4 Hadits Tentang Infaq Yang Perlu Kamu Pahami

4 Hadits Tentang Infaq Yang Perlu Kamu Pahami

kemanusiaan.org

Hadist tentang infaq –  Sahabat sebagai umat muslim menjadi kewajiban untuk selalu beriman kepada Allah. Allah menciptakan umatnya dengan ketentuan garis atau takdir yang berbeda – beda terutama dalam rezeki, sehingga sahabat tidak perlu mengkhawatirkan itu yang diperlukan adalah usaha dalam menjemput rezeki dari Allah dengan jalan yang benar.

Dalam surah Hud ayat 6 berbunyi:

مَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya:

Tidak satu pun hewan yang dapat bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia akan mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua ( tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”

Dengan surat diatas menegaskan bahwa siapapun makhluk hidup yang lahir di bumi telah dijamin rezekinya oleh Allah. Semua makhluk diberi naluri serta kemampuan dalam mencari rezeki sesuai dengan fitrahnya. Allah mengetahui tempat kediaman terbaik selama di bumi dan tempat penyimpanan terbaik setelah mati karena semua itu telah tertulis dalam kitab nyata yaitu Lauh Mahfuz yang sudah direncankan secara sempurna.

Namun saat kita khusyuk dalam ikhtiar mencari rezeki, dan ketika sudah mendapatkannya maka jangan lupa berinfaq. Dengan berinfaq kita dapat membersihkan rezeki yang kita dapatkan serta menjadikan kita   dalam golongan orang-orang yang beriman dan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

Hadist Tentang Infaq yang Perlu Dipahami:

Pentingnya kita dalam menjaga rezeki yang sudah kita agar tetap menjadi halal dan toyib.

Dalam Islam mengajarkan kita untuk berinfaq sebagai upaya dalam menjaga atau mensucika harta yang kita dapatkan serta menjadi upaya dalam membantu sesama.

Lantas apa hadits tentang infaq itu? . Berikut ini adalah penjelasan mengenai hadist tentang infaq agar sahabat bisa memahami makna dari berinfaq.

  1. Surah Al-Baqarah  ayat 261:


مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ .

Artinya:

Perumpamaan bagi orang-orang yang telah menginfakkan sebagian dari hartanya di jalan Allah merupakan seperti orang – orang yang menabur sebutir biji benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya terdapat seratus biji.

Dan Allah akan melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia hendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

2. Surah Al-Baqarah ayat 265-266


وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ . اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ.

Artinya:

“ Perumpamaan seseorang yang telah menginfakkan harta mereka dalam mencari ridha Allah dan memperteguh jiwa mereka seperti buah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan yang lebat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil lalu kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar.n demikianlah Allah menerapkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya-Nya.”

3.  Surah At Thalaq ayat 7


قالَ تَعَالَى: {لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ مَا آتَاهَا} (الطلاق: 7)

Artinya:

 “Hendaklah orang yang mampu itu memberikan nafkahnya sesuai dengan kemampuannya dan barangsiapa yang terbatas rezekinya, maka hendaklah memberikan nafkahnya sesuai dengan pemberian Allah kepadanya.

Allah tidak memaksakan kepada seseorang melainkan sesuai dengan karunia yang diberikan olehNya kepada orang itu.”

4. Nabi Muhammad SAW dalam riwayat Muslim dari Abu Umamah

حَدَّثَنَا شَدَّادٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ وَلاَ تُلاَمُ عَلَى كَفَافٍ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى. [رواه مسلم]

Artinya:

  “Syaddad menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abu Umamah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu memberikan kelebihan hartamu, maka itu sangat baik bagimu.

Jika menahannya (tidak memberikannya), itu sangat jelek bagimu. Kamu tidaklah dicela karena kesederhanaanmu. Dahulukan orang yang menjadi tanggunganmu. Sebab tangan yang di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (orang yang meminta).” [HR. Muslim].

Demikian diskusi kita mengenai hadist tentang infaq yang perlu sahabat ketahui, semoga informasi ini bermanfaat dan memberikan pemahaman mengenai hukum berinfaq. Yuk jangan lupa berinfaq bersama Dompet Dhuafa Yogyakarta, berinfaq menjadi lebih mudah dan InsyaAllah amanah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *