk melaksanakan akikah.

Semua pilihan Kembali kepada sahabat semua untuk menentukan apakah kurban lebih dulu atau aqiqah lebih dulu. Dan tak ada yang salah dengan mendahulukan salah satunya sebab keduanya saling melengkapi.

dompet dhuafa - kemanusiaan

Semoga sahabat pembaca dimudahkan dalam melaksanakan ibadah kurban. Kurban mudah dengan klik kemanusiaan.org

Berdayakan Kampung Ternak dengan Zakat, Dompet Dhuafa Siapkan  THK

Berdayakan Kampung Ternak dengan Zakat, Dompet Dhuafa Siapkan THK

Zakat Bernilai Satu Ekor Kambing, Berkembang Menjadi Ratusan Dan Berdayakan Masyarakat Dusun Gunung Butak.

Dompet Dhuafa dalam menyalurkan dana zakat dari para donatur, tidak hanya sekedar untuk memberi kepada masyarakat miskin dan atau dhuafa. Akan tetapi, bagaimana dana tersebut dapat membantu dan memandirikan masyarakat yang saat ini menjadi mustahik (penerima zakat), suatu saat dapat menjadi seorang muzaki (pemberi zakat) terbaik.

Bagaimana caranya?

Dana Zakat yang Diberdayakan untuk Masyarakat

Berawal di tahun 2014, Dompet Dhuafa Jogja datang di Dusun Gunung Butak,  Giripanggung, Tepus, Gunung Kidul. Dompet Dhuafa mewujudkan dana zakat dalam bentuk indukan kambing sebanyak 20 ekor dan kambing jantan 4 ekor. Dari 20 ekor tersebut diberikan kepada dua puluh penerima manfaat yang dibentuk dalam satu kelompok. Sedangkan empat ekor kambing jantan, penerima manfaat menggilirnya secara bergantian.

Dompet Dhuafa tidak hanya membekali mereka dengan satu ekor indukan kambing dan kambing jantan. Akan tetapi juga mendampingi dan memberi pelatihan serta pengarahan sehingga penerima manfaat dapat merawat kambing dengan baik. Setelah itu melatihnya supaya dapat mengembangbiakan kambing  dan menjualnya sebagai matapencaharian.

Penyaluran Zakat di Dompet Dhuafa tidak hanya bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan penerima manfaat yang bersangkutan. Akan tetapi bagaimana dana tersebut tersalurkan dan dapat membangun kemandirian ekonomi para penerima manfaat. Sehingga terbentuklah kelompok binaan dengan kepala dusun sebagai koordinatornya.

Setelah berjalan kurang lebih delapan tahun, sudah banyak lika-liku untuk memberdayakan kampung ini. Salah satunya yaitu matinya indukan kambing, atau indukan yang tidak kunjung hamil dan melahirkan. Untuk mengatasi kendala tersebut, tercetuslah sebuah ide untuk membentuk sebuah kepengurusan yang mengelola dana dari hasil penjualan anakan kambing.

Terdapat pembagian penghasilan dari hasil penjualan anakan kambing. Dari penjualan satu ekor kambing, 90 % untuk peternak dan 10 % untuk dana kas. Dana tersebut untuk membeli indukan kambing baru, atau untuk mengganti indukan kambing yang mati. Sehingga dapat memberdayakan penerima manfaat lainya yang belum mendapatkan giliran dengan indukan kambing baru tersebut.

Dari Puluhan Jadi Ratusan

Hal tersebut berjalan hingga saat ini, sehingga yang awalnya hanya dua puluh ekor kambing indukan. Saat ini, indukan tersebut berkembang menjadi 114 ekor dengan memberdayakan seluruh masyarakat dusun Gunung Butak sebagai penerima manfaat.

Kambing-kambing tersebut berkembangbiak dan tumbuh dengan baik. Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa saat ini, tidak lagi mengkhawatirkan mengenai stok hewan kurban. Karena selain tersedianya stok dari kandang sentra DD Farm, Dompet Dhuafa juga memiliki kampung Ternak binaan yang menyediakan kambing tak kalah berkualitas.

Sukseskan THK 2022. Kurban Mudah dan Aman.

Klik kemanusiaan.org

dompet dhuafa - kemanusiaan

Shohibul Qurban Dan Keutamaan Mensedekahkan Daging Bagiannya

Shohibul Qurban Dan Keutamaan Mensedekahkan Daging Bagiannya

Shohibul Qurban Dan Keutamaan Mensedekahkan Daging Bagiannya. Banyak yang masih membingungkan tentang bagaimana mengenai hukum pembagian hewan kurban, khususnya bagi shohibul qurban itu sendiri.

Shohibul kurban atau mudhohi merupakan kata lain dari orang yang melaksanakan ibadah berkurban. Menjadi shohibul kurban memiliki lima syarat, yaitu muslim, mampu, merdeka, baligh, dan yang terakhir berakal sehat.

Maka dari itu, Islam menganjurkan orang yang berakal, baligh, dan mempunyai kelapangan untuk melaksanakan ibadah kurban. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami,” (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Biasanya, selepas menyembelih hewan kurban, pengurus kurban  akan menguliti dan memotong daging menjadi banyak bagian. Setelah itu, membagikannya kepada masyarakat, terutama para fakir dan miskin. Tak lupa terkadang juga kepada para shohibul kurban itu sendiri.

Lantas, apa hukum orang yang berkurban memakan daging kurbannya sendiri menurut syariat Islam? Jika boleh memakan daging hewan kurban sendiri, berapa jatah maksimalnya?

Dua Hukum Makan Daging Hewan Kurban Sendiri

Ulama fikih berpendapat ada dua hukum yang berlaku berkaitan dengan status ibadah kurban, diantaranya yaitu:

  1. Kurban Sunah

Kurban sunah yang dimaksud disini adalah kurban yang dilakukan tanpa ada nazar sebelumnya, atau kurban yang diniatkan untuk Allah SWT saat memiliki kelapangan. Orang yang berkurban boleh memakan daging hewan kurbannya, yaitu satu hingga tiga suap untuk mendapat berkah kubannya.

Dalam kitab Fath al-Mu’in menjelaskan hal yang lebih utama adalah menyedekahkan keseluruhan daging kurban kecuali satu suapan dengan niatan mengharap berkah dengan mengonsumsi daging tersebut.  Jadi, para shohibul qurban boleh memakan sebagian daging kurbannya sendiri.

Hukum bolehnya memakan daging kurban sendiri itu selaras dengan firman Allah SWT di surah Al-Hajj ayat 36: “Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur,” (QS. Al-Hajj [22]: 36).

  1. Kurban Wajib

Sebaliknya, dalam kurban wajib (kurban yang dilaksanakan karena nazar), orang yang berkurban dilarang memakan daging hewan kurbannya sendiri, meskipun hanya sedikit. Selain itu keluarga yang dinafkahinya juga dilarang untuk memakan daging tersebut.

Salah satu rujukannya adalah penjelasan Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, seorang ulama dari Mazhab Syafi’i, dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin: “Haram mengonsumsi kurban dan hadiah yang wajib sebab nazar. Maksudnya, haram bagi orang yang berkurban dan memberi hadiah, mengonsumsi daging kurban dan hadiah yang wajib sebab nazar. Maka [dia] wajib menyedekahkan seluruhnya, termasuk tanduk dan kuku hewan. Jika dia mengonsumsi sebagian dari hewan tersebut, maka wajib menggantinya dan diberikan pada orang fakir,” (Juz 2, hlm. 378).

Jatah Daging Kurban Bagi Orang yang Berkurban

Jika dalam kurban sunah shohibul qurban boleh memakan daging kurbannya sendiri, berapa jatah maksimal untuk mereka? Ada beberapa pendapat mengenai seberapa banyak jatah daging yang bisa dimakan orang yang berkurban, seperti halnya:

  1. Jatah Sepertiga

Sejumlah ulama ada yang berpendapat, orang yang berkurban boleh mengambil jatah daging dari hewan kurbannya untuk dimakan, maksimal sepertiga. Mereka hanya boleh mengambil jatahnya untuk dimakan. Baik orang yang berkurban, keluarga atau kerabatnya. Dalam mengambil jatah daging kurban sebaiknya tak berlebihan. Bagaimanapun juga, ibadah kurban dianjurkan untuk sedekah kepada orang yang membutuhkan, bukan untuk keuntungan pribadi. Hal ini bersandar pada sabda Nabi Muhammad SAW: “Makanlah dan berilah makan kepada [fakir-miskin] dan simpanlah.”

  1. Satu sampai Tiga Suap

Untuk mendapatkan keberkahan kurban, disunahkan untuk memakan satu sampai tiga suap daging kurbannya. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Kitab Fath al-Mu’in: “[…] Hal yang lebih utama adalah menyedekahkan keseluruhan daging kurban kecuali satu suapan dengan niatan mengharap berkah dengan mengonsumsi daging itu. Hendaknya daging tersebut dari bagian hati. Hendaknya orang yang berkurban tidak mengonsumsi lebih dari tiga suapan.”

  1. Menyedekahkan Bagian ke Fakir dan Miskin

Pendapat lain mengatakan tidak ada batasan bagi shohibul kurban untuk mengambil bagianya. Akan tetapi shohibul lebih dianjurkan untuk menyedekahkannya kepada fakir dan miskin.

Berkurban tentu tujuannya untuk bersedekah kepada fakir dan miskin, maka dari itu sebaiknya orang yang berkurban tidak mengambil bagian daging hewan terlalu banyak.

MUI Sahkan Hewan Kurban Bergejala PMK? Ini Syarat dan Ketentuaanya!

MUI Sahkan Hewan Kurban Bergejala PMK? Ini Syarat dan Ketentuaanya!

MUI Sahkan Hewan Kurban Bergejala PMK? Ini Syarat dan Ketentuannya!

Fatwa baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 32/ 2022  mengkategorikan ada tiga hukum terhadap keabsahan hewan kurban bergejala PMK.

Dikategorikan sah untuk berkurban jika hewan yang terkena PMK memiliki gejala klinis kategori ringan. Lepuh ringan pada celah kuku, kondisi lesu, tak nafsu makan, dan keluar air liur lebih dari biasanya menjadi ciri-cirinya. 

Hewan dikategorikan tidak sah apabila bergejala berat, gejala tersebut berupa kuku yang melepuh bahkan sampai terlepas, pincang, bahkan tidak bisa berjalan. Kecacatan pada hewan tersebutlah yang menjadi salah satu pembatal syarat sah ketentuan hewan kurban.

Akan berbeda jika hewan yang terjangkit PMK bergejala kategori klinis berat sembuh setelah lewat rentang waktu yang dibolehkan untuk berkurban. Hewan tersebut bisa disembelih, akan tetapi dagingnya dianggap sedekah.

Kemudahan dan Keamanan Berkurban

Dhompet Dhuafa memiliki program yang memudahankan dan aman bagi masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah kurban tanpa takut PMK. Seperti halnya dalam fatwa MUI pada panduan kurban untuk mencegah peredaran Wabah PMK sebagai berikut: 

Pertama, untuk memastikan hewan kurban memenuhi syarat syah kurban. Dompet Dhuafa Jogja menjamin hal tersebut dengan kandang sentra ternak sendiri yang memiliki quality control kesehatan hewan terjamin. Sebulan atau paling lambat dua bulan sekali akan mendatangkan ahli kesehatan hewan dari puskeswan untuk memantau kesehatan hewan kurban di kandang Dompet Dhuafa.

Kedua, umat Islam yang melaksanakan kurban tidak harus menyembelih sendiri dan/atau menyaksikan langsung proses penyembelihan. Selain menyediakan hewan kurban, Dompet Dhuafa juga menyediakan layanan penyembelihan dari para donasi kurban untuk disalurkan pada daerah yang membutuhkan. 

Ketiga, umat Islam yang menjadi panitia kurban bersama dengan tenaga kesehatan perlu mengawasi kondisi kesehatan hewan dan proses pemotongan dan penanganan daging, jeroan, dan limbah. Hal ini tentu menjadi salah satu point penting yang ada pada pelaksanaan kurban Dompet Dhuafa. 

Untuk mencegah persebaran PMK, point selanjutnya menganjurkan Umat Islam untuk:

  1. Berkurban di daerah sentra ternak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mewakilkan (tawkil) kepada orang lain. 

  2. Berkurban melalui lembaga sosial keagamaan yang menyelenggarakan program pemotongan hewan kurban dari sentra ternak. 

Hal ini menjadi keistimewaan di mana sebagai lembaga keislaman dompet dhuafa memiliki sentra ternak sendiri dengan quality control yang baik. Tidak hanya menyediakan hewan berkualitas dan sehat, dan menyebarkan hewan kurban pada daerah yang membutuhkan. Dompet dhuafa juga menyelenggarakan pemotongan hewan kurban bagi para donatur yang ingin mentawkilkan hewan kurbanya.  

Point terakhir, Lembaga Sosial Keagamaan yang memfasilitasi pelaksanaan kurban dan pengelolaan dagingnya agar meningkatkan sosialisasi dan menyiapkan layanan kurban dengan menjembatani calon pekurban dengan penyedia hewan kurban. Dompet dhuafa jogja tidak hanya sebagai fasilitator pelaksanaan kurban akan tetapi juga sebagai penyedia hewan kurban, sehingga sekaligus dapat mensosialisasi dan melayani pekurban dengan maksimal.

Dompet Dhuafa menyediakan layanan berkurban dengan aman dan mudah.

Yuk Jangan Ragu, Kurban Di Dompet Dhuafa.

Kurban Aman dan Mudah, Yuk! Klik disini

Ingin Kurban, Tapi Niatnya Untuk Orang Lain, Boleh?

Ingin Kurban, Tapi Niatnya Untuk Orang Lain, Boleh?

Hukum berkurban pada hari raya Idul Adha sangat dianjurkan atau sunnah muakkadah. Memotong hewan kurban pada hari raya Idul Adha merupakan perayaan sebagai amalan yang sangat istimewa dan mulia.

Dalam hal ini menghimbau kepadaUmat Islam yang memiliki kelebihan harta dan kemampuan untuk menunaikan kurban. Hingga berkurban bahkan menjadi suatu kewajiban bagi yang mampu melaksanakannya. Ingin Kurban Tapi Niatnya Untuk Orang Lain, Boleh?

Allah swt berfirman dalam Al-Quran surat Al-Kausar ayat  2 yang artinya:

Maka dirikanlah salat karena Rabbmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.(Al-Kautsar: 2).

Salah satu rukun sah dari berkurban adalah membaca niat dalam berkurban. Lalu, bagaimana hukumya jika ingin kurban tapi meniatkan untuk orang lain baik itu keluarganya maupun diluar keluarganya? Berikut penjelasannya!

Hukum Kurban Atas Nama Keluarga

Rasulullah SAW selalu berkurban setiap tahun, kurban tersebut beliau niatkan untuk dirinya dan keluarganya.

Seperti dalam riwayat hadist dari Anas nin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:

ضحَّى رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ بكبشَيْنِ أقرنيْنِ أملحيْنِ أحدِهما عنهُ وعن أهلِ بيتِه والآخرِ عنهُ وعمَّن لم يُضَحِّ من أمَّتِه

Artinya:

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban dengan dua domba gemuk yang bertanduk, salah satunya untuk diri beliau dan keluarganya dan yang lain untuk orang-orang yang tidak berqurban dari umatnya” (HR. Ibnu Majah no.3122)

Para sahabat Nabi juga mempraktikan amalan ini dengan melaksanakan kurban untuk dirinya dan keluarganya. Mereka memakan sebagian daging kurban, dan selebihnya mereka berikan kepada orang lain atau yang lebih membutuhkan.

kurban dompet dhuafa - kemanusiaan

Al-Quran tidak menjelaskan tentang larangan berkurban untuk orang lain.

Hadist Imam Bukhari meriwayatkan dari Sayidah Aisyah, dia berkisah;

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – دَخَلَ عَلَيْهَا وَحَاضَتْ بِسَرِفَ ، قَبْلَ أَنْ تَدْخُلَ مَكَّةَ وَهْىَ تَبْكِى فَقَالَ : مَا لَكِ أَنَفِسْتِ . قَالَتْ نَعَمْ قَالَ : إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ ، فَاقْضِى مَا يَقْضِى الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ . فَلَمَّا كُنَّا بِمِنًى أُتِيتُ بِلَحْمِ بَقَرٍ ، فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالُوا ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَنْ أَزْوَاجِهِ بِالْبَقَرِ

Artinya:

“Nabi SAW pernah  menemui Sayidah Aisyah di Sarif sebelum masuk Mekkah dan ketika itu Sayidah Aisyah sedang menangis. Kemudian Nabi Saw. bertanya, ‘Kenapa? Apakah engkau sedang haid?.’ Sayidah Aisyah menjawab; ‘Iya’. Beliau pun bersabda, ‘Ini adalah ketetapan Allah bagi para wanita. Tunaikanlah manasik sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang berhaji namun jangan thawaf di Ka’bah.’Tatkala kami di Mina, saya didatangkan daging sapi. Saya pun berkata, ‘Apa ini?.’ Mereka (para sahabat) menjawab, ‘Rasulullah Saw. melakukan udhiyah (berkurban) atas nama istri-istrinya dengan sapi.”

Hukum Kurban untuk Orang yang Sudah Meninggal

Menurut Imam Hanafi dan Hambali, niat kurban atas nama orang lain yang telah meninggal baik itu orang tua atau keluarganya yang lain diperbolehkan dan tetap sah.

Sebagaimana dalam riwayat hadist yang menjelaskan bahwa :

“Apabila seseorang berkurban dengan seekor kambing atau domba dengan niat untuk  diri dan keluarganya, maka telah cukup untuk orang yang dia niatkan dari  keluarganya, baik yang masih hidup atau pun yang sudah mati”

(Hukum Udhhiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

Sahabat sudah menentukan niat sebelum berkurban sesuai tujuannya? Inilah hukum niat dalam berkurban baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Berkurban merupakan sebuah wujud kecintaan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, selain itu juga menjadi amalan istimewa yang erat kaitannya dengan kepedulian sosial terhadap sesama khususnya kaum dhuafa.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Yuk Jangan Ragu, Kurban Di Dompet Dhuafa.

Ingin Kurban Tapi Niatnya Untuk Orang Lain, Boleh! Klik disini

Jangan Bingung! Ini Loh Bedanya Takjil dan Ifthar

Jangan Bingung! Ini Loh Bedanya Takjil dan Ifthar

Jangan Bingung! Ini Loh Bedanya Takjil dan Ifthar

Takjil dan Ifthar adalah istilah yang biasa digunakan saat bulan Ramadan. Apa sih arti sebenarnya dari kedua istilah ini? Di mana letak perbedaannya?

Takjil

Takjil umumnya dipahami oleh kebanyakan orang sebagai camilan (biasanya kurma) atau jajanan manis lainnya untuk segera membatalkan puasanya. Kata takjil, apabila ditelusuri dalam bentuk kata kerja telah (fi’il madhi) dan kata kerja sedangnya (fi’il mudhari’) adalah ‘ajjala yu’ajjilu. Sedangkan arti fi’il madhi-nya apabila diambil dari arti kata ‘ajila ya’jalu salah satunya adalah asra’a yang artinya bersegera (Kamus Al-Munawwir hal.:90).

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah penyegeraan. Berkaitan dengan bulan puasa, takjil ini bertujuan untuk penyegeraan berbuka puasa. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, kurma merupakan makanan untuk berbuka saat itu, sehingga terjadi perubahan pemahaman seolah-olah takjil sama dengan kurma. Terlebih saat ini terdapat berbagai macam makanan ringan untuk berbuka, kata takjil diartikan seperti halnya makanan ringan. Padahal, berdasarkan penjelasan sebelumnya kata takjil berarti menyegerakan berbuka puasa. Artinya kita dapat berbuka dengan sebutir kurma, sepotong kue, semangkuk kolak, bahkan dengan seteguk air.

BACA JUGA: 5 Golongan Wajib Bayar Fidyah Puasa, Apakah itu kamu??

Dalam kitab Shahih Bukhari, terdapat sebuah hadis yang menyatakan terkait dengan anjuran berbuka puasa di awal waktu. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Seseorang yang senantiasa berada di dalam kebaikan adalah mereka yang menyegerakan waktu berbuka puasanya”. Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah “penyegeraan, bersegera, percepatan”, sebuah kata dasar dari ajjala, yu’ajjilu artinya : menyegerakan, mempercepat. Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa). Terlihat di sini bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan (bukan kata objek/maful bih, tapi kata kerja/predikat/ fi’il amar).

Oleh karena itu, jelas bahwa sunnah takjil yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah sunnah untuk menyegerakan dalam berbuka puasa. Kurma, sepotong kue ataupun makanan ringan lainnya ialah makanan untuk takjil, bukan takjil. Dapat disimpulkan bahwa takjil ialah kata kerja, bukan kata benda yang artinya makanan untuk berbuka puasa. Jadi maksud dari takjil ialah penyegeraan pembatalan puasa dengan makanan pembuka atau makanan ringan.

Lantas bagaimana dengan ifthar?

Bentuk kata ifthar ialah isim Masdar dari afthara yufthiru. Di dalam kamus, arti kata afthara sama halnya dengan akala au syariba (Al-Munjid hal.: 619) yang bermakna makan atau minum, atau berbuka (Al-Munawwir hal.: 1.063).

Menurut KBBI, ifthar ialah hal berbuka puasa. Misalnya, menu ifthar yang berarti menu berbuka puasa. Ifthar tidak memiliki batas hanya minuman dan makan ringan untuk mengawali berbuka puasa, tetapi juga makanan besarnya juga. Gimana? Sekarang udah tahu kan perbedaan antara takjil dan ifthar? Semoga bermanfaat ya.

 

Meraih derajat takwa di bulan Ramadan

Meraih derajat takwa di bulan Ramadan

Meraih derajat takwa di bulan Ramadan

Ramadan diyakini mampu meningkatkan dan menguatkan ketakwaan, hal tersebut sesuai firman Allah swt dal QS Al Baqarah ayat 183, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ibnu Katsir menguraikan

bahwa orang-orang mukmin diperintahkan niat serta ikhlas berpuasa dengan menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama karena Allah swt. Sebab di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya, dan membebaskannya dari endapan-endapan buruk bagi Kesehatan tubuh dan akhlak-akhlak rendah.

Meraih derajat takwa tentu tidak bisa didapatkan begitu saja,

perlu kesungguhan menjalani Ramadan dan seluruh amal di dalamnya. Sehingga dihari-hari selepas Ramadan, kita memiliki bekal takwa. Allah Swt berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 187, “….berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”

Hakikat takwa diumpakan Ketika melewati jalan penuh duri, tentu kita akan berhati-hati melaluinya, artinya orang bertakwa memiliki sikap berawas-awas agar tak melanggar larangan Allah swt dan selalu berhati-hati dalam bertindak.

Meraih takwa tak semudah meraih dunia. Perlu adanya perasaan bahwa Allah hadir, mengetahui, dan mengawasi sehingga kita memiliki pengendalian diri. Jika kontrol diri telah dikuasai, maka Allah akan menghindarkan kita dari kemaksiatana, kesalahan-kesalahan dan menambah energi kita dalam mengarungi kehidupan.

Di Ramadan mulia ini, adalah sebaik-baik waktu kita meningkatkan ketakwaan dengan banyak sekali kebaikan-kebaikan yang bisa kita ikut serta didalamnya.

Ramadan jadi manfaat, tingkatkan ketakwaan sekarang, jangan ditunda! Sebelum ajal merenggut nyawa.

Sedekah terbaik, penolong kita diakhirat!

Dompet Dhuafa dalam ragam programnya memberikan kesempatan beramal dan menjadi bagian dari jembatan kebaikan kita selama bulan ramadan.

Salah satu program Ramadan diantaranya:

 

  1. Sedekah Al Quran
  2. Sedekah Quran Braille
  3. Tebar Zakat Fitrah
  4. Muliakan Anak Yatim
  5. Parsel Lebaran
  6. Paket Berbuka Puasa
  7. Kita Bersama Palestina

Pilihan program ini hadir untuk menyempurnakan Ramadan kita agar #jadimanfaat dan saudara-saudara kita juga merasakan ramadan penuh suka cita sebab buah dari ketulusan kita dalam berbagi.

Jadikan Ramadan penuh manfaat, Yuk kirimkan kebahagiaan untuk mereka, Sekarang!

5 Golongan Wajib Bayar Fidyah Puasa, Apakah itu kamu??

5 Golongan Wajib Bayar Fidyah Puasa, Apakah itu kamu??

5 Golongan Wajib Bayar Fidyah Puasa, Apakah Itu kamu?

Apa itu Fidyah? Fidyah adalah cara mengganti hutang puasa dengan memberi makan fakir miskin. Sebenarnya bisa di qadha, akan tetapi bagi orang yang yang tidak mampu melakukannya dengan kondisi yang sangat berat, Fidyah menjadi penggantinya.

Tidak semua orang wajib bayar Fidyah, oleh karena itu yuk kita ulik 5 golongan orang yang wajib bayar Fidyah:

  1. Wajib bayar Fidyah yaitu orang tua yang lemah

Islam sesungguhnya tidak memberatkan muslim yang tidak mampu berpuasa Ramadan dengan alasan kuat. Seorang muslim yang sudah berusia lanjut dan sangat renta atau lemah untuk berpuasa, maka wajib mengganti hari puasanya dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada fakir dan miskin.

  1. Orang sakit keras dan sulit sembuh wajib bayar fidyah

Saat sedang sakit, tubuh menjadi lemah, sehingga Sahabat harus beristirahat lebih banyak. Lalu, imunitas tubuh juga sedang melawan penyakit yang ada di dalam tubuh, sehingga Anda sulit melakukan aktivitas apapun, termasuk berpuasa Ramadan. Allah memberikan keringanan untuk mengganti puasa dengan qadha, yaitu berpuasa di hari selain bulan Ramadan. Akan tetapi, jika penyakit yang kamu derita sangat sulit untuk sembuh, maka Anda boleh membayar fidyah. Ingat, jangan diagnosa mandiri, ya! Temui profesional untuk pengobatan dan konsultasi lanjutan.

  1. Wanita hamil dan menyusui yang tidak sanggup puasa

Golongan wajib bayar fidyah puasa selanjutnya yaitu wanita hamil dan ibu menyusui yang kondisinya memang tidak bisa puasa sama sekali. Dari segi Fiqih, ibu hamil atau menyusui boleh berpuasa apabila kondisinya kuat dan memungkinkan. Tentu saja kondisi tersebut tidak bisa disamaratakan untuk semua ibu di muka bumi ini.

Terdapat kasus kehamilannya mengalami komplikasi hingga ia tidak kuat untuk berpuasa Ramadan.

Melansir dari Ustadz H. Ahmad Fauzi Qosim, untuk fidyah bagi ibu hamil, mayoritas ulama mengutamakan qadha puasa terlebih dahulu, mengingat seorang ibu yang sedang hamil atau menyusui kategorinya seperti orang sakit, sehingga wajib diqadha di waktu lain. Lalu, suami bisa bantu temani qadha puasa istri, misal puasa senin Kamis, puasa arafah, puasa asyura, dan lain-lain.

  1. Seorang muslim yang mengganti utang puasa tahun lalu setelah Ramadan tahun ini

Para ulama membuat kesepakatan bahwa aturan mengganti puasa terletak di rentang waktu antara bulan Ramadan tahun ini hingga sebelum Ramadan tahun depan. Jika lewat dan masih ada utang hingga puasa Ramadan berikutnya, maka ia wajib membayar fidyah sebanyak utang puasanya.

My bestie in fillah, itulah gunanya langsung melunasi utang puasa Ramadan tepat beberapa waktu setelah Idul Fitri. Jika lewat dari setahun, maka Sahabat wajib menggantinya dengan fidyah dan qadha.

  1. Seseorang yang telah wafat dan punya utang puasa

Golongan bayar fidyah puasa selanjutnya yaitu seorang muslim yang wafat setelah bulan Ramadan, kemudian masih ada hutang puasa. Dengan demikian, walinya wajib membayar fidyah.

Maka dari itu, alangkah lebih baik jika Sahabat terbuka kepada kerabat atau keluarga mengenai utang puasa Ramadan supaya mereka tahu. Jadi, siapa yang bisa qadha atau fidyah? Sejatinya, qadha dan fidyah hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang benar-benar tidak sanggup berpuasa, seperti orang tua yang sakit parah atau seseorang yang mengalami sakit hingga tidak ada harapan untuk sembuh.

5 Golongan Wajib Bayar Fidyah Puasa, Apakah itu kamu??

Berbagi informasi bermanfaat adalah bentuk kepedulian, loh! Bingung tunaikan FIdyah? Klik disini 

 

Bagaimana Cara Membayar Fidyah?

Bagaimana Cara Membayar Fidyah?

Bagaimana Cara Membayar Fidyah?

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

هُوَ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لاَ يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا ، فَلْيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا

“(Yang dimaksud dalam ayat tersebut) adalah untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.” (HR. Bukhari no. 4505).

Fidyah pada dasarnya hanya berlaku untuk orang yang tidak ada harapan untuk berpuasa, misalnya orang tua yang tidak mampu berpuasa atau orang yang sakit menahun. Sedangkan untuk wanita hamil atau menyusui dan mampu berpuasa, lalu ia tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan anaknya saja, ia tetap berkewajiban mengqadha puasanya.

Fidyah wajib dibayarkan karena adanya salah satu dari tiga sebab, yaitu :

  • Sebagai pengganti puasa itu sendiri.
  • Pengganti hilangnya keutamaan waktu yaitu bulan Ramadhan.
  • Dan kompensasi dari menunda qadha‘.

Besaran Fidyah

Terdapat beberapa perbedaan di antara para ulama tentang takaran fidyah yang harus dibayarkan.

Dalam madzhab Syafi’i dan Maliki, 1 mud yaitu sekitar (600 gram). Pada madzhab Hanafi seperti yang tercantum dalam Kitab Bahr Roiq (2/308) yaitu  setengah sha’ ( kurang lebih 2 kilo satu per empat), dan pada madzhab Hanbali yaitu :1 mud dari gandum (600 gram) atau setengah sha’ selain gandum (1 kilo satu per empat).

Dari perbedaan ulama di atas, kadar fidyah paling sedikit adalah satu mud, tetapi yang paling utama kita mengeluarkan setengah sha’ atau memberi satu porsi makanan masak kepada setiap orang miskin.

Fidyah wajib dibayarkan

Apabila dikonversi ke rupiah, takaran fidyah bisa mengikuti dua cara:

Pertama disesuaikan dengan bahan makanan pokok atau harga makanan jadi. Jadi fidyah disesuaikan dengan harga satu porsi makanan yang standar yang berlaku pada lingkungan terdekat.

Untuk Yogyakarta dan sekitarnya saat ini, misalnya sekitar Rp25.000 bisa untuk satu mencukupi biaya menu standar. Berarti satu hari tidak berpuasa dapat menggantinya dengan membayar fidyah senilai Rp25.000.

Kedua, membayar fidyah dilakukan dengan cara memberi makan orang fakir miskin. Dan pembayarannya bisa diwakilkan. Hal ini dikarenakan pembayaran fidyah adalah ibadah maaliyah (harta) bukan ibadah fardiyah (personal yang bersifat fisik).

Waktu membayar fidyah

Menunaikan fidyah bisa langsung dilakukan di hari yang sama dengan puasa yang ditinggalkan. Bisa juga diakhirkan sampai hari terakhir bulan Ramadhan. Yang tidak boleh dilaksanakan adalah pembayaran fidyah sebelum Ramadhan.

Cara membayar fidyah

Fidyah hanya diberikan untuk fakir miskin sesuai jumlah hari yang ditinggalkan. Pemberian fidyah dapat dilakukan sekaligus. Misalnya kita meninggalkan puasa 30 hari maka kita cukup membayar 30 porsi makanan kepada 30 orang miskin saja.

Juraidi selaku Direktur Urusan Agama Islam Kemenag juga mengatakan pembayaran fidyah bisa dilakukan lewat lembaga yang mengelola zakat. Membayar fidyah lewat lembaga zakat juga memudahkan bagi penyalur fidyah.

Dompet Dhuafa melayani penyaluran fidyah untuk fakir miskin. Bayar fidyah melalui Dompet Dhuafa kini lebih mudah. Bukan hanya itu, fidyah pun tersalurkan secara amanah. Yuk, segera lunasi hutang puasamu dengan klik tombol di bawah ini ya!

 Bayar Fidyah di Sini

Peringatan keras jika enggan bayar zakat

Peringatan keras jika enggan bayar zakat

Peringatan keras jika enggan bayar zakat

Islam mengatur setiap hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan. Salah satunya Islam mengajarkan kita agar dapat berinteraksi dengan makhluk Allah yang lain dengan cara yang baik. Maupun dengan hewan, tumbuhan, terutama bagaimana kita harus bersikap pada manusia yang lainnya.

Rasulullah bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.  (HR. Ahmad).

Ancaman Bagi Muslimin Yang Enggan Membayar Zakat

Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” (QS At-Taubah ayat 34)

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin, menjelaskan, maksud dari ‘menginfakkannya’ dalam ayat tersebut ialah mengeluarkan kewajiban zakat.

Allah SWT telah menjadikan zakat sebagai salah satu dari lima rukun dalam Islam. Karena sangat pentingnya zakat, hampir di setiap ayat Alquran yang menyebutkan kewajiban mendirikan shalat, itu selalu disertai dengan kewajiban membayar zakat.

Membayar zakat hukumnya adalah wajib. Ketika seseorang tidak membayar zakat, maka dia tidak termasuk sebagai seorang muslimin karena tidak memenuhi salah satu dari rukun Islam. Maka disebutkan dalam Al-Qur’an ancaman bagi orang-orang yang enggan membayar zakat. Allah berfirman :

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At Taubah : 34-35).

Baca juga: Zakat Penghasilan Gaji Perbulan

Seseorang yang tidak membayar zakat telah diberikan ancaman baginya ketika di dunia dan juga di akhirat.

Ketika di dunia, seseorang yang enggan membayar zakat maka akan di ambil secara paksa darinya zakat tersebut. Pada masa ke khalifahan Abu Bakar RA. terdapat segolongan orang yang enggan membayar zakat, maka Abu Bakar RA pun berkata,

“Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, niscaya akan tetap kuperangi dia”. (Abu Bakar RA)

Ancaman bagi orang yang enggan membayar ditegaskan kembali oleh Rasulullah dalam hadistnya:

“Siapa yang memiliki emas dan perak, tetapi dia tidak membayar zakatnya, niscaya di hari kiamat akan dibuatkan setrika api untuknya yang dinyalakan di dalam neraka, lalu disetrikakan ke perut, dahi dan punggungnya.” (HR. Muslim).

Zakat Penghasilan

Sahabat, jangan sampai kita tergolong orang-orang yang enggan membayar zakat. Hanya 2.5% dari harta kita, menjadikan berkah bagi harta yang tersisa. Ringankan hati dalam kebaikan klik disini untuk menunaikan zakat penghasilan.

6 Keutamaan sedekah ini bikin hati ringan untuk memberi

6 Keutamaan sedekah ini bikin hati ringan untuk memberi

6 Keutamaan sedekah ini bikin hati ringan untuk memberi

Tidak punya uang bukan berarti penghalang untuk bersedekah. Lebih baik menjadi tangan di atas daripada tangan di bawah. Itulah mengapa sedekah tidak hanya sekedar tentang uang saja, tetapi juga senyum, membantu orang ketika susah, membersihkan ruangan ketika tidak ada yang membersihkan, dan lain sebagainya.

Sedekah merupakan ibadah sosial untuk menciptakan arti hidup menjadi manusia yang bermanfaat. Maka dari itu, sedekah harus menjadi gaya hidup untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Bagaimana cara kita mendapatkan keutamaan bersedekah tetapi tidak mempunyai uang? Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

“kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.” (HR. Bukhari)

Seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم bahwa ada banyak hikmah bersedekah. Berikut ini 6 keutamaan bersedekah:

1. Dapat Menghapus Dosa dan Meringankan Sakaratul Maut

6 Keutamaan sedekah ini bikin hati ringan untuk memberi

Sedekah sangat dianjurkan karena dapat mensucikan. Manusia memang tidak luput dengan dosa. Kesempurnaannya dipertanyakan apakah kita pantas disebut makhluk yang sempurna padahal kita selalu enggan untuk meminta ampun dengan apa yang telah kita perbuat.

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda,

“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.“

(HR. At-Tirmidzi)

Sedekah, itulah cara mudah yang disediakan Allah agar dapat mengikis perbuatan-perbuatan dosa kita. Cukup dengan tersenyum saja, Anda sudah bersedekah karena senyum adalah salah satu sedekah termudah yang dapat kita sebarkan dengan mengukir garis senyum di bibir kita.

Salah satu harapan umat Islam yaitu mendapatkan kematian yang khusnul khatimah. Untuk menghapuskan dosa, salah satu caranya yaitu dengan rutin bersedekah seperti tuntunan Rasulullah SAW. Hal ini bukan tanpa alasan karena tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

Sedekah meredakan kemarahan Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan sakaratul maut.” (dalam buku Fiqh Sunnah karangan Sayyid Sabiq)

2. Sedekah Mendatangkan Rezeki

Happy rich banker celebrating income growth Free Vector

Rasulullah SAW bersabda:

“Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”.

(HR Al-Baihaqi)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.”

(HR. Muslim, no. 2588)

Apakah gaji Anda belum cukup untuk penghasilan sehari-hari? Apakah Anda masih memikirkan bagaimana biaya sekolah anak-anak Anda yang masih juga belum cukup?

Baca juga : Zakat Penghasilan Gaji Perbulan

Itulah mengapa kita dianjurkan untuk bersedekah. Bukan hanya membersihkan diri dari dosa, tetapi keutamaan sedekah juga dapat mendatangkan rezeki lagi kepada kita. Jika kita yakin bahwa diri kita bersedekah karena Allah, Insyaa Allah akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik lagi.

3. Allah SWT Melipatgandakan Pahala Orang-Orang yang Bersedekah

Allah Maha Melihat, al-Basir البصير Setiap apapun yang dilakukan oleh kita, pasti Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan melihat kita. Sedekah sedikit apapun itu pasti Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melihatnya. Disitulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melipatgandakan pahala orang-orang yang bersedekah.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman yang artinya:

“Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(Surat Al-Baqarah ayat 261)

Jemput keutamaan sedekah dengan hati yang tulus, maka Allah akan balas dengan pahala yang berlipat ganda tiada tara. Rezeki Allah akan turun dari arah yang tidak disangka-sangka.

4. Mendapatkan Naungan di Hari Kiamat

Rasulullah SAW telah mengungkapkan dengan jelas tentang orang-orang yang akan mendapatkan naungan di hari kiamat nanti, salah satunya adalah orang-orang yang bersedekah. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”

(HR. Bukhari)

Di Padang Mahsyar, umat manusia akan merasakan panas yang tidak ada bandingannya saat di dunia. Hanya naungan dari Nabi Muhammad yang dapat menyelamatkan umatnya dari api neraka. Supaya dapat perlindungan, maka rajinlah bersedekah.

5. Didoakan Malaikat 

Rezeki bukan hanya materi, tetapi juga bisa dalam bentuk non materi seperti doa. Jangan pernah sepelekan kekuatan doa, apalagi jika didoakan oleh para malaikat. Untuk orang yang rajin bersedekah, maka namanya berpotensi dikenal oleh penduduk langit.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun salah satunya berkata ‘ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq’ sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata ’ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya)”.

(HR. Bukhari-Muslim)

Jadi, masih ragu untuk berbuat baik? Semoga Allah senantiasa memberikan rezeki yang cukup untuk berbuat baik seperti sedekah.

6. Mendapatkan Keberkahan Harta dan Jiwa

Harta yang berkah akan menciptakan rasa aman dan nyaman, salah satunya dengan bersedekah. Selain itu, sedekah dapat menjadi salah satu bahasa cinta (love language) untuk sesama makhluk hidup.

“Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya”

(QS Saba 34: 39)

Bahagia itu sederhana, yaitu melihat orang lain senang dan bersyukur karena sedekah dari rezeki Anda. Manusia senang didoakan, maka dari itu orang yang gemar sedekah termasuk orang-orang yang beruntung.

Allah Ta’ala berfirman:

”Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

(Surat Al-Hasyr ayat 9)

Wakaf Sumur

Masih banyak keutamaan sedekah sebenarnya baik unrtuk diri sendiri dan orang lain. Yuk Ketuk pintu kebaikan, klik sedekah di sini untuk mulai harimu!

 

Solat subuh kesiangan, bagaimana hukumnya?

Solat subuh kesiangan, bagaimana hukumnya?

Batas Waktu Sholat Subuh dan Bagaimana Hukumnya

Dalam al-qur’an Allah swt menegaskan bahwa “Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. 4 ayat 103)

Dengan demikian berarti bahwa setiap muslim wajib menunaikan shalat tepat pada waktunya.

Lalu bagaimana dengan orang yang bangun tidur kesiangan hingga matahari telah terbit?

Batas Waktu Sholat Subuh dan Hukum Bangun Kesiangan
Batas Waktu Sholat Subuh dan Hukum Bangun Kesiangan

1. Ketika bangun kesiangan tidak sengaja, segeralah sholat subuh

Bagi orang yang tertidur, tidak bangun di waktu subuh hingga matahari terbit, maka tatkala bangun ia harus segera melaksanakan shalat subuh. Dalam hal ini, ia tidak berdosa. Sebab, keterlambatannya untuk melaksanakan shalat bahkan hingga keluar waktunya bukan karena unsur kesengajaan.

Hal ini pernah terjadi pada diri Rasulullah SAW. Suatu ketika Rasulullah SAW sedang dalam perjalanan. Ketika malam, beliau saw dan para sahabat tertidur hingga matahari terbit. Seketika itu, beliau saw memerintahkan Bilal untuk adzan dan iqamah. Akhirnya, Rasul SAW dan para sahabat shalat subuh di kala matahari telah terbit.

2. Ketika ada unsur kesengajaan meninggalkan shalat, bertaubatlah dan segera qadha shalat

Bagi orang yang ketiduran dan ada unsur kesengajaan. Sebenarnya ia telah terbangun di waktu shalat subuh. Hanya saja, karena rasa malas dan terasa berat, ia tidur kembali sampai matahari terbit. Jadi, ada unsur kesengajaan.

Sebagian besar para ulama berpandangan bahwa ia berkewajiban untuk mengqadha shalatnya. Hendaklah dirinya segera melaksanakan shalat ketika bangun. Di samping itu, ia harus bertaubat kepada Allah SWT karena telah sengaja meninggalkan shalat tatkala telah tiba waktunya. Bagaimanapun juga, meninggalkan shalat secara sengaja termasuk dosa besar.

Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT:

Maka celakalah orang yang shalat.”

(QS. 107:4)

(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.”

(QS. 107:5)

Kesimpulannya, saudara tetap berkewajiban untuk melaksanakan shalat subuh setelah bangun tidur. Di samping itu, hendaklah berusaha sekuat tenaga untuk shalat subuh tepat waktu dan berjamaah.

Dengan bangun pagi, kita akan mendapatkan keberkahan dari doa Rasulullah saw. Itulah pentingnya shalat subuh di awal waktu.

“Ya Allah, berikanlah keberkahan pada umatku di waktu pagi-pagi.” (HR Ahmad)

Sedekah subuh Dompet Dhuafa

Apakah jam 6 atau jam 7 pagi masih bisa sholat subuh?

Bisa, tetapi tentu pahalanya tidak sama dengan orang yang berusaha bangun dan melawan kemalasannya untuk shalat subuh. Baik ketiduran tidak sengaja atau sengaja, wajib bagi muslim untuk melaksanakan shalat subuh.

Nah, itulah hukum sholat subuh kesiangan. Yuk, perbaiki manajemen waktu supaya subuh tidak kesiangan. Sholat subuh merupakan kunci pagi hari, maka bukalah dengan keadaan yang baik supaya rezekimu berkah.

Setelah sholat subuh, awali kegiatan dengan bersedekah di pagi hari. Banyak keutamaan sedekah subuh untuk menolong diri sendiri dan orang lain. Ketuk pintu kebaikan, klik sedekah subuh di sini untuk mulai harimu!

 

Zakat Penghasilan Gaji Perbulan

Zakat Penghasilan Gaji Perbulan

Zakat Penghasilan Gaji Perbulan oleh Dompet Dhuafa Jogja

Zakat penghasilan gaji perbulan – Sahabat, banyak yang bertanya bagaimana sih menghitung zakat penghasilan setiap bulan? Mimin coba uraikan terlebih dahulu pengertian zakat ya! Zakat merupakan kewajiban umat muslim yang tertuang sebagai rukun ke empat dalam islam. oleh karena itu zakat menjadi wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi haul atau nishab untuk dikeluarkan.

Zakat (bahasa Arab: زكاةtranslit. zakāh‎) dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya). Zakat dari segi bahasa berarti ‘bersih’, ‘suci’, ‘subur’, ‘berkat’ dan ‘berkembang’. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.

Sumber: wikipedia

Berapa sih nishab zakat penghasilan? Zakat penghasilan? Memang ada? Nah, kita review kembali tentang zakat penghasilan yuk. Zakat penghasilan merupakan salah satu persoalan kontemporer. Istilah ini memang tak ditemui secara eksplisit di dalam Qur’an dan Sunnah namun perintah zakat disebutkan dalam Al Quran dalam surah Al Baqarah ayat 43, Allah berfirman “dan dirikanlah solat, tunaikan zakatlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”

Dalam ayat lain zakat juga tertuang lebih dari tiga puluh dua kali disebutkan perintah untuk menunaikan zakat. ini menandakan pentingnya setiap kita sebagai seorang muslim untuk menunaikan zakat setiap tahun atau setiap kita mendapatkan penghasilan.

Zakat penghasilan adalah zakat yang kita peroleh dari hasil kerja dengan pendapatan minimal sekitar 5.240.000 perbulan dengan besaran zakat 2.5%. Sesuai dengan peraturan Mentri Agama Nomor 17/08/BR/VII/2017.

Zakat jenis ini pertama kali dikenalkan oleh Syaikh Yusuf Qardhawi. Landasan fiqh zakat ini berdasarkan praktik Sahabat Nabi yang mengeluarkan zakat untuk maal mustafad (harta perolehan). Dan landasan fiqh zakat ini berdasar ayat-ayat Qur’an tentang wajib zakat dan menyucikan harta

Zakat Penghasilan Gaji Perbulan

Penghasilan oleh mayoritas ulama dikategorikan sebagai jenis harta wajib zakat berdasar analogi (qiyas) atas kemiripan. Kemudian pertanyaannya berapakah penghasilan yang terkena wajib zakat (nishab zakat penghasilan)? Nishab zakat penghasilan disetarakan dengan zakat maal yakni 85 gram emas.

Misalnya:
Seorang karyawan Muslim memiliki penghasilan Rp8.000.000,00/bulan, berapakah zakatnya? Jika 1 gram emas Rp950.000,00. Maka perhitungannya: Rp950.000 x 85 = Rp80.750.000 (untuk 1 tahun), artinya penghasilan minimal (nishab) Rp6.730.000/bulan sudah wajib dikeluarkan zakatnya

Baca juga : Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Karena penghasilannya telah mencapai nishab, zakatnya sebesar 2,5% yakni : Rp8.000.000 x 2,5% = Rp200.000/bulan (menurut Yusuf Qardhawi, untuk menjaga prinsip kehati-hatian maka zakat dihitung dari penghasilan bruto)

Menghitung zakat penghasilan mudah bukan? Nah sekarang coba kita hitung penghasilan kita, sudah wajib zakatkah? Untuk kemudahan zakat, klik: kemanusiaan.org atau klik link di bio kami ya

Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Mustahik adalah golongan orang yang berhak menerima zakat, sedangkan muzakki adalah orang yang wajib membayar zakat. Sebelum melanjutkan membaca artikel ini ada baiknya kamu juga memahami pengertian zakat. Islam membagi mustahik ke dalam 8 golongan atau asnaf yang penting untuk Anda ketahui:

  1. Fakir. Pada kelompok fakir yaitu seseorang yang tidak memiliki sumber penghasilan apapun yang disebabkan oleh masalah berat, seperti sakit.
  2. Miskin. Sementara, definisi miskin yaitu seseorang yang memiliki sumber penghasilan, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  3. Riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya.
  4. Gharim atau gharimin, yaitu orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya.
  5. Mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas.
  6. Fiisabilillah, yaitu pejuang agama Islam.
  7. Ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh.
  8. Amil, yaitu orang yang menyalurkan zakat.

Infografis menarik ini akan membuatmu melek 8 golongan tersebut memiliki masalah dan karakteristik yang berbeda sebagai penerima zakat :

8-golongan-orang-yang-berhak-menerima-zakat

Masih penasaran? Jangan di skip, inilah penjelasan lengkap dan fundamental tentang 8 golongan orang yang berhak menerima zakat yang bikin langsung paham:

Fakir dan Miskin

fakir miskin merupakan orang yang berhak menerima zakat

Kelompok fakir dan miskin sebagai mustahik adalah warga muslim yang harus diutamakan dalam hal penerimaan zakat. Penyaluran dana zakat kepada fakir miskin macamnya ada dua, yaitu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk memberikan kemampuan berwirausaha. Selengkapnya sahabat bisa membaca artikel berikut: Apa itu Fakir Miskin? Bagaimana Kriterianya dalam Islam.

Riqab (Hamba Sahaya) 

Riqab adalah hamba sahayaPada zaman awal perkembangan islam, zakat digunakan juga untuk menghapus sistem perbudakan dengan cara memerdekakan budak dari majikan nya. Setelah dimerdekakan, budak itu mempunyai kebebasan hidup selayaknya.

Mengutip dari Dewan Syariah Dompet Dhuafa, Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA, secara bahasa, riqab adalah jamak dari raqabah yang artinya adalah tengkuk (leher bagian belakang), seluruh tubuh dinamakan dengan satu anggota karena nilai anggota ini yang berharga. Kata raqabah digunakan secara mutlak dengan makna hamba sahaya, jadi riqab adalah hamba sahaya yang dimiliki oleh seseorang. Riqab dan di sini mencakup mukatab, yaitu hamba sahaya yang berakad dengan majikannya untuk menebus dirinya atau ghairu mukatab.

Menurut Yusuf Qardawi, Riqab adalah bentuk jamak dari Raqabah. Istilah ini dalam Quran artinya budak belian laki-laki (abid) dan bukan budak belian perempuan (amah). Istilah ini diterangkan dalam kaitannya dengan pembebasan atau pelepasan. Seolah-olah Qur’an memberikan isyarah dengan kata kiasan ini maksudnya, bahwa perbudakan bagi manusia tidak ada bedanya seperti belenggu yang mengikatnya.

Riqab / Perbudakan di Era Modern

Sebagian besar buruh migran Indonesia (BMI) menghadapi kondisi kerja paksa dan perbudakan utang (dipaksa bekerja karena memiliki utang) di negara Asia yang lebih maju dan Timur Tengah, khususnya Malaysia, Saudi Arabia, Singapura, Jepang, Kuwait, Suriah, dan Irak.

Selama tahun ini, jumlah warga Indonesia yang mencari bekerja di luar negeri mencapai angka tertinggi. Diperkirakan 6,5 juta sampai 9 juta pekerja migran Indonesia di seluruh dunia, termasuk 2,6 juta di Malaysia dan 1,8 juta di Timur Tengah. Diperkirakan 69% dari seluruh tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah perempuan dan lebih dari 50% dari tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah anak-anak.

LSM Migran Care Indonesia memperkirakan bahwa 43% atau sekitar 3juta dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri tersebut adalah korban human trafficking. 

BACA JUGA: ANTARA ZAKAT PENGHASILAN DAN ZAKAT MAL?

Gharim atau Gharimin

Gharim orang terlilit hutang adalah golongan penerima zakatSecara bahasa, Gharimin atau Gharim adalah orang yang terlilit hutang. Salah satu golongan penerima zakat ini dikategorikan sebagai penerima zakat yang wajib kita berikan yang terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

  1. Ghârim limaslahati nafsihi (Terlilit hutang demi kemaslahatan atau kebutuhan dirinya)
  2. Ghârim li ishlâhi dzatil bain ( Terlilit hutang karena mendamaikan manusia, qabilah atau suku

Mualaf

muallaf

Mualaf juga termasuk orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam. Zakat yang diberikan kepada mualaf memiliki peran sosial sebagai alat mempererat persaudaraan sesama muslim. Mualaf jadi merasa aman dan dibantu untuk teguh dalam mengenal Islam.

Fisabilillah

fisabilillah

Golongan fisabilillah adalah seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki kegiatan utama berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam. Para fisabilillah penerima zakat saat ini dapat berupa organisasi penyiaran dakwah Islam di kota-kota besar, maupun syiar Islam di daerah terpencil.

Selain itu, negara-negara muslim yang masih terjajah juga menjadi golongan penerima zakat fisabilillah, seperti warga negara Palestina. Saudara yang sedang berjuang mengembalikan kejayaan tanah kelahirannya seperti Palestina wajib dibantu, terutama dalam bentuk sedekah.

Ibnu Sabil

ibnu-sabil orang yang berhak menerima zakat

Seseorang yang berada dalam perjalanan dan kehabisan bekal itu merupakan arti dari ibnu sabil. Golongan penerima zakat ini diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak dapat meneruskan perjalanannya terlepas dari golongan mampu atau pun sebaliknya.

Amil

zakat-via-lembaga

Amil adalah kelompok terakhir yang berhak menerima zakat apabila 7 kelompok lainnya sudah mendapatkan zakat. Secara bahasa berarti pengelola zakat atau orang-orang yang mengumpulkan dan mengumpulkan dana zakat yang telah diberikan oleh muzzaki (orang yang memberikan zakat).

Gimana? Jangan lupa sama kewajiban Sahabat, ya! Biar makin inget, pendekar ini mengajak Anda kalau zakat itu ringan, loh!

Itulah 8 golongan yang berhak menerima zakat. Pastikan salurkan zakat anda melalui lembaga terpercaya seperti Dompet Dhuafa, agar zakat Anda lebih bermanfaat dan memberikan dampak pemberdayaan. Ketuk pranala di sini untuk zakat yang berdampak baik kepada mereka yang membutuhkan.

Antara Zakat Penghasilan dan Zakat Maal?

Antara Zakat Penghasilan dan Zakat Maal?

Perbedaan Antara Zakat Penghasilan dan Zakat Mal

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ustadz, saya masih bingung cara menghitung zakat mal, selama ini saya hanya menghitung zakat profesi 2,5% dari gaji bersih suami. kemudian saya hitung tabungan di bank bulan juli tahun lalu, setelah di total, telah mencapai nisab. apakah saya harus mengeluarkan zakat mal, padahal telah mengeluarkan zakat profesi tiap bulan?

Lalu untuk tabungan yang bulan agustus tahun lalu, jika di total juga telah mencapai nisab, apakah bulan agustus tahun ini harus mengeluarkan zakat mal kembali? Karena jumlah tabungan umumnya bertambah, dan sudah pasti mencapai nisab.
mohon penjelasannya.

Dari : Elyana K

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh

Semoga Allah swt senantiasa mencurahkan keberkahan-Nya kepada saudara dan keluarga.

Pertama: para ulama sepakat bahwa seseorang yang memiliki harta simpanan yang telah mencapai nishab dan genap tersimpan selama satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya setiap tahun. Nilai/kadar zakatnya adalah 2,5 persen dari seluruh harta simpanan yang telah genap tersimpan satu tahun.

Kedua: Apabila seseorang telah mengeluarkan zakat penghasilan dan sebagian dari penghasilannya ia tabung, apakah penambahan itu harus dizakati lagi di akhir tahun?
Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Jika Sudah Zakat Penghasilan Tidak Perlu Zakat Akhir Tahun, Kecuali..

Sebagian ulama, seperti syaikh Yusuf Al-Qardhawi, berpendapat bila seseorang telah mengeluarkan zakat penghasilan pada saat menerima maka ia tidak menzakati lagi di akhir tahun khusus untuk penambahan pada tahun itu.

Adapun yang tidak termasuk penambahan pada tahun itu, harta simpanan dari semenjak tahun lalu, wajib dikeluarkan zakatnya setiap tahun. Sedangkan penambahan tabungan itu akan terkena zakat ketika sudah berada pada tahun kedua.

Pendapat pertama ini merujuk pada pandangan ulama hanafiah; Apabila seorang petani yang sudah menzakati hasil pertanian mereka lalu mereka menjual hasil pertanian tersebut dan menyimpannya hingga setahun, maka pada tahun pertama tidak terkena zakat atas harta simpanan itu. Zakat akan terkena pada tahun yang kedua.

Sedangkan ulama yang lain ada yang berpendapat bahwa apabila seseorang telah mengeluarkan zakat penghasilan. Maka ia tetap terkena zakat atas tabungannya dan dana simpanannya.

Pandangan yang kedua ini berdasarkan pada prinsip bahwa setiap yang telah tersimpan satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya. Walau sebelumnya berasal dari pertanian yang telah dikeluarkan zakatnya.

Wallahu a’lam

Tunaikan Zakat Penghasilan langsung disini

Gerhana Bulan Terjadi Besok , Ini 5 Amalan yang Dianjurkan

Gerhana Bulan Terjadi Besok , Ini 5 Amalan yang Dianjurkan

Gerhana Bulan Terjadi Besok

Besok Jumat, 19 November 2021 akan terjadi gerhana bulan sebagian. Umat muslim dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan ini supaya mendapatkan pahala.

Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Gerhana Bulan Sebagian terjGerhana bulanadi saat sebagian piringan Bulan masuk ke umbra (bayangan utama) Bumi.

Asa anjuran melaksanakan sholat sunah gerhana bulan. Rasulullah SAW diriwayatkan dalam hadits Shahih Muslim bersabda:

إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ

Artinya, “Sungguh matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah SWT, tidak terjadi gerhana keduanya (matahari dan bulan) karena kematian seseorang atau pun kehidupannya. Apabila kalian melihat gerhana, maka shalat dan doalah hingga gerhana tersebut selesai.”

Ada beberapa amalan yang dapat kamu kerjakan besok, ketika terjadi gerhana bulan penumbra:

1. Sholat Gerhana Bulan

Seolat gerhana bulan terdiri dari dua rakaat, setiap rakaat berdiri dua kali, ruku’ dua kali dan sujud dua kali. Serta setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat panjang dengan saura nyaring, dan tiap ruku’ dan sujud membaca tasbih lama-lama.

Berdasarkan dalil yang artinya :”Pada shalat gerhana Nabi saw menyaringkan bacaannya. Dan dikerjakannya empat kali ruku’ dalam dua raka’at serta empat kali sujud.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, lafadz Muslim dari Aisyah ra.)

2. Bersedekah

Berrsedekahlah untuk mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT. Kamu bisa bersedekah kepada fakir miskin hingga yatim piatu.

Amalan sedekah saat gerhana bulan diriwayatkan dalam Hadist Riwayat (HR) Bukhari dari Aisyah Radiyallahu Anha. Berikut hadist lengkapnya,

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

3. Bertaubat

Setelah melakukan sholat gerhana bulan, kamu juga bisa memanjatkan doa, berserah diri untuk bertaubat.

Baca juga: Golongan Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam menyebutkan beberapa adab menyambut gerhana bulan. Antara lain: senantiasa memiliki rasa takut, menampakkan rasa haru, segera bertobat, tidak bersikap mudah bosan, segera melaksanakan sholat, berlama-lama dalam sholatnya dan merasakan adanya peringatan.

4. Mengerjakan Kebaikan

  • Meskipun melakukan kebaikan tidak harus menunggu gerhana bulan. Namun, dianjurkan untuk mengerjakan kebaikan saat gerhana bulan.

5. Doa, Istighfar dan Dzikir

Ada hadist yang mengatakan: “Pernah terjadi gerhana matahari dan bulan, maka bangkitlah Nabi SAW sholat, dan bersabda: Apabila kamu saksikan hal yang serupa itu, maka segeralah kamu kerjakan sholat dan panjatkan doa dan mohon pengampunan-Nya.” (HR. al- Bukhari, Muslim, Ahmad dari Abu Musa).

 

 

Sumber: detiknews

Gerhana Bulan Sebagian Pada 19 November 2021, Simak waktu, lokasi dan cara lihatnya

Gerhana Bulan Sebagian Pada 19 November 2021, Simak waktu, lokasi dan cara lihatnya

Gerhana Bulan Sebagian pada 19 November 2021 besok sangat istimewa, karena akan menjadi yang terlama di abad ini. Inilah waktu, lokasi dan cara melihatnya.

Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Gerhana Bulan Sebagian terjadi saat sebagian piringan Bulan masuk ke umbra (bayangan utama) Bumi.

Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana Bulan sebagian. Untuk waktu puncaknya akan terjadi 19 November 2021 pada pukul 16.02.56 WIB/17.02.56 WITA/18.02.56 WIT. Puncak gerhana terjadi beberapa menit setelah puncak fase purnama yang terjadi pukul 15.57.30 WIB/16.57.30 WITA/18.57.30 WIT.

Magnitudo gerhana kali ini sebesar 0,9785 atau hanya 97,85% diameter Bulan tertutup piringan umbra Bumi. Fase gerhana penumbra dimulai pada pukul 13.00.23 WIB/14.00.23 WITA/15.00.23 WIT, kemudian fase gerhana sebagian dimulai pada pukul 14.18.24 WIB/15.18.24 WITA/16.18.24 WIT.

Fase gerhana sebagian berakhir pukul 17.47.26 WIB/18.47.26 WITA/19.47.26 WIT, sedangkan fase gerhana penumbra berakhir pada pukul 19.05.31 WIB/20.05.31 WITA/21.05.31 WIT. Total durasi parsialitas gerhana kali ini selama 3 jam 29 menit 2 detik dan durasi penumbralitas gerhana selama 6 jam 5 menit 8 detik.

Kebanyakan gerhana bertahan selama kurang dari dua jam. Itu sebabnya Gerhana Bulan Sebagian kali ini disebut yang terlama abad ini karena sampai 3,5 jam.

Fase puncak gerhana sebagian hingga akhir penumbra dialami oleh:

  1. Papua Barat (kecuali Kab. Raja Ampat)
  2. Papua
  3. Maluku (Kep. Kei dan Kep. Aru)

Fase akhir sebagian hingga akhir penumbra bisa disaksikan di:

  1. Papua Barat (Kab. Raja Ampat)
  2. Maluku Utara
  3. Maluku (kecuali Kep. Kei dan Kep. Aru)
  4. Sulawesi
  5. Nusa Tenggara
    Kalimantan
  6. Bali
  7. Jawa Timur
  8. Jawa Tengah
  9. Yogyakarta
  10. Jawa Barat (kecuali Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat)
  11. Riau (Kab. Kep. Anambas dan Kab. Kep Natuna)
  12. Bangka Belitung (kecuali Bangka Barat)
  13. Fase akhir penumbra saja dialami oleh:
  14. Sumatra
  15. Kep. Riau (kecuali Kab. Kep. Anambas dan Kab. Kep. Natuna)
  16. Bangka Belitung (Kab. Bangka Barat)
  17. Banten
  18. DKI Jakarta
  19. Jawa Barat (Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat)

Cara Melihat Gerhana Bulan Sebagian

Untuk cara melihatnya mudah sekali menurut LAPAN. Tidak seperti gerhana matahari, gerhana bulan sebagian dapat dilihat langsung tanpa alat bantu. Untuk memotretnya pun bisa dengan gadget apapun.

“Gerhana Bulan sebagian dapat disaksikan dengan mata tanpa alat bantu optik apapun. Tapi kita bisa mengabadikan gerhana Bulan sebagian menggunakan kamera DSLR, kamera ponsel model pakar, maupun kamera CCD yang terhubung dengan teleskop gagdet,” kata peneliti Pusrissa OR-PA BRIN Andi Pangerang, dikutip dari website Edukasi Sains LAPAN.

Sementara itu, dikutip dari BBC, NASA menyebutkan bahwa November ini, 97% dari Bulan akan tertutup Bumi. Di abad ini, antara 2001 hingga 2100, akan ada sebanyak 288 peristiwa gerhana bulan. Kebanyakan tahun akan memiliki dua peristiwa gerhana, sementara beberapa tahun mengalami tiga atau empat kali gerhana Bulan.

Pada Mei 2021, kita telah melihat peristiwa gerhana bulan total. Ini menjadikan gerhana Bulan pada 19 November nanti sebagai yang kedua pada tahun ini. Gerhana Bulan sebagian mungkin tidak seheboh gerhana Bulan total, namun ini terjadi lebih sering.
“Artinya, lebih banyak kesempatan untuk menyaksikan perubahan-perubahan kecil di sistem tata surya kita, yang terkadang terjadi tepat di depan mata,” kata NASA.

 

Sumber: inet.detik.com

Sedekah untuk Anak Yatim, Lewat Sedekah Online

Sedekah untuk Anak Yatim, Lewat Sedekah Online

Sedekah untuk Anak Yatim, Lewat Sedekah Online

 

Pandemi mengubah seluruh kebiasaan dan aktivitas kita dari yang awalnya banyak bertemu langsung dengan manusia menjadi serba online. Perubahan perilaku di masa pandemi ini mulai dari belajar, bekerja, berkomunikasi, hingga melakukan berbagai kebaikan pun juga lewat teknologi online. Termasuk salah satunya adalah bersedekah.

Bersedekah via online tentu sangat memudahkan kita dan mempersingkat waktu. Selain itu, bantuan atau manfaat pun juga bisa langsung tersalurkan kepada yang berhak walaupun kita berada dalam wilayah yang jaraknya sangat jauh sekali dari mereka. Lintas wilayah, lintas pulau, bahkan lintas negara.

Salah satu sedekah terbaik yang bisa kita lakukan via online juga adalah untuk anak-anak yatim dhuafa atau anak-anak yang tidak mampu. Ada beberapa keutamaan jika kita memberikan sedekah kita untuk mereka. Berikut ini kita bahas selengkapnya.

Apa Hikmah dari Bersedekah Online untuk Anak-Anak Yatim Dhuafa?

Anak-anak yatim dhuafa adalah mereka yang berhak atas sedekah yang kita berikan bahkan zakat yang kita keluarkan. Mereka termasuk golongan fakir miskin apalagi jika tidak ada keluarga yang bisa menanggung kehidupannya. Untuk itu, inilah hikmah jika kita bersedekah untuk anak-anak yatim.

  1. Pahala Terus Mengalir 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ada tiga perkara yang tidak akan putus amalannya walaupun sudah meninggal dunia. Diantaranya adalah ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan doa dari anak yang shaleh. Sedekah jariyah ini juga termasuk saat kita bersedekah untuk bisa menghidupi dan mendidik anak-anak yatim.

  1. Mendapatkan Pertolongan Allah 

Allah senantiasa akan memberikan pertolongan kepada hambanya yang mau bersedekah dan beramal shalih. Pahala dan pertolongan Allah SWT tidak melihat dari jumlah atau besarnya sedekah, tapi dari kesungguhan dan keikhlasan kita dalam beramal. Apalagi, anak-anak yatim juga salah satu yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.

  1. Menjadi Teman dari Rasulullah di Surga Kelak 

Rasulullah SAW memberikan jaminan bahwa mereka yang menyantuni anak yatim akan kekal hidup bersamanya di surga kelak. Tentu saja juga diiringi dengan perbuatan yang menjauhi dosa serta menjauhi segala hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa jarak antara mereka yang suka bersedekah untuk anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah.

Tentang Sedekah Online

Pada dasarnya, pelaksanaan sedekah online hanyalah sebuah metode. Inti dari sedekah sebetulnya adalah proses kita memberikan harta kepada mereka yang membutuhkan. Tidak ada ketentuan bahwa sedekah harus bertemu langsung dengan penerima atau menyerahkannya langsung.

Begitupun niatnya dalam hati juga tetap sah di mata Islam. Sehingga tidak ada yang salah jika kita mau bersedekah via online. Untuk sedekah yang lebih berkah, luas manfaatnya, dan caranya sangat mudah, sahabat bisa melaksanakannya via Dompet Dhuafa. Klik banner di bawah untuk mulai sedekah untuk anak yatim sekarang.

Beda Zakat, Infak, Sedekah yang Harus Kita Ketahui

Beda Zakat, Infak, Sedekah yang Harus Kita Ketahui

Ini loh, beda Zakat, Infaq, Sedekah

Beda Zakat, Infaq dan Sedekah – Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat, alokasi dan waktu tertentu. Zakat memiliki kekhususan seperti zakat fitrah yang dilaksanakan hanya setahun sekali menjelang hari raya Idul Fitri. Semua dana zakat terikat yang distribusinya hanya diberikan kepada delapan asnaf.

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 60)

Oleh karena itu dana zakat tidak boleh diberikan kepada sembarang orang, salain 8 asnaf sesuai syari’at.

Infak yaitu membelanjakan harta yang mencakup zakat dan non-zakat. Infak ada yang wajib ada yang sunnah. Infak wajib diantaranya kafarat, nadzar, dan zakat. Infak sunnah diantaranya infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam, dan lainnya. Dana infak dapat diberikan kepada siapapun.

Shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak. Shadaqah dapat bermakna infak, zakat dan kebaikan non-materi.

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda : “Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah”. Termasuk juga menurut hadits Nabi, senyum yang tulus ikhlas dan kata-kata yang baik itu sebagai satu bentuk shadaqah. Demikian pula memberikan kebahagiaan kepada orang lain dalam bentuk apapun yang diridhai Allah adalah perbuatan shadaqah. Dengan demikian secara umum shadaqah bermakna semua kebajikan atau kebaikan yang mengharap ridlo Allah SWT. .

Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk bisa bersedekah.

Sedekah melalui lembaga menjadikan kebaikan lebih nyata serta wujudkan senyum untuk mereka yang membutuhkan. Yuk sisihkan sebagian dari kepemilikan kita untuk mereka.

Tunaikan sedekahmu melalui Dompet Dhuafa Yogyakarta

Mandiri: 137.000.789.0078
BSI : 77.4848.9888
BCA: 802.015.8787
An. Yayasan Dompet Dhuafa Republika
Tambahkan kode donasi 325

Sedekah Mampu Naikkan Level Bahagia?

Sedekah Mampu Naikkan Level Bahagia?

Sahabat, tahukah Anda? Sedekah tidak hanya menambah pahala ibadah dan melipatgandakan rezeki, tapi juga bisa membuat seseorang lebih bahagia.

Ada perasaan lega tak ternilai setelah seseorang bersedekah. Memberi kepada yang membutuhkan bukan hanya sebatas materi, tapi juga bisa dilakukan lewat tindakan nyata dalam berbagai kegiatan sosial.

Mengapa perasaan bahagia bisa muncul? Ternyata itu merupakan umpan balik dari sikap dermawan. Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Zurich tahun 2016 menemukan bahwa perilaku baik hati dan peduli terhadap orang lain dapat meningkatkan suatu sinyal di otak yang diikuti dengan meluapnya tingkat kebahagiaan.

Seperti yang dijelaskan dr. Rio Aditya di laman Klikdokter, sinyal yang didapat melalui pemeriksaan fMRI (functional magnetic resonance imaging) ini memperlihatkan bagian striatum ventral dan korteks orbitofrontal yang mengalami peningkatan.

Sinyal kebahagiaan yang ditunjukkan pada bagian otak tersebut dihasilkan ketika kita memberi sedekah atau kebaikan dalam bentuk lainnya. Uniknya, sinyal ini dapat anjlok drastis ketika seseorang menjadi egois dan serakah. Duh!

Sebuah temuan ilmiah lain juga menemukan bahwa responden yang menggunakan uangnya untuk membantu orang lain, memiliki tingkat kebahagiaan lebih tinggi ketimbang responden yang menggunakan uangnya hanya untuk diri sendiri.

Tak hanya itu, ada fakta menari lainnya. Peneliti menemukan bahwa dengan membuat komitmen verbal untuk bertindak lebih murah hati di masa depan, dapat mengaktifkan area tertentu di otak yang meningkatkan kebahagiaan.

Jika Sahabat merasa hidup membosankan atau datar-datar saja, mungkin sudah saatnya membiasakan diri untuk mulai memberi sedekah. Misal, cukup dilakukan dengan cara paling sederhana. Di antaranya tak lupa menyampaikan terima kasih ketika dilayani, memberikan tip kepada pramusaji, membagikan makanan gratis untuk pemulung, memberi kue dan roti kepada driver ojek online, dan sebagainya.

Rajin memberikan sedekah dengan hati ikhlas, akan membuat kita jauh lebih sehat, bahagia, dan produktif. Efeknya juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Membuat orang lain bahagia juga salah satu perwujudan dari sedekah, kan?

Tahu Tidak, Kalau Sedekah Bisa Mencegah Musibah

Tahu Tidak, Kalau Sedekah Bisa Mencegah Musibah

Sahabat, Sadar gak sih kalau negara kita akhir akhir ini mengalami begitu banyak bencana
Mulai dari kabut asap, kekeringan, banjir yang sudah mulai dirasakan oleh saudara kita di hampir seluruh daerah di Indonesia. Memang jika semua itu adalah takdir Allah sebagai manusia kita harus bisa bersabar, Tapi tahukah sahabat bahwa sedekah bisa menolak bala bencana? .
Dalam hadits, Rasulullah SAW Bersabda :
.
”Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (Riwayat Imam Baihaqi)

MasyaAllah.. .

Amalan sedekah adalah salah satu amalan yang dicintai Allah dan ada janji Allah bahwa sedekah bisa mendatangkan keselamatan dan menolak bala bencana .

Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang selalu dilindungi Allah dan semoga Allah menjaga Negeri kita dari berbagai bencana.

error: Content is protected !!